Berangkat ke Kota Dewa Guntur
Berangkat ke Kota Dewa Guntur
Teknik rahasia Tianyuan adalah teknik rahasia yang paling sulit untuk dikultivasi. Saat kultivator berhasil mengkultivasi tahap satu, ia akan memiliki kekuatan yang sangat kuat. Ahli super di Daratan Tianyuan hanya bisa mengkultivasi teknik rahasia Tianyuan karena tingkat kultivasi mereka lebih tinggi.
Kalau Ye Chen kurang berbakat, ia tidak akan bisa mengkultivasi teknik rahasia yang terlalu tinggi tingkat kesulitannya. Karena orang biasa butuh waktu puluhan tahun untuk mengkultivasi tahap pertama dari teknik rahasia tersebut.
Selain itu, mengkultivasi teknik rahasia Tianyuan membutuhkan banyak media, misalnya teknik rahasia Tianyuan—memecah ilusi, memerlukan tiga puluh pikiran roh tingkat tertinggi untuk persembahan. Sedangkan untuk mengkultivasi teknik rahasia Tianyuan—luka guntur, harus menyiapkan enam buah harta karun super elemen guntur terlebih dahulu. Selain itu, masih ada banyak lagi teknik yang memiliki permintaan tinggi.
Permintaan itu terlalu sulit untuk dipenuhi, dan orang biasa tidak akan bisa memenuhinya.
Kemudian Ye Chen melihat lagi setiap teknik rahasia Tianyuan yang ada, dan akhirnya matanya tertuju pada satu teknik rahasia Tianyuan.
Membagi roh!
Persyaratan teknik rahasia tersebut cukup unik, karena memerlukan ahli dengan roh murni untuk bisa mengkultivasinya.
Apa itu roh murni?
Apakah roh di dalam tubuh Ye Chen termasuk roh murni?
Teknik membagi roh ini adalah sebuah teknik membelah diri. Saat seseorang sudah mengkultivasi tahap satu dari teknik tersebut, ia bisa membagi diri menjadi dua, dan kedua tubuhnya memiliki kemampuan yang sama dengan badan aslinya.
Teknik membagi pikiran roh menghasilkan satu tubuh asli dan satu pecahan tubuh yang lebih lemah daripada tubuh asli. Sedangkan tubuh yang dihasilkan dari teknik membagi roh memiliki kekuatan yang sama dengan tubuh asli, dan bisa berkultivasi di waktu yang bersamaan agar kultivasi dapat meningkat dengan lebih cepat. Selain itu, juga bisa bertarung di waktu yang bersamaan!
Tapi teknik tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan. Kalau salah satu tubuh dari teknik membelah roh ini mati, maka kultivasi orang yang menggunakan teknik tersebut akan menurun sampai lebih dari tiga puluh persen. Sedangkan kalau salah satu tubuh dari teknik membelah pikiran roh mati, kultivasinya tidak akan berkurang selama tubuh aslinya tidak terluka.
Kalau ada teknik rahasia membelah roh, maka seseorang bisa meningkatkan daya serangnya satu kali lipat!
Kalau terus dikultivasi sampai tahap tinggi, orang itu bahkan bisa membagi tubuhnya menjadi lebih banyak lagi, dan kultivasi akan menjadi semakin cepat.
Awalnya Ye Chen ingin memilih satu teknik rahasia yang memiliki kekuatan besar dalam pertarungan, tapi hatinya tergerak setelah melihat teknik membagi roh. Dengan teknik rahasia tersebut, kultivasinya bisa meningkat dengan cepat.
Dengan kultivasi Ye Chen yang sekarang, ia bukanlah lawan dari tiga anjing tua dari Kerajaan Penegak Hukum itu. Walaupun ada teknik rahasia yang kuat, tetap saja ia tidak bisa mengeluarkan kekuatan maksimal dari teknik rahasia tersebut. Sehingga lebih baik ia meningkatkan kultivasi dulu!
"Senior, apa aku bisa mengkultivasi teknik membagi roh?" Ye Chen mendongak menatap angkasa, ada gambaran seseorang sedang membagi rohnya dalam pertarungan. Orang itu membagi roh menjadi tiga dan mengepung musuh, lalu menyerangnya dengan berbagai jurus.
"Mengkultivasi teknik membagi roh ini memiliki satu syarat, yaitu memiliki roh murni. Roh murni adalah kemampuan khusus dari manusia, yang lebih kuat dari pikiran roh hewan spiritual."
