cinta dalam jas putih

Keegoisan



Keegoisan

Nita masih terdiam, disisi lain dia masih terkesal dengan perbuatan yoga tadi dan disisi lain dia sangat begitu ingin tahu siapa wanita yang pernah akan dijodohkan oleh dokter kim dengannya sampai membuat hubungan mereka renggang. Dia mulai kebingungan untuk memutuskan kali ini.     

"Tapi aku harus teguh pada pendirianku! "      

Ungkapan hati nita itu menunjukan bahwa sekarang ini dia tidak akan tergoda oleh ucapn yoga yang memang begitu membuatnya hampir melupakan kemarahannya.     

"Itukan urusan masa lalu mereka " nita kembali berucap, dia sedang membuat balasan pada yoga malam ini.     

"Mau hari ini atau nanti, aku akan mengetahuinya langsung darinya. Tapi untuk sekarang aku sedang tidak ingin bernegosiasi dengannya! "      

"Aku harus menghemat tenaga dan pikiranku, karena besok aku harus menghadapi tempat baru yang sama sekali belum aku ketahui " lagi-lagi hatinya mengoceh.     

Seketika ocehan-ocehannya terhenti ketika mendapati yoga muncul dari balik pintu. Dia yang sudah lebih dulu berbaring di tempat tidur tidak menghiraukan kehadirannya sekarang ini, sampai laki-laki itu terbaring di sampingnya tidak ada pergerakan sedikitpun darinya hanya terus membelakangi yoga.     

"Axel sudah tidur " yoga berbicara seperti memberikan sebuah laporan pada nita sebelum tertidur.     

"Iya " jawab nita, "terima kasih sudah menggantikanku hari ini "     

Yoga tersenyum memandangi punggung nita dalam balutan piyama berwarna navy dan rambutnya yang berkilau terurai dengan rapi.     

Ini memang bukan yang pertama kalinya nita marah padanya, tapi sepertinya kemarahannya hari ini adalah yang menurutnya memakan waktu lama. Sudah hampir lima jam wanita itu mengacuhkannya, dan itu membuat yoga sangat kesepian.     

"Kamu sudah tidur? " tanya yoga.     

"Belum " jawab nita pendek.     

Yoga memiringkan tubuhnya mengadap ke arah punggung nita.     

"Kamu masih belum memaafkanku? "     

"Belum "     

"Aku kan sudah minta maaf beberapa kali sayang.. "     

"Aku sedang tidak mau memaafkan dengan mudah saja! "      

Jawaban nita itu membuat yoga merasa lucu, dia ingin tertawa tapi dengan sekuat tenaga menahannya. Karena dia harus terlihat begitu sungguh-sungguh menyadari kesalahannya kali ini.     

"Aku lupa besok kamu akan berada di tempat baru " ucap yoga, "kamu harus beristirahat yang cukup malam ini "     

"Iya, benar " nita lagi-lagi menanggapinya dengan cara sesingkat mungkin.     

Yoga lagi-lagi harus tersenyum menanggapi sikap nita padanya malam ini, tetiba dia merasakan rindu yang sangat bertumpuk di dalam batinnya. Kerinduan yang muncul karena sudah lima jam lamanya dia mengacuhkan kehadiran yoga.     

"Apa kamu belum tidur? " lagi-lagi pertanyaan sama dari yoga muncul.     

Kedua mata nita yang awalnya terpejam seketika membuka, lengkungan bibir membentuk senyuman kecil muncul. Dia ingin tahu kali ini apa yang akan diceritakan oleh yoga ketika dia marah seperti itu, apa yang bisa dia lakukan tanpanya.     

Lalu dia memutuskan untuk tidak menjawab pertanyaan dari yoga.     

"Dulu sebelum menikah dengan elsa, aku dan dokter kim yang sudah lebih dulu berada di rumah sakit sangat dekat. Karena adik perempuannya yang menjadi juniorku itu pernah satu kelompok saat kami residen "      

Kedua mata nita semakin sulit terpejam, dan telinganya pun begitu antusias untuk mendengarkan kelanjutan cerita tersebut. Dia berharap yoga akan terus mengeluarkan obrolannya walaupun nita tidak bersuara sedikitpun.     

"Sepertinya dia salah paham dengan kedekatan kami yang hanya sebagai sahabat " ucap yoga, "dia selalu memberikan aku keistimewaan ketika residen, tapi ketika tahu memutuskan untuk menikah dengan elsa sepertinya dia kecewa dan kami mulai tidak bertegur sapa "     

Nita terdiam, entah dia sendiri yang merasa lucu atau seluruh wanita yang mendengarnya akan tertawa lucu karena sifat sensitif yang dimiliki dokter kim. Dia saja belum pernah marah seperti itu ketika niatnya menjodohkan sahabatnya tidak tercapai.     

