Menikah dengan Mantan

Bab 167 \"BERITA BARU\"



Bab 167 \"BERITA BARU\"

HAI.. HELO… HULA-HULA…     

HAPPY READING GUYS… MOGA SUKA.     

MAAF YA…. TYPO MASIH BETEBARAN.     

Hari ini Qia sudah di izinkan pulang, masalah Qia hanya mama Kenan yang mengetahuinya. Lagi dan lagi Carla yang menjadi orang pertama mengetahui rahasia yang Kenan sembunyikan. Sama seperti hal tentang Kenan yang seorang gay, mamanya ynag sudah lebih dulu mengetahuinya.     

Carla tidak bisa berkata apa-apa ketika Kenan dengan tegasnya menjawab kalau semua ini salah Carla yang membuat dirinya menjadi gay. Jadi Kenan dengan tegas memperingati Carla untuk tidak mengatakannya pada siapapun dan mengusik hubungannya dengan Raka karena orang yang menjadi sumber penghancur kehidupan Raka adalah Carla.     

Perkataan Kenan itulah yang sebenarnya membawa perubahan bagi Carla. Bukan karena usianya yang semakin tua, tetapi karena perkataan Kenan yang begitu membekas dalam hatinya tanpa sadar. Walau Carla sendiri menolak bahwa bukan dia penghancur hidup Kenan.     

Sampai detik ini ia menolak perkataan Kenan yang membuat Kenan menjadi seorang gay. Kenan memang membenci seorang wanita, tapi bukan berarti dia menjadi seorang gay hanya karena membenci wanita. Kenyataan itu selalu di tolak Carla mentah-mentah walau dalam hati kecilnya mengakui hal itu.     

Ketika ia keluar dari rumah sakit, tidak sengaja ia melihat Raka yang masuk ke dalam rumah sakit dengan wajah paniknya. Ia tidak tahu siap yang membuat Raka panik, tetapi seorang yang di bawa para perawat di atas brankar itu pasti yang sudah membuat Raka panik.     

Raka yang begitu panik dengan keadaan Chika sama sekali tidak menyadari jika ia berpapasan dengan Kean di dekat pintu masuk rumah sakit. Kenan berhenti sejenak seraya menolehkan kepalanya menatap Raka. Qia yang berada di samping Kenan pun ikut menoleh untuk melihat apa yang sedang di lihat oleh Kenan.     

"Ada apa kak?" tany Qia seraya menatap kenan bergantian ke arah yang sedang di lihat Kenan.     

Kenan pun langsung kembali menghadap ke depan kemudian menatap Qia seraya tersenyum "Enggak ada apa-apa, aku pikir tadi temen aku, ternyatra bukan."     

"Ooh…" jawab Qia yang hanya ber oh ria seraya mengangguk-anggukan kepalanya.     

Oh, iya. Jika kalian bertanya saat ini yang berada di samping Kenan siapa. Jawabannya adalah Tata yang berumur 16 tahun setelah kecelakaan. Selama kurang lebih seminggu ini, Kenan perlahan-lahan memberi tahukan kebenarannya kepada Qia. Bahwa apa yang ia pikirkan jika kejadian itu baru saja terjadi, nyatanya sudah sekitar kurang lebih delapan sampai sembilan tahun yang lalu.     

Sebelum Kenan mencoba menceritakan keadaanya, ia sempat bertanya pada dokter yang menangani Qia. Boleh saja di ingatkan tetapi harus secara perlahan. Dan ternyata Tata yang berumur 16 tahun bisa menerima dengan tenang apa yang terjadi. Bahkan ketika ia mengatakan jika dirinya sudah menikah dengan Kenan, Qia terlihat tidak percaya. Namun, cincin yang melingkar di jari manis kanannya sudah menunjukkan jika benar dirinya dan Kenan sudah menikah.     

Qia sampai menangis haru tidak percaya jika pada akhirnya ia berkahir dengan Kenan. Bahkan dirinya ingin tahu, bagaiman kehidupannya selama kurang lebih 8 tahun atau 9 tahun ini dengan Kenan hingga akhirnya menikah. Kenan tidak menjawab, hal itu harus Qia sendiri yang mencari tahu.     

Saat itu Qia bertanya dengan raut wajah seperti anak kecil yang yang sangat ingin tahu. "Kak, kenapa Tata enggak ingat sama sekali tentan 8 atau 9 tahun ini?" tanyanya menatap Kenan lekat-lekat.     

Kenan tersenyum kemudian satu tangannya mengusap puncak kepala Qia penuh kasih sayang. "Kamu mengalami trauma paska kecelakaan yang terjadi saat itu. Trauma yang membuat kamu begitu ketakutan dan tertekan membuat ingatan kamu pun kembali kemasa lalu dan terhenti di sana setiap kali kamu begitu ketakutan dan tertekan."     

