Kesetiaan!
Kesetiaan!
Ye Chen lalu mengambil kantong spasial dari tangan Xiaoyou dan melihat isinya, ada banyak batu bintang dan bagian dari zirah perang iblis ungu. Hal tersebut membuatnya merasa sangat senang, karena di dalam sarang tergantung itu ada banyak barang bagus. Pasti akan sangat menguntungkan kalau kemampuannya cukup kuat dan bisa mengalahkan penghisap darah emas tersebut. Tapi sayangnya, ia mungkin bisa mati kalau nekat melawan makhluk tersebut dengan kekuatannya yang sekarang.
Kemudian Ye Chen meraba hidungnya, ia tidak ingin memikirkan yang tidak-tidak lagi, dan segera menghitung barang di dalam kantong spasial. Kurang lebih ada lebih dari dua ratus batu bintang, dan ada tujuh bagian dari zirah emas iblis ungu di dalam kantong tersebut.
Barang-barang itu bisa digunakan untuk memperkuat Kerajaan Bintangnya.
Xiaoyou hanya mengambil sebagian harta di dalam sarang tersebut, lalu Ye Chen pun berpikir bahwa sekarang penghisap darah emas itu dalam kondisi marah. Namun sementara waktu ini, lebih baik ia tidak mengganggunya. Setelah beberapa hari berlalu, kalau penghisap darah emas itu belum dibunuh, ia akan kembali ke sana.
Ye Chen lalu terbang pergi, ia berencana mengitari laut utara kemudian baru kembali ke Kerajaan Bintang. Ia cukup penasaran dengan apa yang ditemukan oleh Tantai Ling, sehingga ia ingin mengitari laut utara, lagipula itu juga sejalan dengan arah pulang. Jadi tidak masalah untuk pergi dan melihat-lihat.
Ia terbang dengan cepat dan menatap ke depan, ada binatang jiwa yang terlihat berkerumun di tengah hutan dan mengejar siluman-siluman yang sial.
Di sebuah desa manusia, pondok dan bangunan lainnya telah diserang. Dan hanya ada sedikit manusia yang bisa bertahan, sedangkan siluman serta hewan spiritual masih bisa menyelamatkan diri dengan jurus-jurus yang mereka miliki. Namun mereka juga harus bertahan hidup dengan susah payah.
Roh Ye Chen mengawasi keadaan di sana, sembari menghancurkan ratusan pikiran roh ribuan binatang jiwa.
Binatang jiwa yang bisa mengeluarkan pikiran roh adalah binatang jiwa yang memiliki darah dan keturunan yang kuat. Dengan membunuh mereka, Ye Chen bisa mengurangi beban dari tiga jenis klan.
Tapi karena jumlah binatang jiwa yang sangatlah banyak, mereka pun tidak ada habis-habisnya meskipun sudah dibunuh sebagian. Tapi sejauh ini, hanya itu yang bisa Ye Chen lakukan.
Namun ada beberapa binatang jiwa yang memiliki sayap dan terbang di angkasa, lalu mencoba membunuh Ye Chen. Hal tersebut membuatnya mengeluarkan rohnya yang membentuk prajurit berzirah emas, dan mengayunkan tombak bulan sabit kembarnya untuk membantai para binatang jiwa tersebut.
Seketika, darah-darah pun berterbangan seolah sedang terjadi hujan darah.
Perlahan, ia sampai di pinggiran laut utara yang jaraknya sudah tidak jauh lagi dengan negara Xiwu. Dengan kecepatan terbang Ye Chen sekarang, ia bisa sampai ke Kerajaan Bintang dalam waktu dua hari saja. Ia lalu melihat ke kejauhan, dan terlihatlah lautan luas tanpa batas.
Kemudian ada sebuah pergerakan yang menarik perhatiannya.
Itu adalah gelombang binatang jiwa datang! Puluhan juta binatang jiwa berkumpul di sebuah tanah luas di pinggir laut, dan di tengah-tengah binatang jiwa tersebut ada jutaan siluman serta hewan spiritual yang terkepung.
Di antara para siluman dan hewan spiritual tersebut, ada tiga raja siluman yang merupakan siluman tingkat raja siluman, dan dua di antaranya adalah raja siluman pertengahan, sementara yang satunya adalah satu raja siluman puncak.
Kalau bukan karena tiga raja siluman itu, para siluman dan hewan spiritual tersebut mungkin sudah dibantai.
Tapi di antara puluhan juta binatang jiwa tersebut, juga ada lima binatang jiwa tingkat raja siluman yang terus menggerakkan pasukan untuk menyerang.
"Kakak pertama, kita sudah tidak punya jalan keluar lagi!" Ujar salah seorang raja siluman dengan panik, ia adalah siluman ular guntur ungu. Para siluman dan hewan spiritual tersebut merasa putus asa saat menatap kepungan binatang jiwa.
