Jodoh Tak Pernah Salah

Part 241 ~ Membongkar Rahasia Bara



Part 241 ~ Membongkar Rahasia Bara

Egi bertarung dengan dirinya sendiri. Antara mau membongkar atau tidak hubungannya dengan Bara. Ranti sangat baik ia jadi tidak tega. Egi kembali memandangi foto pernikahan Bara dan Dila yang terpajang di dinding. Rasa sakit hati kembali mendominasi dirinya. Egi mengambil smartphone dari saku celananya dan memulai rencana untuk membalas dendam.     

"Tante kamar mandinya dimana?"     

"Lurus lalu belok kanan."     

"Kebelet pipis tante," katanya dengan ekspresi lucu. Sebelum pergi ke kamar mandi Egi memutar sebuah video dan menaruhnya di atas meja.     

Ranti sibuk membalas chat teman-teman arisannya di grup. Sesekali tertawa membaca candaan teman-temannya.     

"Bara aku sayang dan cinta sama kamu."     

Ranti kaget mendengar suara laki-laki mengatakan cinta pada Bara. Ranti mencari asal suara. Ia melihat smartphone Egi dan menontonnya. Tangan Ranti gemetar memegang gadget Egi. Ranti melihat Bara dan Egi berada di sebuah video.     

"Bara apakah kamu memiliki perasaan yang sama sama aku?" Egi mengatakan cintanya di sebuah club. Sudah bisa dipastikan jika itu club Vegi yang memiliki komunitas gay.     

"Egi." Bara menatap Egi penuh cinta dan menggenggam kedua tangan Egi.     

Ranti shock hingga terduduk di lantai. Ia benar-benar kaget dan tak menyangka jika Bara. Ranti tak mau gegabah menyimpulkan sesuatu. Ranti kembali melanjutkan menonton video dari gadget Egi,     

"Bara. Apakah kamu juga mencintaiku?" Tanya Egi dengan perasaan berdebar-debar."     

"Di depan semua orang aku ingin mengatakannya Bara. Aku cinta dan sayang sama kamu. Maukah kamu menjadi kekasihku dan kita merajut masa depan bersama?" Egi mengatakan cintanya.     

Penonton yang mayoritas gay memberikan semangat untuk Egi, Mereka bahkan bertepuk tangan menyemangati Egi.     

"Terima. Terima. Terima."     

"Terima. Terima. Terima."     

"Terima. Terima. Terima."     

Bara bahkan menutup telinga karena suara yang begitu keras. Bara bahkan tersenyum menatap Egi dan membelai wajahnya.     

"Egi aku bukanlah seorang pujangga yang pintar bermain kata-kata. Aku lelaki yang sibuk dengan karir dan masa depan. Aku tersanjung jika kamu merasakan hal yang sama."     

"Hal yang sama? Apa Bara juga cinta dan sayang Egi?" Tanya Egi untuk meyakinkan analisisnya.     

"Iya. Aku juga sayang dan cinta Egi." Bara tersenyum sumringah. Tak ada yang lebih membahagiakan daripada hari ini. "Kalian dengar ya mulai hari ini Egi resmi jadi kekasih gue."     

Pasangan gay yang baru jadian itu mendapatkan tepuk tangan yang meriah dari kaumnya. Mereka mendapatkan ucapan selamat. Bara dan Egi membuat suasana semakin panas, Tanpa malu-malu mereka berciuman bibir dengan mesra menyalurkan cinta mereka yang salah. Tepuk tangan semakin keras kala mereka berciuman dengan panas.     

Ranti melemparkan gadget Egi melihat adegan ciuman Bara dan Egi. Ranti langsung mual dan lemas. Terjawab sudah kenapa Bara tak kunjung menikah hingga usianya menginjak 35 tahun. Bara tak menyukai wanita karena dia seorang gay.     

Egi menikmati keterkejutan Ranti. Ia tidak ke kamar mandi. Itu hanya akal-akalan Egi saja. Egi hanya memberikan waktu untuk melihat semuanya. Betapa bejatnya anak yang sangat ia banggakan. Punya anak satu tapi kelakuannya minus dan menyimpang.     

Egi balik ke ruang tengah mencoba membantu Ranti yang tumbang. Ranti menepis tangan Egi dengan kasar.     

"Jangan sentuh aku!" Pekik Ranti histeris.     

"Kenapa tante?" Egi pura-pura tidak tahu.     

"Apa maksud video ini?" Ranti memberikan smartphone Egi dan menarik kerah baju Egi.     

"Tanpa Egi katakan tante pasti sudah tahu. Tante sudah terlalu dewasa untuk mengartikannya," balas Egi melepaskan tangan Ranti dari tubuhnya.     

