Jodoh Tak Pernah Salah

Part 215 ~ Kado Manis ( 1 )



Part 215 ~ Kado Manis ( 1 )

Dila baru saja masuk kantor setelah beristirahat pasca keguguran. Sebenarnya cuti Dila masih ada di dua minggu lagi cuma karena bosan di rumah dia memutuskan untuk bekerja dan menangguhkan cutinya yang dua minggu bersisa.     

Dila dan Bara kembali tinggal di rumah Defri. Sebenarnya Bara ingin tinggal di Danau Teduh biar bisa bermesraan dengan Dila dengan bebas namun karena Lusi dan Defri meminta mereka kembali ke rumah mau tidak mau Bara kembali tinggal di rumah mertuanya.     

Pagi ini Dila mendapatkan sambutan hangat dari rekan kerjanya.     

"Welcome to office Kep Dila," sapa Vinta sang customer service yang absurd dan lucu abis selepas briefing pagi. Vinta CS yang kalo ngomong enggak pake saringan dan hanya ngomong sama nasabah yang pake saringan.     

"Terima kasih Vinta."     

"Selamat datang kembali Ibu pemimpin capem," kata Karina, Dora, Emir bergantian.     

"Selamat datang kembali ke dunia nyata kep," sambut Renata wakil pemimpin capem.     

Vinta dan Emir adalah customer service. Karina dan Dora adalah teller. Tim marketing dana dan kredit pun ikut memberikan sambutan yang luar biasa. Ada Vino, Niken, Siska, Adrian dan Ryan.     

"Terima kasih semuanya. Aku kangen sama kalian."     

"Mari berpelukan," kata Vinta mengajak pelukan ala teletubbies.     

"Cowok enggak boleh ikutan ya bukan muhrim," kata Vinta menoleh pada Emir dan rekan cowok lainnya.     

Emir menujulurkan lidah, "Siapa pula yang mau ikutan? Kepedean lo."     

Emir dan Vinta bak Tom and Jerry. Mereka selalu bertengkar. Masalah kecil pun mereka kerap bertengkar. Siapa lagi yang mulai jika bukan Vinta. Namun jika ada masalah dengan nasabah mereka berdua kompak dan bahkan saling membela dan melindungi.     

"Terima kasih atas sambutannya teman-teman," kata Dila dengan mata berkaca-kaca.     

"Kep jangan sedih gitu kep. Kami ikutan sedih," ucap Vinta dengan gaya super lebay.     

Vinta karyawan paling muda di MBC capem utama. Sebagai CS dialah CS andalan walau tingkahnya bak anak kecil padahal usianya sudah 24 tahun. Anaknya pintar dan cepat menangkap sesuatu dan daya ingatnya sungguh luar biasa. Contoh daya ingatnya luar biasa hafal nomor rekening karyawan se-bank MBC Cabang Utama.Dia paling berisik di kantor dan jika dia tak masuk kantor maka kantor akan sepi.     

"Kami udah kangen sama kep dan semuanya," kata Dora membuka obrolan.     

"Selama kep pergi kami tersiksa kep," ucap Vinta memelas kayak orang teraniaya. Vinta memasang ekspresi sedih selebay mungkin.     

"Wow menarik…." Dila tersipu malu.     

"Renata lo hutang cerita sama gue." Dila menoleh pada Renata. Dila dan Renata seumuran, satu angkatan masuk bank MBC makanya mereka hanya panggil nama walau Dila atasan dan Renata bawahan.     

"Siap Dila," ucap Renata mengacungkan jempol.     

"Gue turut berduka ya Dila atas musibah yang menimpa lo."     

"Makasih teman-teman semua."     

Vinta mendekati Dila. Dia merunduk seraya menyentuh perut Dila, "Dedek datang lagi diperut mommy Dila ya sayang. Bilangin sama Daddy Bara sering-sering goyang mommy biar kamu hadir lagi."     

Ucapan Vinta mendapatkan tabokan dari Emir. Ini anak mulutnya ampun dech!     

"Kayak orang udah nikah aja lo. Sok goyang lagi bilangnya." Gigi Emir bergemeletuk menatap sang junior.     

"Bukannya lo yang ajarin gue bang? Katanya sekarang kuasai teori dulu pas gue nikah sama Akbar dah jago." Vinta membalikkan keadaan membuat Emir tersudut.     

