Menikah dengan Mantan

Bab 98 \"LEPASKAN AKU!\"



Bab 98 \"LEPASKAN AKU!\"

Hai.. hila bhula guys… apa kabar… wehehhe…. JANGAN BOSAN-BOSAN DENGAN CERITANYA YA GUYS,,,     

BTW YANG IKUTAN CHALLENGE JANGAN LUPA UNTUK HUBUNGIN AKU KE AKUN IG : CHI_HYO_KI95 ATAU FB : ACHI HYOKI95     

YUKSLAH RAMIAKAN. BTW INI BELUM DI EDIT YA… JADI MASIH BANYAK TYPO BETEBARAN. TOLONG DI MENGERTI YA.. NANTI BAKALAN AKAU BENERIN KOK, TENANG AJA. HEHEHEHE…     

HAPPY READING….     

Sudah hampir sebulan Raka bersama Chika. Hubungan mereka hanya hubungan simbiosis mutualisme itu sih menurut Raka, tetapi Chika berpikir Raka hanya menempatkan diri pada posisi menguntungkan dirinya. Scarlett tidak begitu berbahaya, ia hanya wanita bebas saja.     

Namun, Chika mengkhawatirkan image dirinya di luar sana ketika ia menjadi Scarlett. Untung saja Scarlett setiap kali membuat masalah tidak sampai mempengaruhi reputasinya. Ia membutuhkan Raka sudah pasti supaya Scarlett tidak melakukan hal-hal yang mungkin saja tidak terkendali lagi.     

"Lepasin aku, aku mau pergi!" teriak Scarlett. Ya, Chika kembali menjadi Scarlett. Dan kali ini ia ingin pergi ke club malam. Raka menahannya karena Scarlett kali ini memakai pakaian yang minim, bahkan ia tidak memakai bra dan juga underware.     

Dia kesal karena Raka lebih peduli dengan Chika, padahal mereka yang pertama kali bertemu. Jadi ia melampiaskan kekesalannya dengan mempermalukan Chika. "Dari pada kamu pergi dengan pakain seperti ini untung mengundang para pria memangsamu, labih baik aku yang memangsamu," ucap Raka yang saat ini sedang memeluk pinggang Scarlett yang terus memberontak.     

"Gua enggak mau! Lepasin gua!" teriak Scarlett marah.     

"Ayolah Chika—"     

"Gua Scareltt bukan Chika. Chika udah mati!" teriak Scarlett marah.     

Raka tidak peduli, ia pun mengangkat tubuh Chika dan membawanya masuk ke kamar. Tubuh Chika yang memang lebih kecil bahkan sangat ringan itu mudah di gendong oleh Raka. "Raka sialan! Turunin gua!" teriaknya kesal.     

Raka menjatuhkan tubuh Scarlett ke atas tempat tidur. Scarlett menolehkan kepalanya dan menatap Raka kesal. Raka perlahan naik keatas tempat tidur membuat Scarlett memundurkan tubuhnya hingga kepalanya kini terantuk sandaran tempat tidur.     

Raka tersenyum kemudian satu tangannya membelai pipi Scarlett. Dengan kesal Scarlett menepis tangan Raka . "Oh, ada apa sayang?" tanya Raka seraya tersenyum.     

Scarlett tidak menjawab, ia mendorong tubuh Raka kuat tetapi tubuh Raka seperti tertancap hingga tidak bergerak sedikit pun. "Raka sialan!" teriak Scarlett kesal.     

Raka hanya memejamkan matanya mendengar teriakan Scarlett yang memekakkan telinganya. Namun, ia tidak menjauh sama sekali hingga Scarlett tidak memiliki ruang untuk terlepas dari Raka.     

Raka kini menatap wajah Scarlett yang sudah sangat-sangat kesal. "Wajahmu benar-benar membuatku ingin menaklukanmu di ranjang. Jadi, bagaiman jika kita—"     

"Enggak!" teriak Scarlett.     

"Mulutmu sepertinya perlu di bungkam," ucap Raka kemudia ia membungkam bibir Scarlett dengan bibirnya.     

Scarlett dengan kesal mengigit bibir Raka hingga Raka langsung menjauhkan tubuhnya dari Scarlett. Raka memegangi bibirnya yang sedikit berdarah kemudian ia menatap Scarlett yang memasang wajah tidak peduli sama sekali.     

"Kau berani mengigit bibirku?" tany Raka menatap marah Scarlett.     

Scarlett bangun dari tidurannya karena tadi dia dalam posisi tidur. Tanpa berkata apa-apa, Scarlett akan turun dari tempat tidur tetapi pergelangan tangannya di tarik dengan kasar membuat Scarlett harus kembali merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.     

Raka menindih tubuh Scarlett membuat Scarlett langsung memasang tanda bahaya. "Aku akan membuatmu tidak berkutik lagi," ucpa Raka dan langsung menerjamng bibir Scarlett.     

