Jodoh Tak Pernah Salah

Part 260 ~ Kesialan Egi



Part 260 ~ Kesialan Egi

"Brengsek Jauhkan tangan lo dari calon tunangan gue. Beraninya lo menyentuh dan memeluk Clara. Dia milik gue bukan milik lo," kata si pria yang memukul Egi.     

Egi mendesis dan marah karena tiba-tiba pria itu datang tanpa permisi dan memukulnya.     

"Lo gila? Berani-beraninya lo mukul gue? Salah gue apa sama lo?"     

"Salah lo karena telah berani mendekati calon tunangan gue. Sekali lagi lo deketin dia gue nggak akan segan-segan habisin lo," ancam si pria.     

"David hentikan tindakan bodoh lo." Clara melerai si pria yang memukul Egi.     

"Gue belum menyetujui perjodohan kita. Lo baru calon tunangan gue. Jadi lo nggak punya hak untuk marah. Gue bebas berteman dan bergaul dengan siapa saja     

Lo enggak berhak melarang gue."     

"Jika orang tua lo dan orang tua gue udah bertekad menjodohkan kita berarti lo bakal jadi tunangan gue. Lo enggak bisa menghindarinya. Jadilah cewek yang setia."     

"Jangan mimpi bertunangan dengan gue. Lo bukan tipe gue."     

David bersedekap seraya menaik turunkan alisnya.     

"Persetan gue bukan tipe lo yang jelas kita akan bertunangan." David melihat Egi dari ujung rambut sampai ujung kaki.     

"Jadi tipe lo cowok gay macam dia?" David menunjuk Egi. Dia mencibirkan bibirnya menghina Egi.     

"Cowok normal ada yang mau sama lo, masa milih gay kayak dia."David merendahkan Egi.     

"Sekali gay tetap saja gay tidak akan pernah sembuh. Percaya sama gue."     

Egi tidak terima dengan penghinaan David. Ia balik memukul David hingga babak belur.     

"Apa lo bilang? Gay tidak bisa sembuh? Gue akan buktikan sama lo jika gay bisa straight."     

"Orang macam lo mana mungkin bisa straight. Lo udah jadi bucin pria gay. Otak mana otak? Mungkin disaat Tuhan melakukan pembagian otak lo enggak ada sehingga lo enggak punya otak. Makanya jadi kaum JMJ. Jeruk makan jeruk." David mentertawakan dan menghina Egi hingga titik terendah.     

Emosi Egi terpancing mendengar penghinaan David. Kata-kata David melukai harga dirinya sebagai laki-laki. Egi kembali memukul David membabi buta, tak memberikan David kesempatan untuk melawan. Egi mencekik David hingga sulit bernapas. Clara terhenyak melihat kebrutalan Egi. Ia menghentikan Egi untuk berhenti mencekik David.     

Apakah ini karma Egi telah menyakiti almarhumah Ranti?     

Clara memeluk Egi dari belakang agar berhenti memukul David. Hari ini hari tersial dalam hidup Egi. Identitasnya terbongkar dan ia baku hantam dengan Musba. Sekarang ia malah baku hantam dengan calon tunangan Clara.     

"Egi sudah! Jangan diteruskan. Lebih baik kita pergi dari sini." Clara menarik Egi dan membawanya pergi.     

Clara membawa Egi ke apartemennya. Clara pergi ke dapur untuk mengambil P3K. Ia mengompres wajah Egi dengan alkohol lalu membersihkan lukanya. Wajah Egi membiru bekas pukulan. Hari ini pria itu sangat sial, bertengkar dengan Musba lalu bertengkar dengan David. Wajah Egi berantakan dan tak berbentuk. Matanya bengkak dan membiru karena di pukul.     

"Awwww sakit," desis Egi ketika Clara membersihkan lukanya.     

"Tahanlah sedikit," ucap Clara lemah lembut. Wanita itu bahkan meniup-niup luka Egi.     

Egi tersentuh melihat ketulusan Clara. Ia meraih tangan Clara dan mencium telapak tangannya. Clara sampai melamun karena tindakan Egi. Baru kali ini Clara merasakan ketulusan Egi. Ia tersentuh dan terharu. Tiba-tiba air matanya turun tanpa permisi. Egi mengelap air mata Clara.     

"Kenapa menangis?" Egi merasa bersalah telah membuat Clara menangis.     

Clara menaruh tangan Egi di pipinya agar merasakan suhu tubuhnya yang tiba-tiba hangat karena perlakuan Egi.     

"Tidak apa-apa."     

"Jika tak ada sesuatu kenapa menangis?"     

"Gue kasihan sama lo."     

"Kenapa lo kasihan sama gue?" Kening Egi berlipat tiga.     

"Lo terluka Gi." Clara terisak tangis. "Wajah lo babak belur."     

