cinta dalam jas putih

Hadiah berlipat ganda



Hadiah berlipat ganda

Nita berjalan menyusuri koridor rumah sakit yang tidak pernah surut dari pengunjung walaupun hari telah menjelang sore, ketika sampai di gerbang utama ponselnya berdering dan menghentikan langkahnya.     

"Mau apa lagi sekarang " rasa malas menyelimutinya ketika melihat nama yang yang menghubunginya kali ini. Dia terus memandangi layar ponselnya ketika seseorang bernama seno itu terus saja menghubunginya walaupun dia telah beberapa kali mengacuhkannya.     

"Dia sepertinya mau membuat aku berperang besar dengan istrinya kalau semua orang melihat aku menemuinya di luar pekerjaan! " cetus nita terkesal, selain bukan hal yang menyangkut pekerjaan kesan yang diperoleh nita padanya telah begitu buruk sehingga membuatnya enggan berhubungan sedikitpun dengan latar belakang apapun.     

'Senin besok aku akan menunggu di kantor keperawatan untuk membuat kesepakatan penting denganmu '      

Dan lalu nita menerima pesan singkat setelah dia sama sekali tidak menggubris telponnya sedikitpun.     

'Kamu harus datang karena ini menyangkut dengan jabatanmu '      

Lalu kembali muncul pesan pendek tanpa menunggu balasan dari nita.     

Dahi nita berkerut, "apa sekarang ini dia sedang mengancamku? "      

Dengan penuh kekuatan dia menyimpan kembali ponsel miliknya kedalam tas, dan melanjutkan kembali langkahnya menuju ke area parkir. Dia mendapati mobil milik yoga yang masih belum berisi pemiliknya, sepertinya dia telah lebih dulu sampai sekarang ini.     

"Kenapa kepalaku sering pusing tiba-tiba sekarang ini " nita mengusap keningnya dan mencari tempat duduk yang tersedia tidak jauh dari mobil milik yoga.     

Dia terdiam dan menopang dagunya dengan satu tangannya, ketika dia melihat ke arah mobil yang berada di hadapannya. Dia melihat bayangan dirinya sendiri dan ada sedikit yang membuatnya begitu aneh dan janggal. Nita lalu beranjak dan berdiri memandangi bayangannya di mobil milik yoga.     

"Aku baru sadar dengan perubahan ini " ucap nita pada dirinya sendiri, "pantas aku merasa tidak nyaman dengan tubuhku sendiri "     

Nita menyadari bahwa sepertinya payudaranya lebih besar dari biasanya ketika premenstual syndrome, dan kemudian mengingat sesuatu yang tidak dia percaya.     

"Aku jadi lupa, kalau bulan lalu menstruasiku hanya satu hari saja dan itupun hanya sedikit saja. Sekarang pun sepertinya sudah terlambat... "     

Nita menggunakan jarinya untuk menghitung keterlambatan yang dipikirkannya itu, sampai dia pun harus menghitung untuk ketiga kalinya untuk memastikan bahwa hitungannya itu benar. Kali ini wajahnya sumringah dan tersenyum ke arah depan bayangannya.     

"Sudah cantik, tanpa cermin pun " tetiba suara yoga muncul di belakang nita dan mengejutkannya.     

Yoga tersenyum melihat nita yang terkejut ketika mendengar suaranya, sepertinya nita memang begitu serius memandangi wajahnya.     

"Sudah cantik, selalu cantik, bahkan sepertinya sangat cantik sekarang ini " yoga melontarkan pujiannya pada nita seraya membukakan pintu mobilnya untuk nita.     

Nita masih terdiam karena keterkejutannya, selain dia terkejut dalam pikiran nita masih diliputi tanda tanya besar yang baru saja di sadari dan ditemukannya.        

Yoga menyadari ada hal aneh dengan istrinya itu, ketika dia melihatnya dari kejauhan awalnya terlihat begitu kesal dan kemudian sekarang telah berbeda. Dalam hatinya bertanya apakah istrinya itu masih mau memberikan kejutan yang kali ini dia tidak ketahui sebagai hadiah ulang tahunnya.     

"Ayah, selamat ulang tahun " suara axel terdengar di telinga sayup.     

Matanya tengah terpejam ketika suara itu di dengarnya, akan tetapi dia berusaha membuat matanya terbuka. Dia mendapati axel dan nita yang terduduk di tempat tidurnya dengan membawa kue khas untuk perayaan ulang tahun dengan lilin yang menyala di atasnya.     

Dengan rasa perih dimatanya yoga melihat ke arah jam di dinding kamar, tepat sekali ketika pergantian hari.     

"Terima kasih " yoga mencium kepala axel dengan penuh kasih sayang.     

"Terima kasih juga sayang " kali ini yoga mencium pipi nita, "ini kejutan yang kedua kalinya "     

Nita tersenyum lebar, "iya baru kedua, belum dengan kejutan lainnya "     

Perkataan nita kurang jelas di dengar oleh yoga, sehingga dia dengan cepat melupakan apa yang sudah diucapkan oleh istrinya itu.     

