cinta dalam jas putih

Sosok Pelindung



Sosok Pelindung

"Bisakah saya meminta satu permintaan pada bidan kanita? "      

Kali ini dia memandangi wajah nita dengan serius dengan tatapan dari kedua matanya yang telah memerah karena tangisannya, dia menatap nita tanpa sedikit pun bergeser ke arah lain setelah mengucapkan sesuatu pada nita.     

"Permintaan? " nita balik bertanya.     

"Iya sebuah permintaan, saya memintanya padamu setelah tadi saya memarahi stafmu "     

Nita terdiam sejenak, dia harus lebih berhati-hati agar tidak dengan mudah memenuhi semua permintaannya walaupun dia memang tidak tega melihatnya.     

"Apa saya terlalu membuatmu kesal sampai kamu tidak mau memenuhi permintaan saya? " tanyanya kembali ketika nita tidak menyanggupi permintaannya.     

Nita tersenyum kecil, "kenapa ibu berkata seperti itu? "     

"Karena saya orang yang percaya pada perkataan bahwa orang yang baik pada kita itu pasti menyimpan kebenciannya pada kita "     

Nita kembali mengeluarkan senyumnya, "saya hanya tidak suka kalau staf saya yang sudah bekerja sesuai dengan peraturan diperlakukan seperti tadi. Jika saya tidak membenci ibu tadi itu bohong besar, berarti saya hanya memikirkan pekerjaan saya sendiri. Mereka adalah rekan kerja saya jadi saya harus melindungi mereka. "     

"Lalu apa permintaan ibu pada saya? " sambung nita.     

"Bisakah kamu merahasiakan tentang kehamilan putri saya? " pintanya.     

"Dari siapa? "      

Wanita itu terdiam sejenak, "tentu saja dari semua orang yang mengenal saya "     

Nita tersenyum tipis, "salah satu sumpah dari pekerjaan saya memang menjaga privasi pasien, jadi ibu tidak perlu khawatirkan itu. Karena peraturan rumah sakit kami jika ada pertanyaan terkait tentang pasien bukan dari anggota keluarga pasien maka hanya bagian humas atau dokter yang bersangkutan yang harus menjelaskannya "     

"Apa ibu takut saya menyebarkannya karena sakit hati telah ibu maki-maki tadi? " nita lalu memandangi wajah wanita itu, "saya juga seorang ibu yang memiliki anak, dan saya merasakan apa yang ibu rasakan saat ini. Karena saya tidak suka mengambil perhatian orang lain dengan memberikan mereka informasi seperti ini "     

Wanita itu menatap lekat nita, dia tengah menanggapi keberaniannya berbicara seperti itu dengannya dan dengan begitu tenangnya.     

"Baiklah, saya akan merasa tenang jika memang bidan kanita orang yang bisa saya percaya " ucapnya, dia tidak sepenuhnya percaya dengan perkataan nita karena selain dia baru mengenalnya dia juga merasa sedikit malu karena setelah dia memberikan makian dia pun meminta pertolongan pada nita.     

Nita tersenyum, "lalu apa sekarang saya boleh meminta permintaan juga pada ibu? "     

"Apa? " dahi wanita itu berkerut, ada tawa kesalnya mendengar nita yang membuat permintaan sama dengannya. Pikirnya ternyata nita sama saja seperti orang lain, yang selalu pamrih setelah memberikan pertolongan pada orang lain. Rasa kagumnya pun hilang seketika.     

"Katakan apa permintaanmu? " nada bicaranya pun telah berubah, kembali bernada sinis.     

Nita tersenyum, "setelah putri ibu selesai operasi nanti, ibu harus ingat kehidupannya masih panjang. Jadi, saya hanya meminta ibu tidak membunuh karakternya hanya karena kesalahan yang dia lakukan saat ini. Mungkin dari kesalahan ini dia akan berubah menjadi orang yang lebih baik, saya menyayangi semua anak-anak itu alasan saya berani mengatakan ini pada ibu mempertaruhkan semua pekerjaan yang telah lama saya lakukan "     

Wanita itu benar-benar tidak percaya akan ucapan nita yang secara tidak langsung menyindir tanggung jawabnya sebagai orang tua yang harus lebih menilai kembali caranya melakukan pengawasan pada putrinya.     

"Saya tidak tahu apa yang akan saya lakukan nanti, tapi sekarang ini saya telah kecewa oleh tindakan putri saya.. " ucapnya.     

"Pasti semua ibu akan merasakan hal yang sama pada awalnya " nita bicara dengan nada pelan dan hati-hati, "tapi ibu menyayanginya karena ibu masih ingin putri ibu selamat tadi "     

Lalu senyuman pun terlihat di wajahnya, "kamu pintar sekali menebak perasaanku, selain itu kamu sangat pemberani berbicara seperti itu padaku.. "     

"Saya minta maaf jika saya sudah lancang, saya hanya pegawai kecil yang berusaha memberikan pelayanan terbaik walaupun saya tahu ini sangat berlebihan tapi inilah kami yang sebenarnya "     

Dan wanita itu terdiam ketika mendengar permintaan maaf dan pengakuannya, dia hanya akan mengingat nama nita jika nanti dia bertemu dengan suaminya dan memberikan perhitungan yang pantas untuk seseorang yang begitu berani.     