Ye Chen segera mengeluarkan rohnya, dan berubah menjadi prajurit berzirah emas.
"Senior, apa ini adalah roh murni?"
Orang tua itu sedikit terkejut, ia lalu mengamati Ye Chen dan berkata, "Aneh sekali, ini seperti roh murni. Kamu boleh mencobanya, kalau bisa berarti memang roh murni. Tapi kalau tidak bisa, kamu masih memiliki kesempatan untuk memilih teknik rahasia lainnya. Apa kamu sudah memutuskan untuk mempelajari teknik membagi roh?"
"Benar!" Ye Chen menganggukkan kepala dengan penuh semangat.
Kemudian Ye Chen merasakan energi misterius yang masuk ke dalam pikirannya, lalu ia pun melihat rapalan-rapalan di dalam kepalanya, itu adalah rapalan teknik membagi roh!
Roh Ye Chen ternyata memang roh murni!
Ye Chen merasa sangat antusias karena bisa mempelajari teknik rahasia membagi roh. Ia melihat rapalan teknik rahasia itu dan menyadari kalau teknik itu jauh lebih rumit dibandingkan dengan teknik rahasia absolut bintang. Ia harus mempelajarinya dengan seksama sebelum mulai mengkultivasinya.
Setelah keluar dari sana, Ye Chen melanjutkan perjalanannya bersama A Li sambil mempelajari teknik rahasia membagi roh di dalam kepalanya.
Perlahan-lahan, ia mulai memahami teknik tersebut. Namun ia membutuhkan banyak waktu untuk mengkultivasinya sampai tahap satu.
Setelah ia memahami wilayah bintang, pikirannya juga semakin membesar, dan menjadi lebih tangkas dalam mempelajari berbagai hal.
Dari Pegunungan Lianyun ke bagian barat Kota Dewa Guntur, ia bisa bisa melewati negara Zhongyang kalau sedikit memutar.
Ye Chen memutuskan untuk pergi ke Sekte Api Merah dulu. Setelah serangan binatang jiwa datang, ia disibukkan dengan berbagai urusan dan tidak sempat berkunjung ke sana lagi, entah bagaimana kabar Rou'er di sana. Walaupun ada perlindungan area terlarang ilusi bulan, tapi Ye Chen tetap tidak tenang.
Ia pun melesat cepat dan mendarat di gunung yang ada di belakang Sekte Api Merah.
Begitu mendekati sekte tersebut, ia langsung merasakan firasat buruk. Rohnya tidak menemukan satu orang pun di sana, jangan-jangan mereka sudah…
Mata Ye Chen pun memerah seketika, hatinya langsung cemas dan penuh penyesalan. Kemudian ia segera pergi ke area terlarang ilusi bulan, dan begitu melihat area tersebut, ia baru tahu kalau segel tempat itu sudah rusak! Tempat yang awalnya bagai surga itu, sekarang hanya tersisa puing-puing saja.
"Rou'er!" Meskipun ia tahu tidak mungkin ada yang menjawab panggilannya, tapi Ye Chen tetap berteriak keras. Lalu ia masuk ke dalam area tersebut untuk mencari sosok yang dikenalnya itu.
Tapi, tidak ada apa-apa di sana, yang ada hanyalah suaranya yang terdengar menggema.
"Rou'er…" Ye Chen pun menangis begitu mengingat hal-hal yang terjadi selama ini. Hatinya sedang dipenuhi penyesalan. Kalau waktu itu ia memaksa membawa pulang Rou'er, atau menjemput Rou'er saat gelombang serangan binatang jiwa baru datang, mungkin sekarang tidak akan begini.
"Kitsu kitsu." Tiba-tiba A Li mengelus wajah Ye Chen dengan kepalanya, menyuruh pemuda itu untuk melihat sekeliling.
"A Li?" Ye Chen yang masih menangis mendongak ke arah cakar A Li. Ia baru sadar kalau di dalam area terlarang ilusi bulan itu tidak rusak seperti area luarnya.
Hati Ye Chen pun berdebar, ia kembali mendapat harapan lagi. Setelah mengamati sekitarnya, ia melihat kalau di dalam area tersebut tidak ada tanda-tanda bekas pertarungan, dan semuanya masih terlihat sempurna, tidak ada mayat dan darah di tanah. Ye Chen pun menghela napas lega, Rou'er dan yang lainnya mungkin memang berniat pergi.