Mereka melarikan diri dari negara gurun bernama Seyi. Ketika mereka mendengar bahwa ada dinding kota yang masih utuh di negara Zhongyang, mereka ingin ke sana untuk mencari perlindungan. Tapi ada semakin banyak binatang jiwa yang mengejar mereka di sepanjang perjalanan.
Meskipun mereka telah membunuh para binatang jiwa itu, dan darah terlihat mengalir bagaikan sungai, hingga para binatang jiwa yang awalnya berjumlah puluhan juta sekarang hanya tinggal jutaan saja. Tapi sayangnya, mereka kini dikepung di pinggir lautan dan tidak bisa kabur lagi.
Sepertinya mereka tidak mungkin bisa mencapai negara Zhongyang!
Apa mereka semua akan menjadi makanan para binatang jiwa?
Mereka tidak rela!
Tiga raja siluman itu terus berperang sampai kelelahan, dan bertahan dengan sisa tenaga yang ada. Beberapa binatang jiwa tingkat raja siluman memang cukup kejam, mereka tidak berhadapan langsung dengan tiga raja siluman, tapi melakukan serangan mendadak. Sedangkan tiga raja siluman itu masih harus memecah fokusnya untuk menjaga murid-murid mereka, sehingga menyebabkan mereka terluka parah.
"Rakyat Seyi, ayo kita bunuh semuanya!" Siluman tingkat raja siluman puncak berseru dengan marah, ia adalah seekor elang perang hitam.
"Murid-muridku, bunuh mereka!" Dua raja siluman lainnya juga sudah memberi aba-aba dan siap bertarung mati-matian.
"Bunuh!" Para siluman dan hewan spiritual tersebut meraung dengan mata memerah. Di bawah pimpinan tiga raja siluman, mereka maju untuk memecah kepungan.
Area itu dipenuhi binatang jiwa berwarna hitam, dan jumlah mereka seolah tidak ada habisnya. Mereka semua tidak mengenal rasa takut dan menyerbu ke arah siluman serta hewan spiritual tersebut.
Area itu telah berubah menjadi arena perang. Walaupun beberapa binatang jiwa baru bisa membunuh satu ekor siluman dan hewan spiritual, tapi mereka tidak memiliki perasaan takut dan jumlah mereka terlalu banyak.
Tiga siluman tingkat raja siluman terlihat putus asa, mereka sudah banyak kehilangan saudara. Kalau terus seperti ini, mereka pasti akan musnah.
Selain sekuat tenaga melawan dan berdoa, mereka tidak punya harapan lain. Pasir-pasir tampak memenuhi tempat itu, dan nantinya akan menjadi tanah tempat mereka dikubur!
Elang perang hitam, ular guntur ungu, dan kerbau raksasa yang berzirah emas terus membantai binatang jiwa yang ada di langit. Mereka telah menghancurkan ribuan binatang jiwa, dan membuat darah segar mengalir bagaikan air terjun dari atas langit. Tapi di mata para binatang jiwa sebanyak itu, mereka hanyalah butiran pasir saja.
Lima binatang jiwa raja siluman awal menyerang tiga siluman raja siluman secara mendadak.
Para binatang jiwa dengan gigi yang tajam tersebut, menggigit para siluman raja siluman dan meninggalkan luka di tubuhnya, membuat darah-darah tampak berceceran.
Aroma amis darah membuat para binatang jiwa di sekitar sana menggila, dan energi kematian semakin memenuhi langit.
Gelombang binatang jiwa membuat mereka tidak bisa melihat harapan apapun.
"Ini adalah hukuman dari dewa langit pada kami…"
Mayat-mayat siluman, hewan spiritual, dan binatang jiwa telah menjadi rebutan makanan bagi para binatang jiwa yang menyerbu dari belakang. Raungan makhluk-makhluk tersebut membuat semua orang merasa ngeri.
Para siluman dan hewan spiritual melihat teman-temannya mati dan menjadi makanan binatang jiwa, namun mereka tidak berdaya karena mereka sedang menghadapi binatang jiwa yang lebih banyak lagi!
"Sepertinya sudah tidak ada kesempatan lagi untuk membalikkan keadaan." Elang perang hitam terlihat berlumuran darah, ekspresi wajahnya tampak dingin. Mereka sama dengan manusia, memiliki kecerdasan yang tinggi, dan paham bagaimana akhir dari perang itu.
"Kita akan terus bersama dengan Kakak pertama sampai mati!" Ujar ular guntur ungu dan kerbau raksasa yang berusaha untuk melindungi elang perang hitam, seraya melawan binatang jiwa. Bahkan terkadang muncul binatang jiwa tingkat raja siluman.