"Apa yang membuat aku takut kak?" tanyanya begitu polos.     

"Kecelakaan yang kita alami ini membuat kamu begitu ketakutan sehingga kamu pemikiran kamu terjebak di masalalu, seolah-olah kecekaan itu kamu alami kembali," ucap Kenan dengan hati-hati. Ia terdiam melihat reaksi Qia yang kini sedang terdiam seperti merenungkan sesuatu.     

Kenan meraih tangan Qia membuat Qia sedikit terkejut karena tadi ia hampir tertarik kembali ke kenagan masa lalunya ketika kecelakaan. "Apa yang kamu pikirkan?" tanya Kenan begitu lembut dan ibu jarinya bergerak mengusap punggung tangan Qia.     

Qia tersenyum kemudian menggelengkan kepalanya. "Tata, sekarang kamu istri aku. Jangan ada yang kamu tutup-tutupi dari aku. Katakan saja jika kamu ingin," ucap Kenan dengan suara begitu lembutnya.     

"Terimaksih kak," ucap Qia seraya tersenyum.     

"Terimakasih karena sudah hampir mungkin 9 tahun ini kakak ada di samping aku. Aku pasti sering seperti ini, melupakan beberapa tahun kita bersama karena aku yang terjebak di masalalu kecelakaan yang menyakitkan itu," ucap Qia dengan raut wajah bersedih.     

Kenan tersenyum paksa mendengarnya, karena dirinya sadar selama hampir sekitar 9 tahun ini ia tidak pernah ada di samping Qia. Ia baru hadir beberapa bulan ini di hidup Qia. Dan ketika ia hadir dalam hidup Qia, ia memksa Qia untuk kembali padanya hanya untuk bisa kembali pada Raka. Ia tidak pantas mendapatkan ucapan terimakasih dari Qia, karena ia sendiri tidak pernah ada di sisi Qia kurang lebih 9 tahun terakhir ini.     

"Enggak usah berterimakasih, hum," ucap Kenan dengan nada lembut dan senyum palsunya.     

"Cuma itu yang bisa Qia ucapkan ke kakak karena sudah ada di samping Qia selama—" ucapan Qia terhenti ketika jari telunjuk Kenan berada tepat di bibirnya.     

"Udah ya, jangan di lanjut. Aku enggak suka dengarnya," ucap Kenan dengan saura lembut tetapi syarat akan nada peringatan. Qia pun hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban dari ucapan Kenan barusan. Kenan tersenyum kemudian mengusap pipi Qia sayang.     

Kini Kenan dan Qia sedang berada di dalam mobil untuk pulang ke appartemeny mereka. Kenan meminta supir untuk menjemput dirinya dan juga Qia. Untuk masalah kakek dan Revi mereka tidak Kenan izinkan bertemu dengan Qia. Karena Kenan tidak mau sampai Kakek tahu keadaan Qia yang mengalami trauma yang menyebabkan dirinya pernah hampir gila dan memiliki kecendrungan untuk bunuh diri.     

Dan gejala yang Qia alami ini adalah salah satu gejala gangguan kejiwaan, dimana Qia yang selalu mencoba mengakhiri hidupnya. Namun, hal ini bisa di bilang baru-baru ini terjadi karena sebelumnya Qia hanya akan berteriak histeris saja ketika mengingat keluarganya sudah meninggal semua akibat kecelakaan yang mereka alami.     

Dokter kejiwaan Qia yang baru menjelaskan bahwa Qia mengalami kecenderungan bunuh diri. Entah kenapa itu bisa terjadi pada Qia. Namun, memang itulah yang terjadi pada Qia sekarang. Kenan yang mendengarnya pun harus ekstra menjaga Qia. Sebisa mungkin Qia sering di ajak mengobrol agar ia tidak mengingat untuk bunuh diri.     

Kenan menatap Qia yang sedang tertidur di pelukannya, ia sendiri tidak tahu kenapa Qia berusaha mengakhiri hidupnya seperti ini. Apa yang sebenarnya Qia rasakan pun ia tidak tahu. Karena Qia tidak pernah mengatakannya pada Kenan. Ia berusaha baik-baik saja di depan Kenan membuat Kena sendiri bingung harus bagaimana membuat Qia mau terbuka padanya.     

TBC…     

YO YO YO GUYS… TERNYATA QIA ENGGAK CUMA MENGALAMI GEJALA PTSD TERNYATA QIA SEKARANG MENGALAMI KEINGINAN UNTUK BUNUH DIRI. KENAPA INI BISA TERJADI YA, PADAHAL SEBELUMNYA TIDAK SEPERTI INI. WEHEHEHE…     

CUS, BANYAKIN KOMENT DAN POWER STONENYA YA GUYS….     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.