The Alchemists: Cinta Abadi

Foto Yang Menghebohkan



Foto Yang Menghebohkan

"Aku bisa membantu Paman Nicolae menyusun ensiklopedianya jika kalian membutuhkan bantuan," kata Ren sambil tersenyum. "Aku menyukai hal semacam ini."     

"Ren adalah seorang genius dan ia menyukai ilmu pengetahuan," kata Vega menambahkan. Ia menoleh ke arah suaminya dan terlihat bangga.     

"Aku akan sangat senang jika dibantu," kata Nicolae. "Tetapi aku tahu Ren pasti sibuk sekali dengan statusnya di Moravia."     

Ren tersenyum kecut karena seolah diingatkan kembali akan hal itu. Ia masih harus mengurusi semua hal yang berhubungan dengan Moravia, Karl, dan Amelia.     

Selain membicarakan dengan Vega tentang rencana mereka ke depan, ia juga harus mengundurkan diri secara resmi dari kedudukannya sebagai pangeran putra mahkota dan bicara dengan kakek dan neneknya.     

"Aku akan mengurusnya," kata Ren. "Karena itulah aku akan pulang ke Moravia minggu depan."     

"Kalau kau memang bisa membantu kami, aku akan senang sekali. Ayah memiliki begitu banyak pengetahuan di kepalanya tentang berbagai tanamanan obat dan racun yang menurutku perlu dilestarikan."     

Ren menoleh ke arah Vega dan menanyakan keadaannya. "Bagaimana perasaanmu sekarang setelah meminum obat dari kakekmu?'     

Vega mengerutkan keningnya. "Aku tidak merasakan perubahan berarti."     

"Tunggu saja. Kau perlu beristirahat dengan baik sebelum obatnya bereaksi. Besok kau akan merasa lebih segar," kata Lauriel menjelaskan.     

"Terima kasih, Kakek Rory." Vega memeluk Lauriel dan mencium pipinya.     

"Hmm.." Lauriel mengacak rambut gadis itu sambil tersenyum.     

Sesuai saran Aleksis, akhirnya masing-masing membereskan barang di kamar mereka dan bersantai untuk beristirahat setelah melalui perjalanan jauh dari Amerika dan Eropa. Mereka tinggal menunggu kedatangan Rune, Takeshi, dan Aldebar, agar keluarga mereka menjadi lengkap.     

***     

Pukul 7 malam, tepat sebelum makan malam disajikan, datanglah tiga tamu yang dinanti-nantikan. Vega kembali dibuat terpesona oleh orang-orang yang datang. Aldebar dan Rune memiliki penampilan yang mirip.     

Mereka sama-sama tampan, berambut panjang keemasan dan bahkan cara berpakaian mereka telihat serupa. Vega segera ingat bahwa ini pasti adik dan paman ibunya yang diceritakan Aleksis sebelumnya.     

Adegan perkenalan kembali terjadi dan suasana haru memenuhi villa dan hati semua orang yang hadir. Vega benar-benar merasa beruntung dan bahagia karena ia memiliki begitu banyak anggota keluarga yang sangat peduli dan menyayanginya.     

"Ngomong-ngomong, kalian pasti belum membaca berita," kata Rune saat Vega memperkenalkan Ren kepadanya sebagai suaminya.     

"Ada berita apa, Paman?" tanya Vega keheranan.     

"Pangeran Renald Hanenberg dari Moravia dikabarkan sudah menikah diam-diam dan sedang berbulan madu di Bali," katanya sambil tertawa.     

"Apa? Bagaimana mungkin?" Vega dan Ren saling pandang keheranan.     

"Benar. Aku tadi kebetulan membaca berita dalam perjalanan ke sini karena aku bosan di jalan," kata Rune. Ia mengeluarkan ponselnya dari saku, mencari-cari sesuatu di layar dan kemudian menyerahkannya kepada Vega. "Kau bisa lihat sendiri."     

Vega menerima ponsel dari tangan Rune dengan ragu-ragu. Ia lalu menunjukkannya kepada suaminya.     

"Ren... ini foto-foto kita di pantai," katanya.     

Ren mengerutkan keningnya dan meneliti semua foto itu. Ugh... Ia mengira dirinya dan Vega aman berjalan-jalan di luar saat di Bali karena lokasinya yang sangat jauh dari Moravia. Lagipula, biasanya wajah orang tampak sangat berbeda di foto dan di dunia nyata.     

Sehingga kalaupun ada orang yang seolah mengenalinya, mereka tidak akan sungguh-sungguh yakin bahwa orang yang mereka temui itu memang Pangeran Renald. Kecuali jika mereka memang pernah bertemu langsung, seperti di acara istana, dan semacamnya.     

Siapa yang menyebarkan foto-fotonya ini? Dan yang terpenting... siapa yang mengambilnya?     

