Membicarakan Pernikahan
Membicarakan Pernikahan
Nicolae memanjakan keduanya dengan tanpa henti. Ia memasak untuk mereka dan mengajari Summer membuat pizza, melihat kupu-kupu, memancing dan berbagai kegiatan menyenangkan lainnya.
Semua pelayan di kastil tampak sangat menyukai Summer yang begitu lucu dan menggemaskan. Ia segera menjadi primadona di Grosetto dan kemana pun ia pergi semua orang menggoda dan mengaguminya. Nicolae sangat bangga pada anaknya.
Setelah mereka makan siang, Nicolae mendapat pemberitahuan dari Luca bahwa ayahnya telah tiba dari China. Dengan gembira ia mengajak Marie dan Summer untuk keluar dan menyambut Lauriel.
"Ayah sudah tiba. Bagaimana penerbangannya?" tanya Nicolae saat melihat Lauriel turun dari mobil. Ayahnya terlihat sangat segar dan rambut panjangnya yang dulu selalu berantakan hari ini justru terlihat rapi. Sepertinya Lauriel sengaja tampil lebih rapi dari biasanya untuk bertemu dengan menantu dan cucunya yang baru.
"Semuanya baik," jawab Lauriel. Ia menebarkan pandangannya dan menatap Marie yang berdiri di belakang Nicolae dengan ekspresi shock dan bibir sedikit terbuka.
Gadis itu sangat terkejut melihat Lauriel tampak seusia dengan Nicoale. Kalau ia tidak diberi tahu sebelumnya tentang rahasia kaum Alchemist, ia pasti akan mengira pria tampan di depannya ini adalah seorang mahasiswa yang masih kuliah, atau baru lulus dari universitas.
Walaupun ia telah melihat Lauriel lewat Virconnect, tetapi saat Marie dapat melihat pria itu secara langsung, ia masih tetap merasa terkejut dan tidak mengira ayah mertuanya tampak demikian muda dan tampan.
Dalam banyak hal, wajah Lauriel terlihat sangat mirip dengan Nicolae, tetapi pembawaan dan sifat mereka terlihat sangat berbeda, sehingga tampak kontras.
"Se.. selamat datang, Paman," sapa Marie sambil berjalan maju dan mengulurkan tangan hendak mengajak Lauriel bersalaman untuk memperkenalkan diri. Ia tidak menyangka Lauriel menghampirinya dan segera memeluknya dengan hangat.
"Marie? Selamat datang di keluarga Medici," kata Lauriel dalam bahasa Prancis. Ia menepuk-nepuk bahu Marie dan kemudian melepasnya sambil tersenyum tipis. "Aku senang bertemu denganmu."
"Ah.. aku juga, senang bertemu dengan Paman." kata Marie terbata-bata. Ia masih dipenuhi rasa rasa tidak percaya pada apa yang dialaminya.
Lauriel mengangguk. "Kurasa, kau bisa mulai memanggilku Ayah. Kau adalah menantuku dan ibu dari cucuku, Jangan bersikap formal."
"Ah.. baiklah, Paman.. eh Ayah..." Marie tersenyum lebar mendengar kata-kata Lauriel. Tanpa terasa sudut matanya dibasahi air bening.
Marie tidak pernah mengenal ayahnya karena beliau meninggal sejak ia masih di dalam kandungan. Ia hanya memiliki ibunya yang sakit-sakitan dan akhirnya meninggal 6 tahun yang lalu. Jadi, saat Lauriel menyuruh Marie memanggilnya dengan sebutan Ayah, Marie merasa sangat tersentuh.
Lauriel lalu berjongkok dan menghampiri Summer yang memperhatikannya dengan mata peach-nya yang membulat. Gadis kecil itu sangat takjub melihat Lauriel. Ia menyadari bahwa pria ini sangat mirip dengan Paman Nic yang ternyata adalah ayahnya.
"Hallo, Summer sayang.. apa kabar? Ini Kakek Rory... Kau cantik sekali," puji Lauriel sambil mengacak rambut Summer dengan lembut. "Maukah kau memberi kakek pelukan?"
Summer tertegun mendengar kata-kata Lauriel. Setahunya, kakek adalah laki-laki tua, berjenggot, berwajah keriput, dan berambut putih... tetapi mengapa pria muda di depannya ini menyebut dirinya Kakek?
