Sebuah kejutan
Sebuah kejutan
"Nanti aku telpon dokter yoga dan bilang ibu pingsan " erin kembali berucap, "dokter kan pasti akan mengutamakan ibu daripada ruang ibs "
Nita tertawa tidak percaya dia yang dijadikan korban untuk bisa memancing yoga datang ke ruang ponek.
Dia menggaruk keningnya yang tidak gatal, "lain kali bisa tidak kalau membuat rencana aku dikasih tahu terlebih dulu? supaya aku bisa menyiapkan diri berakting lebih baik lagi "
"Ibu hanya perlu tiduran saja " aline segera membantu nita naik ke atas tempat tidur pasien.
Dia menoleh ke arah aditya, "tokoh utama sudah siap "
Aditya tersenyum, dia menanggapi sikap nita yang mau menuruti semua perkataan erin dan aline.
Lalu dia segera mengambil ponselnya dan menghubungi yoga.
"Ibu tidak boleh membuka mata walaupun dokter yoga sudah datang " ucap aline, sementara erin memantau dari arah pintu ruang ponek.
"Iya " jawab nita pendek.
Aditya yang kali ini berdiri di samping nita, senyumnya lagi-lagi muncul melihat sikap nita.
"Tahan juga tidak boleh tertawa! " cetus aline.
"Iya " lagi-lagi jawaban pendek keluar dari mulut nita, dia terlihat membenarkan selimut yang menutupinya.
"Ibu, kalau pingsan itu tidak boleh bergerak " lagi-lagi aline mengatakan sesuatu pada nita ketika melihatnya bergerak.
"Iya, cerewet nih! " cetus nita menanggapi aline yang terus saja bicara. Dia hanya sedikit merubah posisi selimut yang dipakainya agar sedikit nyaman.
Aditya tertawa kecil menyaksikan kedua bidan yang berada di hadapannya itu. Satu wanita paling menakjubkan yang membuatnya sulit untuk tidak memikirkan dan satu lagi adalah wanita yang di daulat oleh kedua orang tuanya sebagi calon istrinya.
Nita menarik tangan aline untuk lebih mendekat ke arahnya, "kenapa harus pak adit yang menelpon dokter yoga? kenapa bukan kamu atau erin saja? " nita bersuara pelan agar aditya tidak mendengar ucapannya semua yang mereka rencanakan selalu saja bertentangan dengannya.
Aline tersenyum, "itu supaya dokter yoga cemburu, kita tahu ibu itu sudah menjadi yang terpenting buatnya. Jadi kita buat kesal dulu dokter yoga supaya kejutannya berhasil "
Nita mengernyit, "pasti kalian sudah merencanakannya jauh-jauh hari! "
"Hanya kebetulan saja bu " jawab aline, "sedikit direncanakan dan kebetulan sekali filla si cantik dan baik hati itu sedang libur, jadi kami langsung membuatnya hari ini juga "
"Filla " ucap nita pelan, dia baru menyadari setelah beberapa waktu berada di ruangannya Sosok filla tidak dilihatnya.
Tapi nita aneh dengan ucapan aline, mereka sengaja memberikan kejutan pada yoga ketika filla sedang berada di jadwal liburnya.
"Dokter yoga sedang menuju kemari! " teriak erin setengah berlari dari arah pintu masuk kedalam ruangan.
"Ayo kak aline kita masuk ke kantor ibu " erin meraih tangan aline untuk berjalan bersamanya.
"Apa maksud mereka? " tanya nita terkejut dalam hatinya, "mereka mau meninggalkan aku dengan pak adit? "
Mereka sepertinya memang sengaja ingin meninggalkannya bersama aditya kali ini, agar suaminya itu sedikit cemburu.
Yoga datang dan lebih mendekat ke arah aditya yang berdiri disamping nita yang terbaring di atas tempat tidur pasien.
"Kenapa kalian kamu tidak membawanya ke igd? bukankah disana ada dokter jaga yang dapat dengan langsung melakukan pemeriksaan kepadanya "
Pertanyaan dari yoga itu membuat aditya terdiam tidak dapat menjawab apapun, dialah yang lebih salah tingkah saat ini. Dan pikirannya pun mulai bekerja dengan keras untuk memberikan jawaban yang tidak akan membuatnya curiga.
"Baiklah, saya akan panggilkan dokter jaga sekarang juga " sepertinya dia harus memberi tahukan erin dan aline untuk menyudahinya dan segera memberikan ucapan selamat ulang tahun sekarang juga sebelum yoga mengetahui kebohongannya.
