cinta dalam jas putih

Obat Nyamuk



Obat Nyamuk

"Daddy kenapa, mom? " tanya key pada nita yang sedang menyiapkan sarapan.     

Nita menggelengkan kepalanya sambil melihat sekilas ke arah dokter edwin yang wajahnya terlihat sedih.     

"Mommie marahan sama daddy? " lalu key bertanya kembali.     

Dan nita menjawabnya dengan gelengan kepalanya, semalam dia dan dokter edwin tidak bicara apapun setelah dia menerima telpon dari kurir pengantar makanan yang di pesan dokter edwin untuk stafnya yang bernama magha.     

"Ohhh... " nita baru mengingatnya dan lalu berbisik ke arah key, "dokter kemarin mengirimkan pizza spesial khusus untuk stafnya di ruang bersalin bernama bidan magha! "     

Key mengangguk, "terus mommie marah dan akhirnya daddy cemberut seperti itu "     

Nita mengerutkan dahinya sambil tertawa kecil, "siapa yang marah, ayahmu saja yang perasa. Dia malu sendiri karena bisa mengirim makanan spesial untuk satu stafnya sedangkan aku dia suruh minum obat yang banyak! "     

Key ikut tertawa, "mommie sama daddy aneh, yang satu susah untuk bilang kalau dia cemburu yang satu sungkan untuk meminta maaf! "     

"Siapa yang cemburu,,, " kilah nita kembali fokus pada masakannya.     

Key terkekeh dia lalu menjauh dari nita dan duduk di samping kursi ayahnya itu.     

"Daddy, aku minta uang " ucap key, "inikan akhir pekan jadi aku mau ajak yunna jalan-jalan malam mingguan "     

"Pergi dengan mommie baru kalian bisa dapat ijin main diluar " jawab dokter edwin, "daddy ada satu operasi hari ini jadi tidak bisa mengawasi kalian berdua "     

"Masa nonton berdua ajak mommie " rengek key.     

"Setuju atau tidak boleh sama sekali, dan tentu saja tidak ada uang tambahan! "      

Key cukup lama memikirkannya.     

"Ya sudah, karena aku terlanjur janji pada yunna hari ini akan ajak dia pergi " key akhirnya setuju.     

"Mommie temani aku jalan-jalan sama pacarku hari ini! " cetus key pada nita.     

Nita terkejut mendengarnya, dia lalu menoleh ke arah dokter edwin yang pura-pura tidak melihatnya.     

"Dokter,,, " kali ini rengekan nita pada dokter edwin di dalam kamar mereka. Setelah tadi ketika sarapan key yang merengek padanya.     

"Masa pacaran ditemenin, dokter " sambungnya, "key kan bisa sendiri "     

"Dia masih kelas satu smu " jawab dokter edwin, "masih harus di awasi orang tua. Karena hari ini aku ada operasi cito, jadi harus kamu sebagai mommienya yang mengawasi "     

Nita menundukkan wajahnya dan memperlihatkan wajah kesalnya kali ini, karena menemani orang pacaran itu seperti sebuah obat nyamuk bakar baginya. Dia hanya akan menjadi asap diantara mereka.     

Dokter edwin tersenyum melihat nita yang berwajah seperti itu, dia menyimpan satu tangannya di dagu nita dan mengangkat wajahnya perlahan.      

"Kalau operasiku berjalan cepat aku akan susul kalian " ucap dokter edwin yang lalu memberikan sebuah ciuman di bibir nita untuk menghilangkan wajah kesalnya.     

"Apa kamu sudah minum obatnya? " dia menghentikan ciumannya untuk menanyakan itu pada nita.     

"Sudah " jawab nita, kali ini ada senyuman kecil di wajahnya walaupun terlihat sedikit kesal.     

"Nomor pin nya aku sudah ganti dengan tanggal ulang tahunmu "     

"Nanti aku menyusulmu " sambung dokter edwin, diapun kembali memberikan ciuman di bibir nita.     

"Kalau kamu mau aku akan memesan pizza yang lebih spesial dari yang kemarin aku pesan untuk magha karena itu hadiah ulang tahunnya "     

Nita tertawa kecil seraya menggelengkan kepalanya.     