Ketika mereka mengira bahwa mereka pasti akan mati di tangan binatang jiwa tersebut, sebuah pikiran roh yang sangat kuat tiba-tiba datang.
Peng! Peng! Peng!
Pikiran roh binatang jiwa pun hancur berkeping-keping akibat serangan dari pikiran roh tersebut.
Lima ekor binatang jiwa raja siluman awal itu menyadari situasi yang merugikan mereka. Setelah binatang jiwa mencapai tingkat raja siluman, mereka sudah memiliki sedikit kecerdasan. Karena itulah, mereka sedang bersiap untuk melarikan diri. Namun tiba-tiba muncul prajurit berzirah emas dari samping, yang kemudian menggunakan cakar tajamnya untuk menyerang.
Lima ekor binatang jiwa raja siluman awal pun dicengkram di dalam tangan prajurit tersebut, sampai mereka berteriak meronta-ronta.
Ketika tapak prajurit tersebut menyambar, para binatang jiwa yang tak terhitung jumlahnya itu pun meledak.
Kemudian terdengar suara burung, dan muncul lah phoenix hitam yang diselimuti kobaran api hitam, serta seekor badak putih Bailin yang menyerang binatang jiwa tersebut.
Para binatang jiwa tersebut pun akan hancur karena kedatangan dua makhluk tersebut.
Beberapa saat kemudian, binatang jiwa di sekitar siluman dan hewan spiritual itu pun mati semua.
Para siluman dan hewan spiritual tampak tercengang saat melihat tiga sosok yang tak terkalahkan tersebut. Kemudian mereka merasakan suka cita karena bisa selamat dari malapetaka! Awalnya mereka mengira akan mati, tapi ternyata semuanya berbalik, karena prajurit berzirah emas, phoenix hitam dan badak putih Tianlin itu membantai seluruh binatang jiwa hanya dalam waktu sekejap.
Elang perang hitam, ular guntur ungu, dan kerbau raksasa itu tampak tercengang. Setelah mereka kembali sadar, mereka gemetaran dan tak menyangka kalau mereka masih bisa hidup!
"Ahli tertinggi!"
Apalagi ketiga ahli tersebut datang sekaligus!
"Kita tertolong!" Ujar ular guntur ungu dengan keras sampai tak sengaja menggerakkan lukanya, hingga membuat dirinya sendiri kesakitan. Namun ia masih tetap tersenyum.
"Kakak pertama, kita berhasil bertahan hidup!" Ujar kerbau raksasa yang biasanya selalu diam. Sekarang ekspresi wajahnya terlihat penuh dengan air mata kebahagiaan.
Elang perang hitam melihat para murid di bawah sana, lalu melihat dua saudaranya dengan tatapan senang, hatinya dipenuhi dengan kegembiraan. Tapi karena ia adalah orang yang tenang dan serius, ia pun langsung terlihat tenang kembali.
Saat prajurit berzirah emas, phoenix hitam, dan badak putih Tianlin membantai binatang jiwa, Ye Chen sudah terbang mendekat dan mengawasi elang perang hitam, ular guntur ungu, serta kerbau raksasa. Ia sedang memperhitungkan bagaimana caranya agar tiga raja siluman ini mau bergabung di kerajaannya. Karena bertemu dengan raja siluman adalah kesempatan yang langka, Ye Chen tidak ingin membagi pikiran rohnya untuk menjinakkan siluman raja siluman lagi. Ia ingin menyimpannya untuk menjinakkan siluman tertinggi!
Melihat Ye Chen melayang di udara, elang perang hitam, ular guntur ungu dan kerbau raksasa saling bertatapan, lalu mereka mendekat ke arah Ye Chen.
"Kami adalah Mo Ying, Mo She, dan Mo Niu. Kami bersedia tunduk kepada Tuan selama hidup kami, dan tidak akan berkhianat!" Tiga orang itu memberi hormat pada Ye Chen dengan suara keras, seraya mengutarakan kesungguhan hati mereka.
Mereka telah dikejar oleh binatang jiwa di sepanjang perjalanan. Di saat kematian sudah ada di depan mata, Ye Chen lah yang menolong mereka. Hal tersebut mereka merasa sangat berterima kasih. Selain itu, mereka juga telah menyaksikan kehebatan Ye Chen, dan mengerti bahwa bergantung pada Ye Chen adalah satu-satunya jalan agar klan mereka bisa bertahan. Jadi mana mungkin mereka menyianyiakan kesempatan ini? Karena itulah, mereka bergegas menunjukkan kesungguhan hati pada Ye Chen.
Sementara itu, Ye Chen terlihat berpikir sejenak. Ia mengerti kalau tiga raja siluman tersebut ingin ikut dengannya karena itu adalah satu-satunya cara untuk bertahan hidup.