Ia tidak peduli dengan bibirnya yang pedih. Ia hanya ingin menaklukan Scarlett saja hari ini. Ia memegangi kedua tangan Scarlett di samping kanan dan kirinya dengan kuat. Ia mencengkram tangan Scarlett dengan kuat hingga rasanya pergelangan tangan Scarlett akan remuk.m     

Scarlett berusaha menolak ciuman Raka, tetapi apa daya cengkraman Raka begitu kuat hingga rasanya sudah lelah untuk melawan. Pada akhirnya Scarlett pun pasrah saja dan membiarkan Raka melakukan appun yang dia mau.     

Raka menghentikan ciumannya kemudian ia mengangkat wajahnya agar dapat melihat wajah Scarlett. "Kenapa kamu tidak membalasku?" tanya Raka mengernyitkan dahinya.     

"Kenapa lo itu pilih Chika, sedangkan lo lebih dulu kenal sama gua?" tanya Scarlett dengan wajah seriusnya.     

"Karena dia nyata dan kamu hanya pemeran pembantu saja," jawab Raka dengan santainya membuat Scarlett mengepalkan tangannya erat. Sekuat tenaga ia mendorong tubuh Raka dan Raka pun dengan senang hati berpura-pura tersungkur ke sisi lain.     

"Kalau bukan karena gua, dia itu udah mati. Dia itu cuma pecundang yang bisanya nyumput di ketiak orang. Seperti sekarang, kalau bukan karena gua sekarang mungkin dia udah masuk rumah sakit jiwa!" marah Scarlett.     

"Gua yang selalu jadi tameng dia di saat dia tertidur disini karena takut!" ucap Scarlett sambil menunjuk hatinya.     

Ia tidak terima dengan perkataan Raka yang menyebut dirinya seorang pemeran pembantu, karena pada dasarnya dirinya yang selalu melindungi Chika di saat Chika bersembunyi di dalam sana. Terkadang hanya masalah kecil ia sudah takut dan bersembunyi.     

"Jadi, kenapa dia takut? Dan kenapa kamu yang harus muncul untuk menggantikannya melawan rasa takut."     

"Karena dia seorang pecundang!" jawab Scarlett mentap malas Raka.     

"Kenapa kamu tidak membiarkan dirinya melawan sendiri. Kenapa kamu harus keluar, berarti kamu peduli dengannya?" tanya Raka meicingkan matanya.     

Raka merasa ada sesuatu yang membuat Scarlett muncul dalam diri Chika. Karena pasti ada alasan yang begitu kuat hingga membuat Chika memiliki dua kepribadian. Scarlett menatap Raka lekat-lakat, otaknya berpikir cepat hingga ia tahu apa maksud Raka menanyakan ini padanya.     

"Kamu ingin menyingkirkanku, kan!" tuduh Scarlett.     

"Aku bukan ingin menyingkirkanmu tapi aku ingin kamu bersahabat baik dengan Chika" jawab Raka dengan wajah seriusnya.     

"Bersahabat?" tanya Scarlett tetapi setelah itu ia tertawa terbahak-bahak. "Gua dan pecundang itu bersahabat? Apa kau gila?" tanya Scarlett yang masih tertawa.     

"Memangnya ada masalah? Bukankan memiliki sahabat itu baik? Kamu bisa berbagi rasa dengan sahabatmu, baik itu rasa sakit atau rasa bahagia," jawab Raka.     

Dari informasi yang ia dapat dari dokter, Scarlett muncul karena rasa sakit yang tidak bisa dii tahan oleh Chika hingga Scarlett lah yang melawan rasa sakit itu. Scarlett terlalu menyimpannya sendiri hingga dokter pun tidak tahu penyebab pastinya kenapa Scarlett bisa muncul. Tapi, dokter menyarankan agar Scarlett di ajak berkomunikasi secara baik-baik supaya bisa dengan mudah mengetahui apa yang menyebabkan kepribadian Scarlett ini muncul.     

Namun, untuk urusan seperti ini Raka tidak bisa jika harus berlama-lama dan berpura-pura baik pada Scarlett. Ia yang selalu menyelesaikan masalah dengan cepat tidak bisa jika harus bersikap seperti saran dokter.     

Scarlett tersenyum mengejek. "Sahabata?" tanya Scarlett. "Gua gak butuh sahabat, karena sahabat itu enggak pernah ada di dunia ini. Sahabat itu hanya ada pada orang-orang bodoh yang mau di bohongi!" ucapnya tegas.     

Raka mengernyitkan dahinya mendengarkan ucapan Scarlett. Biasanya seorang wanita memiliki sahabat baik, tetapi apa karena Chika memiliki dua kepribadian ia jadi tidak memiliki seorang sahabat. Bagaikan sebuah rubrik yang teracak, Raka melihat Scarlett sekarang. Scarlett yang terlihat bebas sepertinya memiliki luka yang dalam di setiap Chika yang ketakutan.     

TBC… YUHU… JANGAN LUPA TINGGALKAN KOMENT YA GUYS, DAN JANGAN LUPA JUGA POWER STONENYA. HEHEHEHE….     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.