"Tiup lilinnya yah, lalu ucapkan doanya " axel sepertinya sudah tidak sabar ingin melihat ayahnya itu untuk berdoa.     

"Apa yang ayah doakan? " tetiba axel menjadi seorang yang kepo maksimal.     

"Bukankah itu rahasia yang berdoa? " yoga malah balik bertanya dengan menahan tawanya.     

"Ah, iya aku lupa " muncul kekecewaan di wajah axel, yoga mengusap kepalanya dengan lembut. Sepertinya dia tidak akan tega ketika melihat wajah axel seperti itu.     

"Apalagi yang doakan kalau ayah sudah mempunyai kalian yang benar-benar menakjubkan, anak yang pintar dan baik dan juga bubumu yang perhatian. Hidup ayah sudah sempurna, jadi ayah hanya meminta semoga kita selalu diberi kesehatan agar dapat selalu bersama.. "     

Axel menganggukan kepalanya, "aku juga meminta itu pada tuhan "     

"Aku juga " nita tidak mau kalah, walaupun doa itu tidak harus diketahui semua orang akan tetapi karena hari ini adalah hari spesial untuk suaminya sekali saja dia membocorkan doanya.     

Axel menyodorkan sebuah kotak besar yang dibungkus oleh kertas berwarna biru langit pada yoga, dengan perasaan malu dia menerima hadiah tersebut dan segera membukanya.     

Sepasang sepatu olahraga berwarna hitam yang diberikan oleh axel padanya, senyuman lebar terlihat di wajahnya. Ini seperti secara tidak langsung untuk memperingatinya agar memulai pola hidup yang baik dan dimulai dari olahraga.     

"Selamat ulang tahun " kali ini nita mendapatkan kesempatan untuk memberikan hadiahnya.     

Sebuah kotak berukuran kecil yang dibalut dengan warna kertas yang sama seperti yang axel berikan.     

Dahi yoga berkerut, dia melihat kotak kecil yang diberikan okeh nita padanya. Dia melirik ke arah nita yang tersenyum denga gerakan kedua alis matanya, yoga tersenyum malu.     

Daya imajinasi liarnya muncul, dia dapat menebak isi dari kotak tersebut. Sebuah tebakan kecil pun terlintas di pikirannya, wanita disampingnya itu sepertinya ingin diberikan sebuah layanan yang memuaskan hari ini.     

"Apa yang dia pikirkan " ucap nita dalam hatinya ketika memandangi suaminya itu mesem-mesem sambil memandangi kotak hadiah yang diberikannya.     

"Buka saja, itu bukan apa-apa " ucap nita kemudian, ketika melihat keraguan yoga untuk membuka kotak hadiahnya di hadapan axel. Dia bisa tahu apa yang ada dipikiran suaminya itu, benar-benar imajinasi luar biasa.      

Yoga tertawa malu mendengar ucapan nita padanya. Dia membuka pembungkus dari kotak tersebut, dan lalu membuka penutup kotak tersebut. Dia tersenyum ketika melihat kembali sebuah kotak di dalamnya yang juga terbungkus sebuah kertas warna, dan dia harus membukanya kembali.     

"Wah, bubu sengaja mempermainkan ayah " axel tertawa ketika melihat ayahnya itu harus kembali membuka bungkus kado yang keempat kalinya.     

Nita tersenyum dengan mengedipkan satu matanya ke arah axel, sepertinya kejutan yang dia berikan akan segera dilihat oleh yoga.     

"Ini... " yoga tertegun memandangi sebuah benda yang berada di dalam kotak tersebut, sebuah benda yang memiliki nilai tidak seberapa tetapi membuatnya seperti mendapatkan sebuah kebahagiaan yang tidak dapat ditukar oleh banyaknya uang.     

Yoga memastikan apa yang dilihatnya itu nyata, dia mengambil sebuah alat untuk memastikan kehamilan yang nita berikan padanya. Sebuah dua garis merah terlihat jelas di kedua matanya sekarang ini.     

"Maafkan aku tidak bisa memberikan hadiah yang paling mahal.. " nita belum menyelesaikan kata-katanya yoga sudah memberikannya pelukan.     

"Ini jauh lebih berharga dari hadiah apapun di dunia ini " bisik yoga, "terima kasih "     

Nita tersenyum mengusap punggung yoga, ketika dia menyadari ada axel yang sama sekali tidak mengerti dengan apa mereka bicarakan.     

"Kemarilah " nitapun membawa axel untuk masuk kedalam pelukannya.     

Yoga benar-benar tidak dapat menyembunyikan rasa bahagianya ketika di hari ulang tahunnya bukan hanya kesempatan untuk tetap bisa merayakannya bersama keluarganya, sepertinya pun dia mendapat hadiah yang berlipat ganda dari semua kesabaran yang dilakukannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.