Langit Sembilan Bintang

Mati dengan Tenang



Mati dengan Tenang

"Saudara Zhan, Kak Sha, kita harus segera masuk!" Ujar Bi Mie.     

Zhan Li dan Sha Tongtian menatap orang-orang di bawah dengan penuh rasa bersalah, akhirnya mereka terpaksa mengorbankan anggota klan dan teman-temannya yang lain, ini adalah sebuah penghianatan, tapi mereka terpaksa harus melakukannya.     

Orang-orang di sana menunduk untuk memberi hormat pada mereka bertiga.     

"Yang mulia, kalian harus membalaskan dendam kami! Kota Dewa Guntur tidak oleh jatuh di tangan Kerajaan Penegak Hukum, tolong!"     

"Yang mulia, Kepala Aula Zhan, dan Ketua Klan Sha, mohon jaga dua tetua tertinggi Klan Liu!"     

Mereka semua meneriakkan pesan terakhir mereka, di dalam mata mereka ada keteguhan yang tidak pernah ada sebelumnya.     

Sinar matahari senja menembus lapisan awan, membuat dinding Kota Dewa Guntur disinari warna merah seperti darah mereka.     

Melihat orang-orang di bawah sana membuat mata Bi Mie, Zhan Li, dan Sha Tongtian memerah.     

Orang-orang itu adalah pahlawan terhormat!     

Mereka bertiga merasa sangat bersalah dan menghormati mereka, akhirnya mereka harus dikorbankan.     

"Ayo!" Bi Mie berseru.     

Zhan Li dan Sha Tongtian saling bertatapan, kemudian menyerang mundur Shen Duan dengan sekuat tenaga, lalu melesat pergi dari sana.     

Tiga bayangan itu membentuk sinar dan masuk ke dalam area terlarang.     

Setelah Bi Mie, Zhan Li, dan Sha Tongtian masuk ke sana, segel di area terlarang itu berfungsi. Segel tersebut berkali-kali lipat lebih kokoh dibandingkan segel di luar sana.     

Shen Duan menatap kepergian mereka bertiga dari jauh, dan sama sekali tidak mengejar mereka. Ia kemudian melayang dengan tatapan yang tampak suram.     

Ye Chen melihat satu per satu orang yang masih di luar sana menggenggam senjata mereka, dan berdiri di atas reruntuhan bangunan. Mereka bersiap untuk bertarung mati-matian.     

Mereka tahu jelas bahwa mereka akan mati di sana!     

Begitu pasukan besar Kerajaan Penegak Hukum masuk, mereka pasti akan mati. Karena tidak ada ahli tak berawal dan pandangan jiwa, mereka pasti akan dibantai habis-habisan.     

Namun senyuman orang-orang itu akan terkenang di dalam cahaya matahari senja.     

Ye Chen mengepalkan tangannya, ia tidak rela orang-orang itu mati di tangan Kerajaan Penegak Hukum. Tapi walaupun ia keluar, tetap saja ia tidak bisa melawan tiga anjing tua itu, dan ia sama saja dengan bunuh diri kalau nekat keluar.     

Bi Ling berdiri di samping Ye Chen, ia menepuk-nepuk tangan pemuda itu dan menggenggamnya erat, matanya sudah berkaca-kaca.     

Di bawah serangan Zu Yan dan Zu Ming, segel Kota Dewa Guntur semakin rusak, sampai akhirnya terdengar suara keras. Pasukan besar manusia boneka dan ahli dari Kerajaan Penegak Hukum pun masuk, dan terlihat memenuhi angkasa, membuat kegelapan menyelimuti Kota Dewa Guntur.     

Pasukan Kerajaan Penegak Hukum sudah datang!     

Mereka semua yang tertinggal di luar pun mengayunkan senjata mereka dan meraung keras untuk melawan pasukan itu.     

"Lindungi Kota Dewa Guntur!"     

"Bunuh!"      

Para anggota yang tersisa di luar meraung keras dan menyerbu ke depan, mereka semua tampak diselimuti cahaya kehidupan terakhir.     

Zu Yan melayang di udara, ia hanya tertawa dingin saat melihat orang-orang itu menyerbu tanpa takut mati.     

"Dasar semut!" Siluman berzirah hitam yang ada di belakangnya terlihat menekankan tapaknya, dan para ahli itu pun meledak seketika. Darah-darah tampak beterbangan, dan suara Zu Yan yang terdengar bergema di dalam Kota Dewa Guntur, "Bunuh semua pemberontak!"     

