Bab 97 \"KEBIASAAN!\"
Bab 97 \"KEBIASAAN!\"
HAPPY READING GUYS…
Mata mereka saling beradu, Qia tidak berekspresi sama sekali atas apa yang Kenan lakukan saat ini. "Maaf, pak," hanya itu yang Qia katakana kemudian ia melangkahkan kakinya pergi dari sana dengan cepat.
Sisilia dan para karyawan yang belum pulang itu terdiam atas apa yang di lakukan Qia saat ini. Bisa-bisanya Qia mempermalukan Kenan di depan karyawannya. Seharusnya jika ia menolak pun tidak dengan cara seperti ini. Beberapa karyawan yang tadinya memang berjalan bersisian kini mulai berbisik-bisik.
"Apa yang harus aku lakuin Ta? Kamu bilang aku harus menunjukkannya dan enggak perlu malu tentang kamu. Terus apa lagi Ta?" tanya Kenan dengan suara keras dan ia sudah berdiri kemudian membalikkan tubuhnya untuk menatap Qia yang terus berjalan tanpa berhenti.
"Ta, tolong maafin aku yang dulu ninggalin kamu tanpa kabar!" teriak Kenan lagi. Ia sudah mersa hina, tetapi semua sudah terlanjur lebih baik ia menjatuhkan harga dirinya semakin dalam. Siapa tahu dengan ini Qia akan luluh.
Namun, pada akhirnya Qia tetap keluar dari kantor tanpa mempedulikan Kenan. Kenan menundukkan kepalanya kemudian menghembuskan napasnya dengan berat. Ia menggenggam kuat kotak cincinnya.
Karyawan tidak henti-hentinya berbisik dan mencibir Qia yang sok jual mahal. Tetaplah Qia yang mereka bicarakan, padahal Kenan sendiri dengan lantang meminta maaf karena pernah meninggalkan Qia. Tetapi mereka merasa Qia tetaplah salah jadilah mereka masih menggunjing Qia.
"Apa kalian tidak ingin pulang?" tanya Zevan menginterupsi semua orang yang masih diam di tempatnya seray menggunjing Qia.
Tanpa berkata apa-apa, mereka pun mulai berjalan dan ke luar dari kantor. Flora yang baru saja ke luar dari lift tadi sempat terkejut mendengar pertanyaan Zevan yang rasanya lebih cocok sebagai teguran. Apalagi suara Zevan terdengar lebih keras dari biasanya.
Semua orang pun mulai berjalan meninggalkan kantor. Kenan pun dengan langkah lesunya akhirnya ikut ke luar dari kantor. Zevan hanya menatap iba pada kakak tirinya. Kenan yang selalu bersikap dingin pada karyawan, tiba-tiba melamar seseorang di hadapan orang banyak. Hal itu pasti sudah menurunkan harga dirinya sebagai bos yang dingin.
Kenan berjalan ke arah mobilnya kemudian membuka kunci mobilnya. Kenan membuka pintu mobilnya dan bersamaan dengan itu seseoranga juga masuk ke dalam mobil dan duduk di samping kursi kemudi. Kenan terkejut ketika melihat siapa orang yang ada di sampingnya.
"Tata!"
"Udah Qia bilang untuk panggil Qia bukan Tata!" kesal Qia kemudian ia bersedekap dan menatap lurus ke depan seraya memanyunkan bibirnya.
Kenan mengerjapkan matanya beberapa kali melihat Qia yang sedang merajuk saat ini. "Tata," panggil Kenan dengan suara lembutnya.
Qia mendengkus kesal kemudian menatap Kenan. "Ih, kupingnya bener-bener ya!" kesal Qia.
Kenan tidak mempedulikan dengkusan kesal Qia. "Kenapa kamu di sini?" tanya Kenan menatap serius Qia.
Qia memutar malas bola matanya mendengar pertanyaan Kenan. "Jadi, enggak suka QIa di sini. Ya udah kalau gitu, Qia keluar aja," ucap Qia yang bersiap akan membuka pintu.
Kenan dengan cepat langsung menarik pergelangan tangan Qia membuat Qia membalikkan tubuhnya dan tubunya membentur tubuh Kenan. Kenan memeluk erat tubuh Qia karena merasa senang seklaigus haru karena Qia ada di sini.