"Dan kami mulai bertegur sapa ketika dia tahu aku bercerai dengan elsa " dia kembali melanjutkan cerita tentangnya, "walau aku tahu perceraian kami ada sedikit campur tangannya, aku hanya mencoba menghormati dia sebagai seniorku untuk tetap menjaga hubungan baik di tempat kerja "     

Rasa penasaran nita semakin bertambah, dia ingin mengetahui lebih pasti tentang dia yang sepertinya selalu dijadikan umpan utama untuk membuat yoga hancur karena ketidakberdayaannya.     

"Aku tahu dia sangat memuja wanita cantik dan pintar, walaupun istrinya lebih cantik dan sangat pintar "     

Nita teringat pada sosok dokter meilin yang adalah istri dokter kim, ibu dari ellen. Dia memang memiliki wajah cantik dan percaya diri dengan penampilannya yang anggun tidak berlebihan kecantikannya dapat terlihat jelas.      

"Sudah memiliki istri sempurna tapi pemikirannya masih di penuhi wanita-wanita cantik juga! " cetus nita dalam hatinya.     

"Dokter elsa juga sangat cantik dan pintar, dia kejar. Nanti siapa lagi wanita cantik yang akan dia hancurkan selanjutnya? " lalu dia memiliki pertanyaan dalam hatinya, beberapa detik dia berpikir kandidat selanjutnya yang akan menjadi korbannya.     

"Tunggu dulu.. " lalu sesuatu muncul di pikirannya dengan tiba-tiba seperti sebuah ilham yang diberikan oleh tuhan padanya.     

"Semua targetnya wanita cantik dan pintar? " dia lalu kembali memunculkan pertanyaan itu, "kalau aku pikir dia itu,,, bukan menyukainya, tapi dia memang tidak ingin melihat wanita yang lebih hebat darinya. Terlebih lagi jika satu tempat kerja, dia tidak mau mengakui bahwa wanita bisa lebih hebat dari kaumnya! "     

"Kalau yang seperti itu penyakit apa namanya? apa layakbdisebut psikopat? " dan kali ini muncul pertanyaan yang membuatnya ingin tertawa, tapi dia sedang berpura-pura sekarang ini.     

Karena ilham yang tiba-tiba muncul itupun membuatnya melewatkan cerita penting yang sedang di dengarnya dari yoga.     

"Dia kembali seperti semula ketika tahu aku sudah menikah denganmu, padahal saat itu juga dia kembali mengungkapkan keinginannya agar aku menikah dengan adiknya "     

Nita terdiam, dia fokus pada ucapan terakhir yoga tentangnya sebelum menikah.     

"Aku tidak apa-apa selama dia menyerangku di rumah sakit, asalkan dia tidak mengusik hidupmu sedikitpun. Walaupun hanya sekedarengucapkan namamu... "     

Dengan cepat nita berbalik ke arah yoga, membuat laki-laki itu terperanjat karena keterkejutannya.     

"Aku pikir kamu sudah tidur! " ucap yoga dengan wajahnya yang masih terlihat penuh dengan rasa kagetnya.     

Wajah nita justru sebaliknya dari ekspresi yoga sekarang ini, sangat datar dan tidak ada rona indah sepertti biasanya.     

"Jadi sebelum menikahiku dokter kim kembali menjodohkan kalian? " lalu pertanyaan muncul dari nita.     

Yoga menganggukkan kepalanya sebagai jawabannya, dia lalu membenarkan kembali posisi tidurnya karena beberapa saat yang lalu nita membuatnya hampir jatuh dari tempat tidur karena terkejut.     

"Jadi selama ini dia selalu jadi parasit dalam pekerjaanku karena hal itu? " lagi-lagi pertanyaannya muncul, "dia seperti orang yang nyinyir pada kehidupan seseorang "     

Dahi yoga berkerut, "parasit? "     

"Iya, parasit " jawab nita, "sejenis jamur di kulit yang membuat aku gatal-gatal dan malu! "     

"Atau sejenis netizen paling jahat dalam hidupku karena setiap apa yang aku lakukan selalu dia komentari dan tidak ada satupun yang benar di matanya " nita lalu melanjutkan ucapannya.     

Yoga tidak dapat menahan tawanya, "kamu mau bilang dia itu tinea? "     

"Iya, harus dicabut sampai akar-akarnya! " cetus nita, "kalian yang punya dendam pribadinya, aku juga yang kena imbasnya! "     

Akhirnya tawa yoga muncul kembali dan kali ini lebih keras.     