Satu per satu bayangan pun menyerang Zu Yan.     

Namun mereka semua meledak dalam radius ribuan meter dari Zu Yan, dan membuat hujan darah terjadi.     

"Bunuh semua kotoran Kerajaan Penegak Hukum!"     

"Lindungi Kota Dewa Guntur, lebih baik mati daripada menyerah!"     

Satu demi satu orang mati di angkasa, tapi mereka masih tetap menyerbu.     

Mereka tahu jelas resikonya, tapi terus bertarung sampai titik darah penghabisan. Mereka tidak bersedia menjadi hewan kurban, karena ayunan senjata mereka yang terakhir kalinya adalah kehormatan bagi mereka!     

"Tubuh bisa mati, jiwa bisa hancur, tapi tidak ada bibit pengecut di keturunan makhluk guntur!"     

"Begitu juga Klan Liu!!"     

"Kami Klan Macan Tutul Api Hitam juga!"     

"Klan Makhluk Pasir!"     

Ratusan ribu bayangan terlihat melesat ke udara.     

Zu Yan mengeluarkan tatapan yang penuh dengan energi membunuh, dan ratusan ribu bayangan itu meledak seketika. Dia terlihat bagaikan dewa iblis, ada sinar hitam dari matanya. Lalu ia menatap ke area terlarang dan berseru, "Bi Mie, Zu Yan, Zu Ming! Shen Duan dari Kerajaan Penegak Hukum ada di sini, dasar pengecut! Kalian mengorbankan anggota kalian sementara kalian malah bersembunyi!"     

Aura kegelapan Zu Ming dan Shen Duan menutupi angkasa, menyelimuti kota itu dalam kegelapan. Mereka menatap area terlarang dan membuat seluruh Kota Dewa Guntur diselimuti energi membunuh.     

Melihat Zu Yan membantai anggota klan mereka di luar, orang-orang di dalam area terlarang pun merasa tidak tahan.     

"Aku mau keluar!"     

"Walaupun mati, aku mau mati bersama dengan anggota klanku!"     

Beberapa orang tidak memperdulikan apapun dan keluar dari sana untuk menyerang ke arah Zu Yan.     

"Ada lagi orang-orang yang mengantar nyawa, benar-benar membosankan!" Siluman berzirah hitam di belakang Zu Yan mencengkram mereka, dan mereka pun hancur seketika. Kemudian Zu Yan berkata lagi, "Bi Mie, apakah sebagai ahli terkuat di daratan timur kamu tidak memiliki keberanian untuk keluar? Sepertinya aku terlalu memandang tinggi dirimu!"     

Semua orang melihat Bi Mie sedang berkultivasi.     

"Yang mulia, Zu Yan sedang memanasi Anda, Anda tidak boleh keluar!"     

"Yang mulia, mohon jaga diri Anda, melestarikan keturunan makhluk guntur lebih penting!" Ujar para ahli keturunan makhluk guntur.     

Tiba-tiba Bi Mie membuka mata dan matanya memancarkan sinar.     

Lalu di benteng paling tinggi di Kota Dewa Guntur tiba-tiba terlihat cahaya pedang. Kemudian pedang-pedang guntur yang tidak terhitung jumlahnya itu melesat ke segala arah.     

Pasukan manusia boneka hendak mengepung dan berusaha menghancurkan benteng tertinggi di dalam kota itu, tapi tiba-tiba mereka menghadapi hujan pedang, dan tidak sempat menghindar. Di mana pun hujan pedang itu turun, pasukan manusia boneka dan ahli dari Kerajaan Penegak Hukum akan mati di sana.     

Pedang guntur benar-benar sangat cepat, bahkan ahli pandangan jiwa pun tidak dapat menghindarinya.     

Di manapun cahaya pedang itu lewat, pasukan Kerajaan Penegak Hukum akan mati seketika.     

Dalam sekejap mata, puluhan ribu manusia boneka dan ahli Kerajaan Penegak Hukum mati, di antaranya ada lebih dari ratusan ahli pandangan jiwa.     

Raut wajah Zu Yan, Zu Ming dan Shen Duan langsung berubah menjadi suram. Mereka tak menyangka kalau Bi Mie akan menyerang dengan brutal.     

"Hanya formasi pedang saja, kita hancurkan formasi itu." Shen Duan berbicara dengan nada dingin.     