Tapi, pergi ke mana mereka di tengah serangan binatang jiwa ini? Bagaimana jika mereka bertemu dengan bahaya?
Ye Chen mengkhawatirkan Rou'er, tapi mau ke mana ia mencarinya?
Sekarang kedudukan Kota Dewa Guntur dalam bahaya, dan seluruh daratan timur juga terancam, Ye Chen harus bergegas.
"Rou'er, kamu harus bertahan hidup!" Ye Chen hanya bisa berdoa dalam hati, lalu akhirnya ia menatap area terlarang ilusi bulan untuk terakhir kalinya. Ia ingat bahwa ada ahli super yang bersembunyi di dalamnya, dan mungkin saja Rou'er serta yang lainnya sudah pergi dengan aman dalam perlindungan ahli tersebut. Ye Chen sudah menggunakan roh untuk memeriksa area terlarang ilusi bulan berulang kali, sampai akhirnya ia menyerah dan pergi dari sana.
Bagian barat daratan timur.
Ye Chen dan A Li sudah terbang berhari-hari dan akhirnya sampai di dekat Kota Dewa Guntur.
Mereka melihat ke kejauhan, ada awan gelap yang tampak menyelimuti angkasa. Lalu sesekali ada kilat-kilat yang terlihat menyambar ke bawah disertai gemuruh.
Gunung-gunung tinggi tampak terbentang, ada sebuah kota besar dan megah di antara tebing-tebing tinggi tersebut, dan tersembunyi dibalik awan.
Pilar-pilar guntur tampak menyambar di atas dinding kota.
Dinding kota tersebut terbuat dari logam, benar-benar sangat kokoh.
Di dalamnya ada sebuah kota, yakni Kota Dewa Guntur yang terkenal.
Tidak jauh dari sana ada sebuah dataran yang penuh dengan pasukan dan tenda-tenda, di atas tenda itu ada bendera Kerajaan Penegak Hukum.
Prajurit Kerajaan Penegak Hukum sudah memenuhi area di luar Kota Dewa Guntur. Energi membunuh yang dipancarkan oleh pasukan itu membuat suasana semakin tegang.
"A Li, kita sudah sampai." Ye Chen berujar seraya mendarat di sebuah gunung.
A Li duduk di bahu Ye Chen, kesembilan ekornya tampak bergoyang. Matanya terlihat berbinar dan telinganya berdiri tegak dengan raut wajah yang terlihat tidak senang.
Melihat wajah A Li membuat Ye Chen tersenyum, ia tahu apa yang membuat rubah itu tidak senang. Kemudian ia pun mengelus kepala A Li dan berkata, "A Li, sebenarnya siapa yang salah waktu itu?"
A Li menjadi semakin kesal saat mendengar pertanyaan Ye Chen, dan memilih untuk pura-pura tidur di bahu pemuda tersebut. Kota Dewa Guntur adalah tempat tinggal wanita penggoda itu, dan Ye Chen pasti akan bertemu dengan Bi Ling. Begitu mengingat kejadian waktu itu adalah salah A Li sendiri, rubah itu pun menjadi semakin kesal.
Para leluhur di dalam mutiara ilusi tidak mengizinkan A Li menjelma menjadi manusia, padahal ia yakin kalau dirinya menjelma menjadi manusia, kecantikannya tidak akan kalah dengan Bi Ling. Dan ia pun pasti bisa mengalihkan pandangan Ye Chen dari Bi Ling, sayangnya… A Li hanya bisa melihat cakar kecilnya tidak berdaya.
Ye Chen terlihat menggelengkan kepala dan tertawa, lalu mengelus kepala A Li dan menghiburnya, "A Li, masuklah ke mutiara ilusi dulu, kita tidak boleh membiarkan orang Kerajaan Penegak Hukum mengetahui kedatangan kita, apalagi mengetahui keberadaan Kerajaan Bintang."
A Li cemberut dan terpaksa masuk ke dalam mutiara ilusi.
Agar Kerajaan Bintang tidak terancam, Ye Chen mengubah wajahnya menjadi seorang pemuda biasa. Lalu ia menghindari prajurit patroli Kerajaan Penegak Hukum dan melesat ke Kota Dewa Guntur.
Para ahli yang menuju ke sana sudah berada di dalam kota itu, dan bisa dibilang Ye Chen adalah orang terakhir yang datang. Kota Dewa Guntur sudah dikepung oleh Kerajaan Penegak Hukum, dan Ye Chen tidak yakin apakah ia bisa masuk ke sana atau tidak.