DON\'T READ SALAH
DON\'T READ SALAH
[Ya.] hanya kata itu yang tertulis tapi sudah cukup membuat hati Rey dan ketiga saudaranya gembira setengah mati karena itu artinya Selena selamat dalam kecelakaan tersebut.
Beberapa menit kemudian sebuah titik lokasi Ia terima, Rey yakin itu adalah Selena yang mengirimkan titik tersebut.
"Kita sudah menemukan titik lokasi keberadaan mereka." Ucap Rey tanpa mengalihkan perhatiannya pada laptop yang menyala dan berkedip-kedip.
Ronald, Arka serta Matt langsung berlari menghampiri Rey yang berada di dalam sebuah rumah di tengah hutan, milik seorang petani di negara itu.
"Dimana mereka?" Tanya Matt.
"Ini titik lokasinya." Ucap Rey, ketiga orang yang berada disampingnya langsung mendekat. Arka berjalan mencari tasnya, lalu mengambil sebuah peta yang ia bawa agar memudahkan proses pencarian.
"Mari kita membuat rencana pencarian." Kata Arka. Mereka berkumpul di sebuah meja yang telah terbentang sebuah peta yang lebar.
"Mereka berada di sini." Ucap Arka menandai lokasi jatuhnya pesawat sambil menatap Rey meminta persetujuan.
"Benar." Jawab Rey singkat.
"Lalu kita disini." Ujap Arka melanjutkan.
Ketiganya mengangguk, lalu Arka melanjutkan ucapannya. "Sekarang yang harus kita ketahui adalah, bagaimana cara kita mencapai daerah tersebut, jika cuaca tidak mendukung kita menggunakan pesawat. Sedangkan menurut informasi cuaca beberapa hari ini akan sering terjadi badai salju, ini tentunya tidaklah baik untuk kita dan untuk mereka."
"Itu benar, lalu apa yang harus kita lakukan?" Tanya Ronald pada ketiga saudaranya itu.
"Tidak ada jalan lain, kita harus mendaki kesana, dan setelah cuaca membaik kita minta dikirimkan pesawat, itu artinya salah satu dari kita harus ada yang tinggal disini. Untuk berjaga-jaga dan memantau kondisi kita, sekaligus memberi arahan jalur." Ucap Matt memberikan solusi.
"Itu ide bagus, berapa lama kita akan sampai kesana dengan jalan kaki?" Tanay Arka pada Matt yang lebih tahu lokasinya.
"Jika kita berangkat sekarang, mungkin sebelum malam kita akan sudah sampai. Bukankah perlengkapan kita lengkap?" Kata Matt sambil menatap ketiga orang yang sedang bersamanya secara bergantian.
"Ya, kantong tidur, makanan dan juga tenda, peralatan keamanan, semua siap." Ucap Rey.
"Baiklah, begini saja. Rey dan Arka kalian tetap disini, Rey bisa memandu kita ke titik lokasi, sedangkan Arka bisa melobi tenaga keamanan untuk membantu proses evakuasi. Aku dan Matt akan melakukan pendakian." Kata Ronald.
Mereka terdiam sejenak untuk memikirkan solusi yang diajukan Ronald, dan mereka akhirnya mengangguk serempak.
"Baiklah, kalian bersiap-siap, aku akan mempersiapkan alat komunikasi kusus untuk kita berempat, aku yakin disana tak ka nada sinyal internet."
"Kau benar. Kau segera siapkan alatnya, aku dan Matt akan berkemas." Kata Ronald.
"Aku akan bantu kalian berkemas." Ucap Arka.
"Oke."
Mereka bekerja sama dengan baik demi kelancaran pencarian Selena dan Tuan Handoko.
Matt dan Ronald sudah bersiap melakukan perjalanan berjalan kaki yang jaraknya hampir 70 km dengan medan pegunugan bersalju.
"Kau harus berhati-hati kak, untuk Matt ini adalah sesuatu hal yang biasa, tapi untuk mu, ini adalah sesuatu yang beda yang mungkin belum pernah kau lakukan." Ucap Rey khawatir pada sang kakak.
"kamu tenang saja, Rey. Aku bisa mengatasi hal itu."
"baiklah, aku percaya padamu kak, berhati-hatilah, Allah selalu bersama kalian." Ucap Rey lalu memeluk tubuh kakaknya dan Matt bergantian.