Seperginya aditya, yoga lebih mendekat ke arah nita dia memegang satu tangannya. Dahinya berkerut ketika merasakan kehangatan di tangan nita, bukan hanya itu saja ada hal yang membuatnya semakin terkejut ketika tiba-tiba nita menggerakkan tangannya. Dan setelah itupun kedua mata nita membuka, dia langsung menyimpan jari telunjuknya di depan bibirnya, memberitahukan pada yoga untuk tidak bicara apapun.
"Apa yang kamu lakukan? " yoga lebih mendekat ke arah dan nita dan berbisik.
"Mereka yang membuat semuanya, aku harus pura-pura pingsan supaya oppa dokter dengan cepat datang kesini! " nita akhirnya membocorkan rahasia, dia tidak tega melihat yoga yang sepertinya karena cemas langsung pergi menemuinya sampai melupakan seragam yang sedang dipakainya adalah seragam ruangan khusus untuk operasi.
"Untuk memberikan kejutan ulang tahun " nita lebih menjelaskan.
Tidak lama setelah nita bicara, muncul ketiga orang yang telah merencanakan kejjutan kali ini dengan kue ulang tahun dengan lilin yang menyala tertempel di atas kue tersebut dan tentu saja dengan nyanyian wajib ketika semua orang merayakan ulang tahun.
Yoga tersenyum kaget, dia sama sekali tidak menyangka akan mendapat kejutan ini lebih awal. Tapi dia akan dengan sangat senang hati menerimanya sebagai bentuk penghargaan pada apa yang sudah mereka lakukan.
"manisnya! " pekik erin ketika melihat yoga yang membantu nita memakai sepatunya ketika akan turun dari tempat tidur.
"Dokter tiup lilinnya " ucap erin yang membawa kue ulang tahun berdiri tepat di hadapan yoga, dia lebih mendekatkan kue itu ke arah yoga.
"Jangan lupa make a wish dokter " aline menyela ketika yoga hendak meniup lilinnya.
Yoga tersenyum, "baiklah " dia lalu terdiam untuk beberapa saat ketika akhirnya dia meniup lilinnya.
"Terima kasih banyak " ucap yoga pada semua staf yang begitu memberikan perhatian yang sangat besar layaknya sebuah keluarga.
Ini merupakan kebahagiaan yang sangat menakjubkan untuknya, selain dia masih dapat merayakan kembali hari lahirnya bersama semua stafnya. Kali ini pun ada nita yang berada disampingnya, dia akan begitu bersyukur dengan kesempatan yang diberikan oleh tuhan padanya saat ini karena dia tidak akan tahu apakah di tahun yang akan dia masih dapat merayakan hari lahirnya bersama dengan orang-orang yang dicintanya.
Dia lalu tersenyum ke arah nita yang berdiri disampingnya yang juga tengah memandanginya dengan senyuman terindahnya, yoga merasa nita hari terlihat cantik dan bercahaya. Hal itu dia rasakan bukan karena nita telah memberikan kejutan padanya. Melainkan karena aura nita lebih terpancar hari ini.
"Terima kasih sudah memberiku kejutan besar dengan membuat aku berada dalam kecemasan yang sangat besar " yoga berkata pada nita pelan, "aku sampai harus meninggalkan pasienku untuk mengetahui kondisimu "
Tentu saja tidak benar-benar serius dengan perkataanya kali ini, dia hanya sedang mempermainkan perasaan wanitanya itu. Dan itu terlihat jelas dari wajah nita yang sepertinya begitu merasa bersalah.
"Tapi tidak apa-apa " yoga kembali berucap, "kamu kan selalu menjadi prioritas utamaku "
Wajah nita seketika memerah mendengar semua ucapan yoga, dia hanya terlalu malu dihadapan semua sahabatnya itu ketika yoga mengucapkan itu. Walaupun sepertinya ketiga sahabatnya itu tidak mendengarnya karena terlalu sibuk mencari sebuah pisau untuk memotong kuenya.
Yoga sangat menyukai wajah memerah pada istrinya itu membuatnya semakin menarik, jika saja kali ini mereka tengah berada di rumah yoga tidak akan melewatkan kesempatan untuk memberikannya satu ciuman.
Akan tetapi dia telah dikenal sebagai seorang konsulen yang pemarah dengan sikapnya yang dingin dan tegas, membuatnya harus menahan keinginan besarnya itu. Dalam pikirannya nita pasti akan akan mengerti dengan situasi seperti ini...