Lanjutan Yang Tertunda
Lanjutan Yang Tertunda
Semalam satu tangannya terasa kesemutan tetapi kali ini semua terasa baik-baik saja dan juga tempat tidurnya jauh lebih luas. Dan yang ada di dalam pikirannya ketika tidur adalah bahwa dokter edwin sudah pergi dari sampingnya.
"Kemana dokter? " nita terperanjat ketika menyadari bahwa tidak ada sosok dokter edwin di sampingnya.
Dan lalu kedua matanya menoleh ke arah jarum jam di dinding yang menunjukkan pukul enam pagi.
"Ternyata sudah pagi.. " nita merapikan rambutnya yang menutupi hampir seluruh wajahnya.
Rambutnya masih sedikit aneh setelah mencoba gaya baru kemarin, yang ternyata sedikit berkesan 'nakal ' baginya ditambah dengan pakaiannya malam ini.
Dia hanya tidak menyangka jika dokter edwin akan pulang cepat dari pekerjaannya, dan pada awalnya dia hanya ingin mencoba saja pakaian itu.
"Ya ampun!!! " teriaknya ketika memandangi dirinya sendiri di cermin.
Terlihat jelas eyeliner yang masih terlihat jelas dan eyeshadow yang kemarin dia coba pakai.
"Apa-apaan ini " dengan cepat dia mengambil sebuah tisu dan mencoba menghapusnya.
"Dandanan mau show ini! " celetuknya sambil terus memandangi wajahnya di cermin.
"Ini sudah jelas terlihat aku sedang menggoda dokter!!! " sambil terus mencoba menghapus riasannya dia menangis tanpa air mata karena tindakan anehnya itu.
"Kenapa dihapus? " suara dokter edwin dari arah belakang mengejutkannya.
"Dokter " nita terkejut sambil menyembunyikan tisu yang dipakainya untuk menghapus riasan di wajahnya.
Dokter edwin tersenyum kecil sambil terus memandangi sosok nita.
"Ternyata kalau melihat kamu memakai pakaian itu di pagi hari terlihat lebih jelas semuanya " ucap dokter edwin menggodanya.
Dengan cepat nita menutupi belahan dadanya yang terbuka dengan kedua tangannya dan berjalan setengah berlari ke arah tempat tidur untuk mengambil bathrobes miliknya.
"Lagi-lagi lupa memakai ini! " celetuk nita pelan.
Sambil memakai bathrobes untuk menutupi tubuhnya yang terbuka.
Tetapi ketika dia mengikatkan tali yang melingkar di pinggangnya ada tangan lain yang menghentikannya.
Nita bisa merasakan hawa dingin dari punggungnya sekarang ini, dengan detak jantungnya yang bekerja lebih cepat dan kesulitannya untuk menelan ludahnya karena dia sadar sosok dokter edwin berada dekat di belakangnya.
"Kamu malu memakai pakaian yang bibi hadiahkan? " sebuah pertanyaan muncul pada nita.
Dan nita tidak mempermasalahkan pertanyaan itu, tetapi cara dokter edwin yang lagi-lagi bertanya dengan berbisik ke telinganya membuatnya harus menahan geli.
Tetapi sepertinya dokter edwin edwin senang sekali melihat wanita disampingnya itu malu-malu seperti itu. Dia mengakui bahwa sekarang ini dia sama saja seperti lelaki lainnya yang tidak dapat menahan godaan seorang wanita muda yang berpakaian seksi seperti yang dipakai oleh nita sekarang ini.
"Apa kamu mau melanjutkan kegiatan kita yang tertunda kemarin? " dia berbisik kembali di telinga nita.
Membuat wanita itu menggeliat dan mencoba menjauhkan wajahnya dari dokter edwin, tetapi dengan cepat di tahan.
"Jangan bilang kamu tidak tahu apa yang harus dilanjutkan? " lagi-lagi dia bertanya pada nita tetapi kali ini dengan satu ciuman mendarat di pundak nita.
Bathrobes yang tadi dipakai olehnya telah berhasil terlepas.
Lagi-lagi reaksi yang diperlihatkan oleh nita adalah wajahnya yang memerah terlihat dari cermin yang ada di hadapan dokter edwin.
"Dokter " nita mencoba melepaskan diri, tetapi justru kali ini malah merubah posisinya menjadi berhadapan dan sepasang mata mereka saling bertatapan.
Dokter edwin tertegun, melihat wajah nita yang pagi ini terlihat sama dengan wanita yang dulu selalu berada di pikirannya setiap saat.
Dan itu membuatnya tidak melepaskan tangannya yang berada di pinggang nita sekarang ini.
"Semalam aku belum memberikan pujian padamu kalau kamu cantik " ucap dokter edwin seraya merapikan anak-anak rambut yang berada di pipi nita.
Dan tentu saja hati nita luluh seketika, dia sedang berada di pelukan seorang laki-laki di pagi hari dan mengatakan bahwa dia cantik dengan merapikan rambut-rambutnya. Hal romantis yang membuat wanita manapun akan jatuh ke dalam perangkap begitu cepat.