Namun demikian, ada sesuatu yang akrab dalam diri pria ini. Senyumannya yang menghiasi wajah seperti malaikat itu membuat Summer benar-benar terpesona, dan sebentar kemudian ia sudah maju dan memeluk bahu Lauriel yang bersimpuh di depannya.
"Ahhh... kau manis sekali," Lauriel sangat senang melihat inisiatif Summer dan kemudian segera bangkit dan menggendong anak perempuan itu dengan tangan kanannya. Ia lalu menoleh kepada Nicolae dan Marie. "Ayo kita masuk ke dalam. Aku ingin membahas tentang pesta pernikahan kalian."
Nicolae dan Marie mengangguk bersamaan. Entah kenapa wajah keduanya tampak tersipu-sipu. Lauriel memang tidak pernah berbasa-basi dengan perkataannya. Ia ingat Nicolae sempat mengatakan ingin meresmikan pernikahannya di musim panas ini di Grosetto. Maka, tentu saja ia akan memastikan pernikahan mereka segera dapat dilangsungkan.
Setelah beristirahat sebentar, Lauriel mengundang Nicolae, Marie dan Summer bersama Luca untuk minum teh bersama di ruangannya untuk membicarakan rencana pernikahan Nicolae dan Marie.
"Aku akan membahas hal ini dengan Caspar, kalian silakan memilih hari baik. Nanti, Luca akan membantu mengatur semua persiapannya," kata Lauriel sambil menyesap tehnya.
Marie menoleh kepada Nicolae. "Siapa Caspar?"
"Oh, itu Paman Caspar Schneider, dia adalah ketua klan," jawab Nicolae.
Marie tertegun. Ia baru ingat bahwa Alaric, adik kandung Nicolae menikah dengan Aleksis Schneider, putri pertama dari keluarga Schneider.
"Apakah... keluarga Schneider juga.. uhm... anggota kaum Alchemist?" tanya gadis itu penasaran. Tadinya ia mengira Aleksis sama seperti dirinya yang masuk dalam klan Alchemist karena pernikahan. Ia sama sekali tidak mengira ayah gadis itu ternyata adalah ketua klan.
"Benar. Paman Caspar telah menjadi ketua klan sejak akhir Perang Dunia 2, setelah ayahnya meninggal dunia dalam perang," Nicoale menjelaskan. "Orangnya sangat ramah dan menyenangkan. Kau pasti akan senang bertemu keluarga Schneider. Mereka punya beberapa anak yang masih berusia muda dan pasti akan cocok untuk kau ajak berteman. Cucu-cucu mereka juga ada yang seusia Summer. Aku tak sabar mempertemukanmu dan Summer dengan mereka."
"Ahh.. aku mengerti sekarang. Sungguh menarik," kata Marie.
"Terima kasih, Ayah. Aku dan Marie sudah membicarakan ini. Kami ingin menikah beberapa minggu dari sekarang. Tidak perlu besar-besaran dan mengundang semua orang. Aku yakin akan sulit mengumpulkan semua orang di Grosetto dengan pemberitahuan mendadak seperti ini. Bagi kami, yang penting Marie dan Summer mendapat pengakuan dari klan dan mereka bisa mendapatkan ramuan keabadian," kata Nicolae. Di bawah meja, tangannya menggenggam erat tangan Marie.
"Baiklah. Bagaimana kalau akhir Juli atau tanggal 1 Agustus di hari ulang tahunmu? Masih cukup waktu untuk mengadakan persiapan pesta dan mengundang orang-orang. Kau tidak boleh melupakan mengundang Ned dan Portia," kata Lauriel kemudian. "Aku ingat Portia mengomeliku lama sekali karena aku melupakannya saat mengirim undangan ulang tahunmu yang ke-100 waktu itu."
Nicolae mengangguk sambil tersenyum. "Tentu saja tidak. Aku akan mengundang Bibi Portia secara langsung. Wahh.. ide Ayah bagus juga. Tahun ini aku dan Alaric akan berumur tepat 111 tahun. Kehadiran Marie dan Summer adalah hadiah ulang tahun terbaik yang pernah kuperoleh."
Marie tersenyum melihat antusiasme Nicolae. Ia meremas tangan pemuda itu dengan mesra dan menatapnya dengan senyum bahagia.