Matt dan Ronald mulai berjalan dengan petunjuk arah dari alat yang dibuat kusus oleh Rey yang mereka bawa dari rumah.
"Sepertinya ini tak kan mudah." Ucap Matt.
"Kenapa?" Tanya Ronald pada Matt dengan sesekali menoleh pada Matt.
"Karena kita harus mendaki gunung itu untuk mempercepat kita sampai di lokasi. Gunung itu adalah gunung batu yang diselimuti salju, pasti akan sangat licin, dan juga badai salju tadi malam, menutup lembah yang berada di balik bukit. Jika kita tidak berhati-hati kita bisa saja terporok dan jatuh ke dalam lembah itu." Terang Matt pada Ronald.
"kalau begitu kita harus lebih berhati-hati dalam menentukan langkah kita, Matt."
"Ya, kau benar."
Di lokasi jatuhnya pesawat, Selena berteriak girang setelah mendapatkan balasan dari Rey jika Matt dan Ronald sedang menuju kea rah mereka.
"Kita hanya perlu bertahan untuk menunggu mereka sampai disini, tapi masalahnya ada sebuah jurang yang sangat dalam di balik itu, aku yakin jurang itu tertutup oleh Salju yang turun dengan lebat tadi malam, aku takut Ronald dan Matt tak mengetahui tentang hal itu." Ucap selena pada Tuan Handoko.
"aku yakin mereka akan baik-baik saja, mereka berdua sudah biasa menghadapi medan terjal dan kali ini aku yakin mereka bisa menemukan mereka tanpa halangan berarti. Aku sangat tahu kemampuan mereka."
"Semoga saja angin tak bertiup kencang, itu akan membawa hawa yang akan semakin dingin saat mereka tiba dipuncak." Ucap Selena.
"Ya, kita doakan saja. Sebaiknya kita mencari bahan makanan yang bisa kita makan." Ucap Tuan Handoko.
"Jika kita bisa menemukan koper kita maka kita tak akan ke;aparan." Ucap Selena.
"kenapa?"
"karena aku membawa banyak makanan kesukaan ku dari negara M, dan makanan itu juga kesukaan Rena dan Humaira, aku sengaja membawanya untuk kami."
"Astaghfirullah, dasar wanita." Jawab Tuan Handoko sambil terkkeh.
"Ayo lah bantu aku mencari koper kita sayang, lumayan untuk menganjal perut kita hingga esok hari."
"Baiklah. Ayo." Tuan Handoko mengengam jemari Selena dengan erat lalu mulai membongkar satu demi satu koper yang berserakan dan bertumpuk-tumpuk untuk mencari tambahan bahan makanan untuk dimakan penumpang lain yang selamat dalam kecelakaan itu.
Rey menatap titik kuning dimana itu adalah lokasi Matt dan Ronald yang sedang berjalan, namun tiba-tiba Rey melihat Sesutu, lalu Ia mencoba mendeteksi lokasi apa yang tertangkap kamera drone yang ia terbangkan.
"Itu lubang jurang. Sial!!!" Rey segera mengetikkan pesan enkripsi pada Matt, memberi tahu dimana letak jurang tersebut namun rupanya dia sudah terlambat Ronald sudah terperosok dibibir jurang. Untung saja Matt sigap memegang tangannya.
Rey yang dapat melihat bayangan Matt dan Ronald berdebar kencang namun akhirnya dia lega setelah Ronald berhasil naik keatas bersama dengan Matt.
"bagaimana Rey?" Tanya Arka setelah mem=nginformasikan pada pemerintah setempat jika pesawat yang jatuh telah mereka temukan.
"Ronald hampir saja terjatuh dalam jurang, tapi untung saja Matt bisa menolong Ronald." Ujar Rey sambil menatap laptopnya.
"Syukurlan kalau begitu. TIM SAR dari negara M, akan membantu mengirimkan helicopter ke titik lokasi, jika cuaca telah membaik, tapi kapan membaiknya? Padahal prediksi cuaca akan terus memburuk beberapa hari kedepan."
"Kita akan mengirimkan pesawat helicopter milik kita, Arka. Kamu tenang saja." Kata Rey menenangkan kakak iparnya.