Kecurigaannya segera tertuju pada Karl, pamannya. Mungkin Karl ingin mencegah Ren mengundurkan diri dari takhta Moravia sehingga ia sengaja membocorkan informasi tentang istri Ren sehingga ia akan dipanggil raja dan ratu lalu dimintai keterangan tentang apa yang terjadi sebenarnya.     

Kalau saja Vega masih seorang Fee, maka terungkapnya foto-foto itu akan berdampak merugikan reputasi sang pangeran. Karena Fee hanyalah seorang gadis yatim piatu dari desa kecil di tepi danau.     

Namun, Fee sekarang sudah kembali menjadi Vega. Ia adalah putri kesayangan Elios Linden, salah seorang lelaki paling kaya dan berkuasa di dunia. Jika pihak istana mengetahui Ren menikah dengan Vega Linden, maka mereka tentu akan menyambut pernikahan itu dengan sukacita.     

Pernikahan Ren dan Vega sama sekali tidak akan menghalangi Ren untuk tetap memegang jabatan pangeran putra mahkota dan nanti naik takhta menggantikan kakeknya, Raja Gustave.     

Wajah Ren seketika berubah menjadi masam. Rupanya Karl sudah bergerak cepat, bahkan sebelum ia tiba kembali di Moravia, ia telah melanjutkan rencanya dengan baik.     

Seisi internet kini dipenuhi posting tentang Pangeran Rhenald Hanenberg of Moravia yang baru menikah dengan seorang gadis misterius dan menghilang dari Almstad selama berbulan-bulan untuk bulan madu bersama istrinya.     

Begitu banyak orang yang penasaran dan bertanya-tanya siapa gadis yang begitu beruntung menikah dengan pangeran dari Moravia tersebut, sehingga postingan tersebut menjadi trending di Splitz.     

PANGERAN RHENALD HANENBERG MENIKAH DIAM-DIAM     

SIAPAKAH GADIS MISTERIUS INI?     

KAPAN MEREKA MENIKAH DAN MENGAPA PERNIKAHANNYA DISEMBUNYIKAN?     

'Awas kau, Paman. Aku akan membuat perhitungan denganmu,' pikir Ren sebal.     

"Menurutmu siapa pelakunya?" tanya Caspar dengan penuh perhatian. Ia juga telah membuka ponselnya sendiri dan membaca berbagai berita yang sama.     

"Kurasa kebetulan ada orang yang mengenali Ren di Bali dan mengupload fotonya," jawab Nicolae. Ia telah mengutak-atik tabletnya dan melacak siapa orang pertama yang menyebarkan foto-foto itu. "Aku menemukan berbagai foto berbeda yang diposting orang-orang berbeda. Satu di antaranya adalah warga Moravia. Ia mungkin pernah melihatmu secara langsung di Moravia."     

"Bisa jadi," kata Ren. Ia tahu ini bukan kebetulan. Pasti Karl yang ada di balik iitu semua. Ia ingin memaksa Ren untuk memperkenalkan Vega kepada dunia sebagai istrinya.     

Ia bisa menduga bahwa Ren akan menghentikan semuanya, mundur dari takhta Moravia dan hidup menyepi dengan Vega dari kata-kata Ren di Bali, saat Karl mengkonfrontasinya. Karena itulah Karl bergerak cepat dan menutup semua jalan.     

"Aku tidak suka kehidupan pribadiku menjadi konsumsi publik. Tetapi hal ini sudah terjadi. Aku harus membuat pernyataan resmi dan berkoordinasi dengan istana," kata Ren akhirnya. Ia lalu menatap Vega dalam-dalam. "Sayang, kurasa aku harus secepatnya kembali ke Moravia. Foto-foto ini membuatku tidak dapat tinggal diam di sini bersamamu berlama-lama."     

Ren merasa bahwa ia harus bergerak cepat dan mengurus Karl, Amelia, dan Sophia. Kalau ia membiarkan mereka, ia tidak tahu kekacauan apa lagi yang akan dilakukan Karl. Ia tak dapat lengah dan bersikap tenang sebelum menghabisi Karl.     

Ren menatap berkeliling ke arah orang-orang di sekitarnya. "Maafkan aku. Rasanya aku terpaksa harus undur diri dan berangkat duluan. Aku titipkan istriku kepada kalian. Aku hendak membereskan urusanku di Moravia. Kalau kalian tidak keberatan, aku ingin berangkat besok."     

"Tentu saja kami tidak keberatan," kata Aleksis cepat. "Kami akan menghabiskan waktu di sini bersama Vega, dan menenangkan diri. Setelah itu kita akan memulai proses untuk memulihkan ingatannya. Kapan pun kau mau datang bertemu Vega, kau tinggal bilang. Tempat kami selalu terbuka untukmu."     

"Terima kasih... Ibu." Ren mengangguk dengan ekspresi penuh terima kasih.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.