"Apaan sich lo? Kapan gue bilang?" Muka Emir merah karena malu. Ini anak kecil benar- benar cari gara-gara.     

"Udah jangan berantem mulu." Dila tertawa menengahi mereka berdua.     

"Siap-siap gih nasabah udah nunggu!" Dila melirik Renata untuk membuka klus alias brankas bank yang anti api, tak bisa dibobol dan anti banjir.     

Setiap pagi Dila dan Renata membuka klus tempat penyimpanan uang. Mereka mengambil uang untuk diserahkan pada teller dan nantinya uang itu yang diberikan jika nasabah menarik dana mereka. SOP membuka klus harus berdua karena kuncinya ada dua. Satu kunci dipegang oleh Dila, satu lagi di pegang Renata. Kombinasi angkanya juga dibuka sebanyak dua kali. Kombinasi angka sandi klus Dila dan Renata sama-sama mengetahuinya.     

"Mana kunci lo?" Dila mengadahkan tangan meminta kunci Renata.     

Renata memberikan kuncinya setelah itu Dila membuka kunci satunya lagi. Dila langsung memutar kombinasi angka sandi klus. Dila lega berhasil membuka pintu klus karena sempat lupa dengan kombinasi angkanya.     

"Silakan Buk wakil ambil uangnya," kata Dila mencandai Renata.     

"Lebay lo," balas Renata tersenyum kecil. Renata mengambil keranjang dan mengambil uang untuk Karina dan Dora.     

Karina dan Dora sudah stand by di depan klus untuk mengambil uang. Renata memberikan keranjang yang berisi uang pada kedua tellernya. Setiap pagi Renata hanya menjatah teller modal 300 juta perteller. Jika kurang akan diminta lagi. Uang teller tidak boleh lebih dari 300 juta dalam laci. SOPnya seperti itu dan juga untuk menghindari perampokan. Seandainya terjadi perampokan uang bank tak akan bisa dikuras habis perampok karena aman dalam kluse.     

Setelah memberikan uang pada Karina dan Dora kedua pimpinan MBC capem utama mengobrol dalam ruangan Renata.     

"Apa yang terjadi selama gue enggak masuk Re?" Dila duduk di depan Renata.     

Air muka Renata langsung berubah, ia melengos mengambil napas, "Lo sich ambil cuti kelamaan banget. Banyak banget Dil yang terjadi disini. Kantor enggak kondusif dan aroma amis menyeruak."     

"Siapa yang gantiin gue?"     

"Pak Ilman."     

"Pantes si nyai badas itu bilang teraniaya," balas Dila tergelak tawa mengingat ekspresi memelas Vinta.     

"Gimana enggak teraniaya sama lo. Nyai badas habis di serang istrinya Pak Ilman dibilang pelakor dan dilempar pake gelas kaca untung aja dia bisa menghindar kalo tidak udah dijahit kepala dia."     

"Serius?" Dila tak bisa menyembunyikan rasa kagetnya.     

"Serius Dil malah dua rius nich. Parah pokoknya selama dia Pjs disini." Renata cerita seraya memotong kuku. Pjs singkatan dari pejabat sementara.     

"Terus apa yang parahnya lagi?"     

"Dia kerjaannya tidur aja dalam ruangan lo. Habis buka klus dia pergi ke ruangan lo tidur. Mana tidurnya ngorok lagi. Sekalinya bangun, panggil Vinta ke dalam ruangannya. Ngajak ngobrol yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan. Kadang Emir mengumpat karena ditinggal sendirian. Nasabah rame sementara nyai badas dalam ruangan sama Pak Ilman."     

"Ngapain Vinta di dalam?"     

"Masa lo lupa ngapain? Bukannya orang lama kayak kita udah paham gimana karakternya Pak Ilman?"     

"Pak Ilman memang genit sich. Langsung hijau liat yang bening-bening kayak Vinta. Jangan bilang dia ajak ngobrol dan liat paha mulus Vinta," ujar Dila menebak.     

"Benar banget."     

"Vinta sudah sering dibilangin tolong pake celana short karena rok dia pendek tetap aja enggak mau pakai. Kalo berdiri emang roknya di atas lutut tapi kalo udah duduk jadi setengan paha dan mengekspos paha mulusnya dia." Dila geleng- geleng kepala.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.