"Apa tujuan kamu melakukan semua ini?" Ranti bicara dengan bibir gemetar dan wajahnya pucat. Sakit jantung yang dideritanya membuatnya tak bisa menerima berita buruk. Keringat dingin mengucur dari tubuhnya. Ranti bermandikan keringat.     

"Egi hanya ingin tante tahu siapa anak tante yang sebenarnya. Dia tidak sebaik yang tante kira. Anak tante gay dan Egi kekasihnya," kata Egi membentak Ranti tak bicara lembut seperti tadi. Keadaan rumah yang sepi dimanfaatkan Egi untuk memprovokasi Ranti.     

"Akulah kekasih dari anak tante. Akulah alasan kenapa Bara tidak menikah dalam waktu lama. Kami telah menjalin hubungan bertahun-tahun. Aku tahu luar dalam Aldebaran. Tante dan om telah menghancurkan hubungan kami dengan memaksanya menikah dengan wanita sialan itu,"     

Plakkkkkkk!!!! Ranti menampar Egi.     

"Menantuku bernama Dila. Jangan seenaknya memanggilnya wanita sialan." Ranti tak terima perkataan Egi. "Kami yang sialan."     

"Tante." Emosi Egi terpancing, memperlihatkan sifat aslinya. Tak ada keramahan dan kesopanan seperti tadi.     

"Jika tante bilang aku sialan apa bedanya dengan Bara. Dia juga sialan tante. Dan dia lebih sialan daripada aku. Dia mencampakkan aku. Setelah menikah dengan menikah dengan wanita sialan itu dia membuangku. Habis manis sepah dibuang. Aku kekasih dari anak tante. Kami gay tante. Kami pasangan gay yang saling mencintai."     

"Cukup! Tante tidak mau mendengar ucapan kamu." Ranti frustasi menutup kedua telinganya.     

"Tante harus dengar semuanya. Aku dan Bara telah menjalin hubungan selama tujuh tahun dan kami saling mencintai. Kami bahkan akan menikah di Belanda jika perjodohan sialan itu tidak terjadi. Kalian telah memisahkan kami. Wanita itu telah merebut Bara dari aku tante." Egi mengatakan uneg-uneg dihatinya. Egi enggan menyebut nama Dila makanya dia menyebutnya wanita itu.     

"Jangan lanjutkan ucapan kamu." Ranti menangis tak menerima kenyataan jika putra kesayangan dan kebanggaannya seorang gay. Ranti pikir Bara sudah sembuh berkat terapi kejiwaan namun dugaan Ranti salah. Bara menyimpang dan menjalin hubungan terlarang dan menyimpang.     

Hati Ranti sangat hancur dan remuk. Sakit yang ia rasakan tak bisa digambarkan dengan kata-kata. Hanya kekecewaan, Ranti tak bisa menerima kenyataan. Dada Ranti sesak dan sakit. Berusaha menahan rasa sakitnya agar tak terlihat lemah di depan Egi.     

"Gara-gara kalian menikahkan Bara dengan wanita itu dia meninggalkan aku dan melupakan aku. Setelah semua cinta yang aku berikan bahkan tubuhku sendiri apakah ini balasan untuk aku? Seenaknya Bara meninggalkan aku demi wanita itu. Aku tidak terima tante. Terlalu sakit disini."Egi menunjuk dadanya.     

"Wanita itu telah menghasut Bara agar membenci aku. Dia merebut Bara bahkan dia juga telah hamil anak Bara. Aku tidak rela melihat mereka bahagia tante. Mereka harus hancur seperti aku. Jika aku tidak bahagia Bara pun tak layak bahagia. Aku tahu tante sakit jantung makanya aku mengatakan semuanya pada tante agar Bara tahu betapa sakitnya kehilangan." Egi bicara dengan wajah gelap dan dingin.     

"Aku tidak akan membiarkan Bara bahagia sampai kapan pun. Jika perlu aku akan menghabisi Bara agar aku dan wanita sialan itu sama-sama tak memiliki Bara. Lebih baik Bara mati daripada aku tak bisa bersamanya. Aku benci kalian. Setelah ini aku akan membuat perhitungan dengan menantu sialan tante. Beraninya dia mengubah seksualitas Bara. Gara-gara dia Bara ingin kembali ke kodrat dan jadi laki-laki seutuhnya." Egi meninggalkan Ranti dengan perasaan puas. Ia tersenyum sumringah misi pertamanya telah     

Selepas Egi, Ranti ambruk hingga jatuh ke lantai. Ranti terlentang berusaha untuk bangkit. Jantungnya kumat. Tubuhnya lemas dan tak bertenaga untuk bangkit.     

"Bara," panggil Ranti sebelum kesadarannya hilang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.