"Jangan beli minuman bersoda, kalau kamu ingin minuman manis sebaiknya jus buah! " perintah dokter edwin, "lebih bagus air putih supaya pengobatan yang kita lakukan berhasil "     

"Hari ini saja,,,, " nita merengek, "bolehkan yang ada bubblenya? sesudah itu saya janji tidak minum itu "     

Dokter edwin tersenyum dengan gelengan kepalanya, "hari ini saja "     

"Boleh? "     

Dan dokter edwin menjawab dengan anggukkan kepalanya. Satu hal yang tidak bisa membuatnya melarang nita adalah ketika dia harus mendengar rengekannya yang manja.     

"Terima kasih " nita tersenang mendapatkan ijin membeli makanan kesukaannya.     

"Kalian pergi dengan pak tito " ucap dokter edwin seraya mengusap lembut rambut nita, "selamat bersenang-senang "     

Nita tersenyum seraya menganggukkan kepalanya. Walaupun sebenarnya dia tidak yakin akan mendapatkan kesenangan.     

Dia dan key akhirnya sampai di tempat yang sudah di tentukan oleh dua sejoli itu. Nita penasaran dengan sosok yang menjadi pacarnya key sekarang ini, karena menurutnya key itu memiliki wajah yang tampan seperti ayahnya tentu saja banyak teman-teman wanita sekelasnya yang berharap menjadi pacarnya. Dia jadi teringat sewaktu sekolah dulu, yang sudah bahagia walaupun cuma di ajak makan gorengan dua ribu empat oleh pacarnya di warung belakang sekolah.     

"Yunna! " nita menunjuk sosok yunna yang berlari ke arah key dan memegang tangannya.     

"Kakak! " yunna pun menunjuknya dengan terkejut dan tawanya yang senang, dia menghampiri nita dan memeluknya.     

"Yunna " panggil key, "dia itu mommie yang aku ceritakan sama kamu "     

"Jadi mommie key itu kakak! " yunna semakin terkejut ketika key memberitahunya.     

Yunna tersenyum ke arah nita, "terima kasih kak, karena sudah mau mengalah untuk kak ellen "      

Nita tersenyum dengan anggukkan di kepalanya, dia tidak terkejut mendengar perkataan yunna karena axel dekat sekali dengan adiknya itu pastilah dia sudah tahu dari axel sendiri.     

"Aku pesan cemilannya dulu " key meninggalkan mereka berdua untuk mencari cemilan yang akan mereka bawa ketika menonton film yang sudah mereka rencanakan.     

"Kakak mendahuluiku menikah dengan paman dokter " ucap yunna, yang dia maksudkan itu adalah dokter edwin.     

"Kenapa? " nita terheran yunna sepertinya tahu lebih banyak darinya tentang dokter edwin.     

"Kakak lihat kalung ini " yunna memperlihatkan kalung yang dipakainya pada nita.     

"Ini dulu pemberian paman dokter ketika aku masih di dalam perut ibu " sambung yunna, "ibu sama seperti kakak sering dipanggil nita, paman dokter dulu suka sama ibu tapi ayah sudah lebih dulu menikahi ibu. Kak axel bilang dulu dokter edwin sayang sekali dengan ibu, dia kasih kalung ini supaya nanti kalau paman dokter belum menikah aku harus menikah dengan paman dokter "     

Nita menganga mendengar cerita yunna yang begitu sama persis dengan dongeng drama.     

"Aku minta maaf karena tidak tahu kalau dokter edwin calon suami masa depanmu " ucap nita.     

Yunna terkekeh, "kakak, itukan cuma perkataan. Lagipula kehidupan itu tuhan sudah tentukan "     

"Lagipula ayah pasti sangat tidak setuju kalau itu benar " sambung yunna, "dia paling tidak suka kalau tahu aku pacaran "     

"Lalu kenapa sekarang pacaran dengan key? " tanya nita.     

"Kalau dengan orang lain aku tidak berani " jawab yunna, "key kan daddynya dokter, pasti ayah setuju "     

"Seperti turun temurun " sambung yunna, "ada silsilah dokter di keluarga "     

Nita tersenyum sambil menganggukkan kepalanya, jika benar yang yunna katakan padanya dia lalu berpikir. Ayah dan ibunya adalah petani jadi seharusnya dia mencari suami yang punya turunan petani di keluarganya.     