Sungguh, entah kenapa ia bisa seperti ini. Qia benar-benar menjungkir balikkan kehidupannya. Heran dengan apa yang terjadi dengan dirinya. Tetapi kini ia merasa lega Qia ada di sini. Perlahan Qia mengurai pelukannya dan menatap Kenan. "Bagaimana perasaan kakak ketika aku pergi begitu saja?" tanya Qia seraya tersenyum.
Kenan punkini menatap serius tepat ke bola mata Qia. "Apa kakak merasa terhina dan rasanya kakak hancur karena aku pergi begitu saja?" tanya Qia kembali.
Kenan ingin berucap tetapi entah kenapa bibirnya itu susah terbuka. "Itu yang aku rasakan ketika kakak pergi begitu saja tanoa jawaban. Hanya bedanya kakak sama sekali enggak dapat cibiran, tidak seperti aku yang di cibir oleh mereka. Bahkan mereka berkata aku yang enggak pantas untuk Kak Ken, cewek manja, kekanakan, bodoh –" ucapan Qia terhenti ketika Kenan menarik tengkuknya dan mecium bibir Qia.
Qia terdiam dengan apa yang di lakukan Kenan. Perlahan Kenan menggerakkan bibirnya untuk melumat bibir Qia, tetapi Qia memukul dada Kenan hingga Kenan melepaskan tautan bibirnya.
"Kebiasaan!" kesal Qia seraya mengusap bibirnya dengan kasar.
Kenan terkekeh mendengar ucapan Qia, kemudian ia mengeluarkan kotak cincin yang tadi akan ia buang atau akan di berikan pada orang saja supaya lebih bermanfaat. Kenan membukanya dan mengarahkan isinya ke Qia. Qia tersenyum melihatnya, kenan kemudian mengambil cincinnya dan menarik tangan kiri Qia. Ia memasangkan di jari manis Qia. "Kegedean," ucap Qia seraya mengangkat jemarinya dan melihatnya.
"Aku takut enggak cukup, jadi aku buat sedikit besar."
"Kakak sendiri yang buat?" tanya Qia dengan wajah terkejutnya.
"Hum, bagus gak?"
"Hum," Qia Nampak berpikir melihat cincinnya.
"Jelek ya?" tanya Kenan.
"Karena Qia enggak bisa buat, Qia bilang bagus dan unik," jawab Qia seraya menatap cincinnya kemudian ia mengusap cincin itu. Ia menatap ukiran cincin itu, yang benar-benar terbuat dari kayu karena terasa enteng di pakai. Ia melihat berlian di atasnya hingga cincin itu berkesan mewah.
"Kok, kakak bisa kepikiran buat seperti ini?"
"Tiba-tiba terlintas saja di otakku dan sepertinya cincin ini cukup mewah dan memiliki arti yang bagus."
"Memangnya artinya apa?"
"Keseriusan aku, karena cincin itu adalah benda pertama karyaku. Aku CEO dari perusahaan furniture dan setiap desain aku yang membuatnya. Jadi karya ini adalah satu-satunya karyaku yang berbeda dari semua karya yang aku ciptakan," ucap Kenan seraya tersenyum.
Qia ikut tersenyum dan memandangi cincinnya. Kenan yang sekarang sedikit berbeda walau terkadang masih sering berwajah dingin. Namun menurut Qia, Kenan sekarang itu lebih romantis.
"Jadi, kapan kita akan meresmikan hubungan kita?" tanya Kenan seraya tersenyum menatap Qia.
Qia langsung menolehkan kepalanya untuk menatap Kenan dengan wajah terkejutnya. "Apa secepat itu?" tanya Qia.
"Kita akan bertunangan dahulu, baru nanti beberapa bulannya atau bulan depan kita menikah."
"Ini teralu cepat, kak," ucap Qia yang merasa ini terllau cepat.
"Aku enggak mau lama-lama hanya untuk jaga jodoh orang."
"Jadi kakak mau nikah lagi?" tanya Qia kesal.
"Kok, nikah lagi?" tanya Kenan bingung.
"Ya kakak bilangnya begitu. Jagain jodoh orang, maksudnya apa?"
"Ya untuk apa pacaran lagi lama-lama, kalau nanti malah jagain jodoh orang. Lebih baim cepat menikah dan semua beres. Ciuman enggak akan keputus lagi.," jawab Kenan dengan santainya.
Qia hanya memutar malas bola matanya saja, entah kenapa jawaban Kenan benar-benar tidak menyambung sama sekali.
TBC….YUHUU…. BANYAKIN KOMENT DAN POWER STONENYA YUK GUYS…. HEHEHEHE