"Dia sengaja seperti itu juga untuk mengusikku agar tidak tenang " ucap yoga, "tapi aku tenang jika yang dia hadapi itu kamu, ada laki-laki yang walaupun sudah berumur dia masih terlihat gagah terlebih dia pandai berkata manis di hadapan wanita kamu justru takut padanya dan berusaha menghindarinya "     

Kedua mata nita terbelalak, "aku takut melihat mata gagaknya saat bicara, terlihat jelas dari matanya dia sangat senang mempermainkan wanita. Kesatu karena dia mempunyai wajah tampan, kedua karena dia mempunyai kedudukan, ketiga karena sangat percaya bahwa semua wanita cantik itu mudah di rayu dengan melihat apa yang dia punya! "     

Yoga mengusap dagunya dengan satu tangannya, trik kali ini ternyata berhasil membuat wanita disampingnya itu mengeluarkan kata-kata dari bibirnya.     

"Bukankah kamu wanita cantik juga? " tanya yoga.     

"Aku bukan apa-apa untuknya " jawab nita, "aku cuma seorang bidan, itu bukan level berarti untuknya. Lagipula dia mungkin hanya ingin memperlihatkan padamu bahwa yang kamu pilih sekarang ini akan membuatmu malu, menikah dengan seorang petugas pelaksana tanpa gelar yang sejajar dengan kalian! "     

"Aku tidak berpikir seperti itu " yoga menanggapi ucapan nita kali ini, "aku akan bilang dulu pernah berjanji pada axel, siapapun yang menyayanginya aku akan menghadirkannya disamping axel "     

"Sekarang aku mengerti kenapa dia begitu membenciku " nita kembali berucap, "jadi sekarang ini harus lebih hati-hati padanya, dan jika dia menganggap wanita diam sepertiku selalu mudah ditindas dia salah! "     

"Sekali-kali aku akan buat perhitungan untuknya! " dia melanjutkan ucapannya yang bernada ancaman.     

"Perhitungan seperti apa? " yoga pun menanyakan rencana nita.     

"Rahasia! " nita tidak lantas memberitahukannya pada yoga, karena dia sendiri belum tahu apa yang akan dia perbuat. Tadi itu hanya sebuah pernyataan yang tiba-tiba keluar dari mulutnya saja.     

"Lagipula kamu tidak perlu takut sekarang " ucap yoga, "karena andien kan sudah menikaj sekarang jadi tidak ada lagi alasan untuk dokter kim memaksakan kehendaknya "     

"Dokter andien,,, " ucap nita pelan, dia lalu menatap tajam ke arah yoga tanpa kedipan dan tanpa senyuman. Raut wajahnya berubah menjadi seseorang yang begitu serius.     

"Jadi dia adik dokter kim! " cetus nita dalam hatinya, "pantas saja mereka tidak memperpanjang kontrak kerja dokter edwin yang jika dilihat dari prestasi kerjanya sangat baik! "     

"Jadi kalian melakukan hal yang seperti ini.. " lagi-lagi nita harus menyembunyikan tanggapannya, "sekarang ini dia sengaja ingin membuatku satu ruangan dengan adiknya,,, untuk apa? "     

Senyuman miring dan anggukan kepalanya muncul menanggapi semua rahasia besar ini.     

Dan diapun akhirnya bisa tahu mengapa yoga dan andien bisa sedekat itu, dan itu dia ketahui saat ini. Semua semakin menambah kekesalannya pada yoga, jika tadi dia telah menguji kejujuran nita sekarang walaupun tanpa diuji kebenarannya muncul begitu saja.     

Yoga menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "aku lupa tidak memberitahumu kalau andien adalah dokter kim,,, "     

Ada senyum sekaligus ketakutan di wajah yoga ketika nita masih terus menatapnya tanpa berkedip sedikitpun.     

"Karena aku pikir kalau dia sudah menikah tidak akan ada hubungan sekecil apapun diantara kami " sambung yoga.     

"Iya baiklah, terserah pak dokter saja mau membela diri seperti apa! "     

Nita lalu membenarkan posisi bantal miliknya, "sekarang tidur saja! "      

Lalu diapun menyimpan bantal guling miliknya di tengah-tengah mereka, benda tersebut menjadi pembatas antara dia dan yoga.      

"Tidur dan jangan bersuara lagi! " nita bicara dengan nada ketus, kembali tidur dan membelakangi sosok yoga.     

"Baiklah "      

Yoga akhirnya harus menuruti semua yang dikatakan oleh istrinya itu, rencana awalnya mengambil simpati nita harus gagal karena ketika dia menceritakannya semua rahasia-rahasianya terkuak dengan sendirinya.     

Dia mengaku sangat bersalah sekarang ini, jika dia ingin nita jujur dengannya tapi dia sendiri masih menyembunyikan hal seperti ini membuatnya merasa menjadi laki-laki yang sangat egois.      

Lalu memaksa kedua matanya untuk terpejam dan meminta maaf esok pagi pada istrinya tersebut...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.