Lalu nita menggelengkan kepalanya memikirkan kerumitan hidup yunna dan axel. Tentu saja membuatnya menjadi insecure.     

"Mommie " key datang dengan memberikan selembar kertas pada nita.     

"Mommie tinggal bayar makanannya disana " key menunjuk ke sudut kanan ruangan, "dan jangan lupa beli tiketnya tiga film horor pesugihan "     

Nita beranjak dari duduknya, "key yang romantis dong cari filmnya! "     

"Masa pacaran nonton film tentang babi ngepet sih... "     

Yunna menahan tawanya mendengar ucapan nita kali ini.     

"Kami ada tugas mengamati film horor kak " yunna menjelaskan alasan mereka memilih film yang jauh dari kesan romantis itu.     

Nita tidak bisa berkutik lagi jika itu yang menjadi alasan key dan yunna.     

"Kalau itu alasannya mau apa lagi! " nita menarik nafasnya dan lalu pergi ke tempat pembelian tiket dan membayar cemilan yang key beli.     

Ditengah kekesalan nita karena key yang begitu banyak membeli cemilan dia terharu karena putra sambungnya itu memperhatikannya. Dia memesankan nita minuman buble green tea kesukaannya dan burger untuknya. Karena sepertinya key tahu nita harus mengurangi cemilan popcorn.     

"Key! " nita menunjuk key yang akan duduk disamping yunna.     

"Mommie harus ditengah! " cetus nita, "penontonnya cuma sedikit, kalian mau berdekatan supaya bisa ambil kesempatan ketika gelap? "     

"Daddy kamu bilang hari ini aku bertanggung jawab mengawasi kalian! " sambung nita.     

Key dan yunna saling memandangi, dan lalu merapatkan kedua tangannya.     

Nita menggelengkan kepalanya, "kalian harus ikut aturan "     

Yang pada akhirnya mereka menuruti semua peraturan yang nita terapkan sekarang ini.     

"Yunna " panggil key mulai mengeluarkan catatannya, "menurutku sugih itu orang yang terlalu memandang kesusahan adalah bagian dari hidupnya "     

Yunna menoleh ke arah key yang terhalangi oleh nita.     

"Dia itu orangnya mudah putus asa key! " yunna bicara sedikit berteriak.     

"Tapi kenapa pesugihan itu identik dengan babi? " key pun bertanya dengan nada yang sama dengan yunna.     

"Tidak semua, key. Kadang ada ular, monyet sama tuyul! " jawab yunna.     

Nita menarik nafasnya karena sedari tadi mengikuti pembicaraan mereka berdua.     

"Iya, baiklah kalian boleh pindah kursi! " cetus nita.     

Dia berdiri dan meminta yunna beralih ke kursi disamping key yang awalnya menjadi tempat duduknya.     

"Jangan aneh-aneh! " nita mengawasi mereka berdua yang memaksakan membuat tulisan di bawah sinar ponsel mereka.      

'Dan ini bagian dari contoh obat nyamuk! ' celetuk nita dalam hatinya sambil terus memperhatikan yunna dan key yang masih menulis untuk menyelesaikan tugas mereka.     

Dia tersenyum tipis, dulu sewaktu sekolah dia senang sekali menemani teman dekatnya berpacaran walaupun kehadirannya seperti ada dan tiada tetapi itu menyenangkan.     

Nita menopang pipinya dengan satu tangannya sambil memperhatikan key dan yunna.     

Ketika tengah serius memperhatikan keduanya tiba-tiba nita dikejutkan dengan seseorang yang datang dan mengambil minuman yang dipegang dari tangannya.     

"Dokter... " nita memelankan suaranya ketika dokter edwin yang duduk disampingnya meminta nita untuk tidak memberitahukan kehadirannya.     

"Minumannya enak juga " dia berbisik pada nita.     

Nita tersenyum kaget dengan kehadiran dokter edwin yang diam-diam dan melihat laki-laki itu menghabiskan minumannya kali ini, tapi ada hal yang membuatnya senang karena kehadirannya yang tiba-tiba membuat nita melupakan minuman kesukaannya itu. Walaupun sebenarnya dia merasa lebih baik dia sendiri saja kali ini...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.