Zu Yan dan Zu Ming pun menyerang secara bersamaan, Xuan Qi mereka membentuk dua tapak besar yang mencengkram benteng tertinggi di kota tersebut. Namun kemudian muncul segel perlindungan yang menekan serangan mereka.     

"Hancurkan!" Zu Yan dan Zu Ming mengeluarkan Xuan Qi dalam jumlah besar, dua tapak Zu Yan dan Zu Ming semakin membesar dan mencengkram segel yang melindungi itu. Segel tersebut pun retak perlahan.     

Sinar di mata Bi Mie tampak semakin terang, cahaya-cahaya pedang itu terus membunuh musuh-musuh yang ada di sana, dan mereka tidak ada yang bisa menghindari.     

Beberapa saat kemudian terdengar suara keras, segel benteng itu hancur, kemudian benteng tertinggi itu juga hancurkan dan dipatahkan oleh dua tapak raksasa Zu Ming dan Zu Yan.     

Cahaya-cahaya pedang itu pun menghilang dalam sekejap.     

Formasi pedang yang digunakan secara tiba-tiba itu telah membunuh puluhan ribu pasukan musuh, membuat sebagian besar Kota Dewa Guntur kosong.     

"Bi Mie, memangnya kenapa kalau kamu sudah membunuh pasukan kita, hm? Kerajaan Penegak Hukum masih bisa membimbing ahli lagi, dan menciptakan manusia boneka. Apa kalian mau seumur hidup bersembunyi di sana?" Ujar Zu Yan memprovokasi Bi Mie dan lainnya.     

Cahaya di mata Bi Mie pun menghilang, ia menutup mata lagi dan duduk bersila di benteng tinggi tanpa bergerak sedikitpun.     

Suasana di area terlarang dewa guntur menjadi tegang, semua orang menatap tiga anjing tua dari Kerajaan Penegak Hukum sambil mengepalkan tinju.     

Lalu tiba-tiba terdengar suara logam yang bergesekan, Zhan Li yang mengenakan zirah perang emas berjalan mendekati Ye Chen.     

Semua mata tertuju padanya.     

Melihat ia mendekat, Ye Chen, Bi Ling, dan Bi Yin pun berdiri.     

Zhan Li menatap Bi Yin, ia seperti heran kenapa Bi Yin bisa meningkatkan kultivasi dalam waktu secepat itu, sepertinya darah purbanya sudah akan terbangun.     

"Kepala Aula Zhan." Ye Chen terlihat memberi hormat.     

Zhan Li kemudian menatap Ye Chen, lalu menatap Bi Ling dan Bi Yin, "Di antara ahli yang sudah memiliki wilayah tahap satu, kalian bertigalah yang memiliki kesempatan mencapai wilayah tahap dua. Kalian adalah penerus kami, dan itu berarti kami sudah boleh tenang."     

Ye Chen merasakan firasat buruk setelah mendengar kata-kata Zhan Li, begitu pula dengan Bi Ling dan Bi Yin.     

Zhan Li kemudian tersenyum seraya melihat ketiga orang yang bingung itu, "Aku, Sha Tongtian, dan Bi Mie, akan keluar untuk bertarung sekuat tenaga melawan Zu Yan, Zu Ming, dan Shen Duan. Kalau kami mati, maka kami akan menyerahkan urusan berikutnya pada kalian."     

"Kepala Aula Zhan, mohon kalian mempertimbangkan keputusan itu sekali lagi. Zu Yan, Zu Ming dan Shen Duan sangat kuat, lebih baik kita menghindar dari mereka untuk sementara waktu." Ujar Ye Chen dengan panik. Walaupun mereka bertiga bergabung, tapi tetap saja tidak akan bisa mengalahkan Shen Duan, apalagi ditambah dengan Zu Ming dan Zu Yan!     

"Aku paham. Zu Yan, Zu Ming, dan Shen Duan jauh melebihi kami. Tapi ada banyak anggota di luar, jadi bagaimana mungkin kami hanya duduk diam melihat mereka mati. Kami bertiga mengkultivasi hati ksatria, dan tidak akan mati dengan penyesalan. Kalau hari ini kami mundur, maka kultivasi kami juga tidak akan berkembang. Daripada menjadi sampah dunia di kehidupan ini, lebih baik mati dalam peperangan!" Ujar Zhan Li sambil tersenyum, dari senyuman itu menyimpan ketenangan yang tidak bisa diungkapkan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.