"Sudahlah. Tidak apa-apa. Aku sudah terbiasa seperti ini."     

"Aku yang tak terbiasa melihatnya." Clara dan Egi telah mengubah panggilan mereka jadi 'Aku dan kamu bukan gue dan lo'.     

"Sudahlah jangan menangis lagi nanti orang-orang di sekitar sini mengira aku menyiksa kamu."     

"Tak ada orang yang peduli Egi. Disini orang hidup secara individualisme. Tak ada kepedulian pada sesama."     

"Tapi aku peduli padamu. Apa benar laki-laki itu calon tunangan kamu?"     

Clara membuang wajah tak suka jika Egi membahas David. Egi menyentuh pipi Clara dan menariknya agar melihat padanya.     

"Kenapa kamu buang muka?"     

"Aku tak suka membahas David. Tiba-tiba mood aku memburuk."     

"Maaf membuat kamu tidak nyaman."     

"Kenapa kamu terlalu sering mengucapkan kata maaf Egi? Ini bukan kamu yang biasanya. Aku seperti tidak mengenalmu. Mana Egi yang slengekan dan tak punya basa-basi kalau bicara?" Clara bicara seraya memberikan obat pada luka Egi dan menutupnya dengan perban.     

Egi tertawa miris, "Kejadian hari ini telah merubah banyak hal."     

"Contohnya?"     

"Keinginan untuk straight semakin besar."     

Clara bak mendapatkan durian runtuh mendengar penuturan Egi.     

Tuhan, hatiku begitu bahagia jika benar laki-laki ini benar-benar berubah. Gumam Clara dalam hati.     

Clara sangat bahagia karena pria yang dia cintai akan menjadi pria normal. Semoga perubahan Egi ke arah yang lebih baik dan menjadi titik balik dari hubungan mereka. Clara menangis terharu akhirnya penantiannya akan segera berakhir. Semoga Egi benar-benar ingin berubah dan menjadi laki-laki straight. Clara akan selalu setia mendampingi Egi baik suka maupun duka.     

"Terima kasih," ucap Egi ketika Clara selesai membersihkan lukanya.     

"Sama-sama." Clara bangkit mengembalikan peralatan P3K ke dapur. Ia membuka kulkas dan mengambil dua botol minuman kaleng. Clara memberikan minuman kaleng pada Egi.     

Egi membukanya dan meminumnya hingga habis. Egi sangat haus.     

"Clara." Egi memanggilnya.     

"Ya," jawab Clara pelan. Entah kenapa ia tiba-tiba kikuk bicara dengan Egi     

"David itu benaran calon tunangan kamu?"     

"Iya. Papa menjodohkan kami. Kenapa kamu bertanya?"     

Egi menggeleng namun Clara memaksanya untuk bicara.     

"Jangan mau bertunangan dengan David. Dia bukan laki-laki yang baik."     

"Aku tidak suka cara dia memperlakukan kamu. Baru calon tunangan dia sudah berani melarang kamu apalagi jika kalian telah bertunangan. Pasti dia sangat posesif dan tidak membolehkan kamu berteman dengan siapa pun."     

"Aku sebenarnya tidak ingin bertunangan dengan dia, tapi papa menjodohkan kami. Papa David dan papaku memiliki hubungan bisnis. Pernikahan bisnis agar saling menguntungkan."     

"Seharusnya kamu menolaknya." Egi mulai posesif.     

Clara bersorak dalam hati. Egi telah memakan umpannya.     

"Kenapa kamu yang marah?" Clara memprovokasi Egi.     

"Aku tidak ingin melihat kamu menderita."     

"Hanya itu?" Clara berkacak pinggang.     

"Tidak tahu."Egi bangkit dan pergi ke kamar menghindari Clara. Ia malu.     

Clara tersenyum manis melihat tingkah malu-malu Egi. Dia membiarkan Egi untuk istirahat. Clara mengambil handphone dan menghubungi David.     

:telephone_receiver: "David lo gapapa?" Clara khawatir karena Egi memukulnya membabi buta.     

:telephone_receiver:"Gapapa kepala lo. Gue hampir mati kena cekik." David mengumpat.     

:telephone_receiver: "Maaf. Gue enggak nyangka dia bakal sekalap itu." Clara bicara pelan agar tak didengar Egi.     

:telephone_receiver: "Bayaran gue harus gede ini. Wajah gue lebam dan gue hampir kehilangan napas karena cekikan dia."     

:telephone_receiver: "Baiklah gue akan kasih lo bonus. Kompensasi atas pukulan Egi."     

:telephone_receiver: "Lo paling pengertian Clara. Senang berbisnis dengan lo." David sumringah mendapatkan uang lebih. Tak sia-sia tadi berakting jadi calon tunangan Clara. Walau babak belur namun mendapatkan pembayaran yang lumayan besar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.