"Kamu memang pemberani sekali " ucap yoga, yang malam ini menanggapi semua yang telah diceritakan oleh istrinya tentang kejadian siang ini.     

"Sepertinya kehamilan kali ini membuat karaktermu menjadi lebih berani " sambungnya seraya mengusap perut nita yang terbaring di sampingnya.     

"Aku tidak tahu kenapa tiba-tiba berani berbicara seperti itu " ucap nita, "aku kesal bukan karena makiannya tapi ketika dia seperti merendahkan rekan kerjaku aku langsung bereaksi seperti itu "     

"Kamu tidak khawatir dengan ancaman pada posisimu sekarang ini karena bicara seperti itu pada istri seorang pejabat? " tanya yoga menakut-nakuti nita.     

Nita tersenyum, "tidak apa-apa, jika aku diberhentikan aku akan mempunyai banyak waktu untuk menemani axel dan menjadi ibu rumah tangga. Aku hanya menakutkan dua hal saja jika tiba-tiba aku dipecat... "     

"Apa itu? "     

"Pertama aku mengecewakan kerja keras nenek yang menyekolahkanku sampai seperti ini " jawab nita, "kedua pada suamiku yang sudah begitu berusaha membantu dan memberikan dukungan yang begitu kuat padaku untuk aku bisa mencapai semua ini "     

"Dan semua berakhir di pekerjaan rumah tangga " sambung nita.     

Yoga tertegun mendengar semua jawaban yang nita ucapkan.     

"Tapi menjadi ibu rumah tangga itu adalah kewajiban seorang wanita yang sudah menikah, mau dia bekerja atau tidak tetap sebutan untuk kami adalah ibu rumah tangga.. " nita berkata seraya melayangkan pikirannya. Dia jadi ingin sekali mencoba hal baru saja dia pikirkan tadi yaitu menjadi seorang ibu rumah tangga yang hanya fokus pada keluarganya.     

"Aku tidak pernah kecewa dengan keputusan yang kamu ambil " ucap yoga, "karena sebagai suami yang bisa aku lakukan adalah memberikan dukungan padamu "     

"Karena aku seorang istri, jadi aku akan berjalan di belakangmu dan mengikuti kemana saja kamu menuntunku " ucap nita dengan senyuman manisnya.     

Yoga tertawa kecil, "kamu masih mencintai pekerjaanmu? "     

"Kita kan memang harus mencintai pekerjaan yang kita lakukan " jawab nita.     

"Baiklah, lakukan apa yang cintai kamu sekarang ini " ucap yoga seraya memeluk nita, "tapi... "     

Nita yang berada di dalam pelukan yoga tampak menunggu yoga melanjutkan ucapannya.     

"Tapi, apa boleh jika nanti aku memintamu untuk lebih fokus pada anak-anak kita? "     

Dia berbicara dengan sangat hati-hati mengingat istrinya itu adalah seorang yang jika sudah melakukan pekerjaan dia akan sangat serius dan melakukakannya dengan baik.     

"Semua keputusan apapun aku akan menerima dan melakukannya " jawab nita, "tadi kan aku sudah bilang akan selalu berada di belakang suamiku.. "     

"Sudah jangan membuatku merinding lagi dengan mendengarkan semua perkataan indahmu " yoga memberi kecupan di kening nita, "kamu ingat jangan bicara lagi dengan dokter kim lagi nanti, dan tidak perlu mengkhawatirkan pekerjaanmu karena permintaan istri pejabat yang menyusahkanmu tadi. Aku yang akan memastikan pekerjaanmu dan rekan-rekanmu aman, dan aku pastikan tidak akan ada yang berani mengusikmu.. "     

"Wah,,, aku lebih merinding lagi mendengar ucapan suamiku seperti ini " ucap nita melingkarkan kedua tangannya di pinggang yoga yang memeluknya.     

"Coba jawab pertanyaanku " sambung nita, "wanita mana yang tidak jatuh hati dengan laki-laki seperti ini, baik hati, perhatian dan selalu melindungi. Tapi dia lebih memilih aku yang tidak sempurna seperti banyak wanita-wanita yang baik dariku disampingnya.. "     

Yoga tersenyum malu mendengar pujian dari nita, "daripada memilih yang sempurna aku senang menjatuhkan pilihan padamu karena kamu sudah membuat aku bahagia walaupun hanya dengan kepintaranmu mengambil hati axel "     

"Aku cari yang cantik dan muda lain kali saja, kalau istriku sudah mengijinkanku! "     

"Jangan macam-macam! " cetus nita mengerucutkan bibirnya, apalagi tawa yoga muncul setelah membuat rasa cemburu istrinya itu muncul.     

"Bercanda sayang.. " ucap yoga, "masa sudah mendapat istri paling menakjubkan seperti masih mencari wanita diluar, itu namanya aku laki-laki yang tidak bersyukur dengan apa yang sudah aku punya "     

Nita tersenyum lebar mendengarkan ucapan dari suaminya itu, dia tidak hanya bisa berkata saja tetapi semua yang dikatakannya selalu berwujud nyata padanya. Sebesar apapun masalah yang dihadapinya hari ini nita tidak akan pernah merasa khawatir karena dia memiliki sosok pelindung disampingnya...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.