"Dokter minum obat apa? " tetapi pertanyaan dari nita itu membuat seketika tawa dokter edwin muncul.
"Kenapa bertanya seperti itu? "
"Aneh saja melihat sikap dokter yang berubah " jawab nita sambil terus berusaha melepaskan diri dari dokter edwin.
Tawa kecil terlihat di wajah dokter edwin, "aku tidak akan memaksamu kalau kamu tidak mau "
"Memaksa apa? " nita dengan cepat bertanya.
Dokter edwin lagi-lagi tertawa mendengar pertanyaan yang dilayangkan oleh nita, yang sebenarnya dia juga sudah tahu apa yang dimaksudkan olehnya tadi.
Dia tidak menjawab pertanyaan dari nita, tetapi mencoba menerobos pertahanannya. Yang sepertinya sudah mulai lemah dan dengan mudah dia bawa ke atas tempat tidur.
Rasa kekuasaan sudah muncul di benak dokter edwin, dia merasa sudah menjadi pemilik wanita muda yang ada di hadapannya sekarang ini dan apapun berhak dia lakukan padanya.
"Tapi dokter ini masih pagi! " cetus nita seraya menahan serangan dari dokter edwin dengan meletakan kedua telapak tangannya di dada dokter edwin untuk menahannya agar tidak menjadi lebih dekat lagi.
"Memangnya ada waktu khusus untuk itu? " pertanyaan dokter edwin itu membuat bibir nita seketika mengatup.
Posisi mereka telah missionaris dengan kedua mata saling bertatapan.
'Bukannya aku cuma membantunya supaya bisa mendapat hak asuh key lagi... ' ucap nita dalam hatinya dengan perasaannya yang tidak menentu melihat laki-laki dengan posisi yang sangat aneh dan pertama kali dilakukannya.
'Aku terlalu sibuk bekerja sampai tidak bisa berpikir apa yang akan dilakukan dokter edwin sekarang padaku!! ' nita marah pada dirinya sendiri yang tidak mengerti apapun adegan yang akan dilakukan oleh pengantin baru.
Karena dia kesal pada dirinya sendiri sambil menutup matanya sekilas, tetapi ada sesuatu yang lembut menempel pada bibirnya.
Dia sadar dokter edwin telah menciumnya ketika sesuatu lembut itu bermain di bibirnya.
Itu membuat nita semakin enggan untuk membuka matanya untuk memastikan kebenarannya.
"Kamu marah aku mencium bibirmu? " tanya dokter edwin ketika melepaskan ciumannya dan menatap nita dengan lekat.
Nita menjawabnya dengan gelengan kepala dan raut wajahnya yang terlihat tegang.
Sepasang warna amber di mata nita membuatnya lupa tujuan utamanya menikah dengan wanita yang baru saja dia berikan sebuah ciuman.
Atau mungkin karena kesendiriannya yang begitu lama membuatnya hilang akal seperti sekarang ini.
"Apa itu artinya aku mendapatkan ijin darimu untuk melakukannya sekarang? " dan pertanyaan pun kembali keluar dari bibir dokter edwin.
Nita terlihat berpikir untuk beberapa detik tanpa memalingkan pandangannya dari dokter edwin, dia sudah berada di pelukan laki-laki yang menjadi suaminya itu sekarang. Dan menganggukkan kepalanya sebagai jawabannya.
Kali ini pun nita mendapatkan kembali sebuah permainan lembut di bibirnya dari dokter edwin mulai berpindah ke telinga dan turun di lehernya.
kedua tali nightgown yang berada di kedua pundak nita berhasil dia turunkan dan ciuman itu berpindah ke pundak dan dadanya.
Membuat nita menggeliat dan merasakan seluruh tubuhnya memanas sekarang ini.
Tiba-tiba bel pintu kamar mereka berbunyi membuat keduanya terkejut dan saling memandangi.
"Dokter menunggu tamu? " tanya nita.
Dia menggelengkan kepalanya dan lalu teringat sesuatu, "tadi aku memesan sarapan supaya diantarkan ke kamar kita "
"Oh... " nita mengangguk, "kenapa dokter masih berada di atasku? "
Tawa dokter edwin meledak, "iya baiklah aku buka pintunya "
"Kamu mandi saja " dia merapikan pakaian nita, "kita lanjutkan saja di rumah "
Ucapan dokter edwin lagi-lagi membuat wajah nita memerah. Dan dengan cepat nita beranjak dari tempat tidur berjalan cepat menuju ke kamar mandi.
Nita masih harus terus mengatur nafasnya ketika berada di dalam kamar mandi.
"Ternyata bisa sampai seperti ini!! " ucap nita pelan memandangi dirinya di cermin.
Satu jarinya menghitung tanda merah yang ada di dadanya itu.
"Pantas saja di desa banyak anak muda yang sudah menikah! " celetuknya, "baru berciuman saja membuat apa yang ada dipikiran menghilang semua! "
Nita menggelengkan kepalanya memikirkan nasibnya ke depan jika dia mendapatkan sesuatu tindakan yang lebih tinggi dari hanya berciuman saja nanti....