The Alchemists: Cinta Abadi

Percakapan Dengan Anak-Anak Keluarga Schneider



Percakapan Dengan Anak-Anak Keluarga Schneider

Setelah makan siang, mereka memutuskan untuk mengadakan conference call dengan anak-anak mereka untuk membagikan kabar baik itu. Yang pertama bergabung di Virconnect adalah Aleksis dan Alaric.     

Kemudian, ia juga menghubungi London dan L. Namun, setelah mencoba berkali-kali, ia tidak dapat menghubungi anak bungsunya, Rune.     

"Ini aneh," kata Caspar. "Aku tidak bisa menghubungi Rune. Apa kau tahu di mana dia?"     

Ketika mereka mendengar pertanyaan Caspar, Aleksis dan Alaric saling bertukar pandang. Ahh .. Ayah Aleksis belum tahu apa yang terjadi kepada Rune selama ia di New York.     

Aleksis berdeham dan akhirnya memberi tahu ayahnya bahwa Rune tidak lagi berada di New York. Pria itu baru saja pergi ke Medion bersama Rose malam sebelumnya.     

"Medion? Apa yang ia lakukan di sana?" Caspar bertanya. "Apakah ia ke sana untuk petualangan atau penelitian lain?"     

Aleksis tersenyum lebar. "Bukan keduanya, Ayah."     

Caspar sekarang menyadari ada sesuatu yang berbeda pada ekspresi putrinya. Laki-laki itu dapat menebak bahwa ada sesuatu yang tidak biasa telah terjadi terkait kunjungan Rune ke Medion.     

"Tidak mungkin dia berkunjung ke negara asing karena alasan lain," Caspar mengerutkan alisnya. Pria tampan itu lalu berpaling kepada istrinya. "Apakah kau tahu tentang ini?"     

Finlandia mengangkat bahu. "Aku tidak tahu sama sekali."     

"Apa kau tidak akan memberitahuku apa yang dia lakukan?" Caspar bertanya kepada Aleksis. "Aku tahu Rune sudah dewasa, tapi dia masih anak bungsu di rumah ini dan dia seharusnya tetap memberi tahu kami kabarnya."     

"Aku setuju, Ayah," kata Aleksis sambil tersenyum. "Tapi, kupikir jika saatnya tiba, ia akan datang bicara sendiri kepada Ayah dan Ibu dan menceritakan semuanya."     

"Hmm baiklah." Caspar memercayai anak-anaknya dan tidak mendesak masalah itu.     

"Baiklah, Ayah mengerti," katanya penuh pengertian. "Ayah akan mengiriminya pesan supaya dia menelepon ke rumah begitu dia tidak terlalu sibuk."     

"Ya, aku yakin dia akan menghubungi Ayah kembali secepatnya," kata Aleksis. Dia menyipitkan matanya dan menatap ayahnya dengan rasa ingin tahu. "Ayah sudah lama tidak bicara dengan kami secara lengkap begini. Hari ini pasti hari yang istimewa. Apakah ada sesuatu yang terjadi?"     

"Benar," Caspar mengangguk sambil tersenyum. "Kau benar, Aleksis."     

"Jadi, ada masalah apa? Ayah bilang Ayah punya berita besar," kata Alexis.     

  Caspar dan Finlandia saling memandang, dan keduanya menunjukkan senyum misterius di wajah mereka. Caspar tampak sangat bersemangat, sementara Finlandia terlihat malu-malu.     

Ia menarik baju suaminya dan memberi isyarat kepada Caspar untuk membagikan berita besar mereka kepada anak-anak mereka.     

Caspar mengangguk. Pria itu menarik napas panjang dan kemudian tersenyum begitu lebar, hingga rahangnya sakit.     

"Oke, jadi hari ini, ibumu dan Ayah mengundang kalian mengobrol untuk membagikan berita yang sangat bagus ini. Kami baru tahu pagi ini bahwa ibumu sedang mengandung." Akhirnya, Caspar menyampaikan berita besarnya.     

"Apa? Ayah serius?" London adalah orang pertama yang menyadari bahwa dia akan segera memiliki saudara kandung baru. Matanya berbinar-binar saat dia menatap ibunya.     

"Ayah serius," kata Caspar bangga.     

"Selamat, Ibu." Aleksis akhirnya menemukan suaranya dan ia tersenyum bahagia ke arah ibunya. Bahkan Alaric yang dingin dan tertutup tampak bahagia juga.     

Ini adalah berita yang sangat bagus.     

"Aku merasa sangat bersyukur. Ada begitu banyak hal baik  yang terjadi pada keluarga kita," kata Aleksis. "Ibu akan punya bayi baru, dan London juga. Ditambah, ayah mertuaku akhirnya akan menikah."     

" Ya, kita benar-benar beruntung, "Caspar setuju." Ibumu dan aku akan memiliki bayi di musim semi nanti, sementara London akan memiliki bayi musim dingin. Lauriel akan menikah juga."     

Semuanya terasa begitu sempurna.      

Finland lega saat mengetahui bahwa anak-anaknya tidak ada yang menganggap bahwa kehamilannya pada usia 70 tahun itu aneh.     

Bahkan L memberi selamat dan mengatakan bahwa ia merasa sangat senang mereka bisa berbagi pengalaman sebagai ibu baru lagi.     

"Aku benar-benar merasa sangat bahagia karena Ibu akan mengalami hal yang sama yang aku alami sekarang," aku L. "Terakhir kali aku hamil dan merawat bayi adalah 15 tahun yang lalu. Aku sempat kuatir karena tidak tahu apakah aku akan siap untuk punya anak lagi ... tetapi sekarang aku merasa lega karena Ibu juga akan mengalaminya bersama-sama."     

" Oh ... L. Terima kasih banyak telah mengatakan itu, "Finlandia menekap bibirnya, ia merasa terharu. "Sekarang, Ibu merasa jauh lebih baik. Ibu tadinya berpikir bahwa kau akan merasa aneh memiliki bayi baru sementara ibu mertuamu juga begitu. Hahaha… sekarang Ibu merasa lega."     

Aleksis dan L tertawa kecil saat melihat ekspresi lega Finland. Aleksis cepat menenangkan ibunya." "Ibu, tidak ada yang menganggapnya sebagai hal buruk atau aneh. Aku yakin semua orang ikut senang. Aku mengerti bahwa setelah ibu dan Ayah hidup hanya berdua saja selama belasan tahun ini setelah anak-anak meninggalkan rumah, pasti rasanya kosong dan kesepian. Aku berharap bayi baru ini akan memberi Ibu kesibukan dan kepuasan batin."     

"Apakah kau tidak malu memiliki adik yang jauh lebih muda?" Finland bertanya dengan ragu-ragu."Ibu tidak mengerti bagaimana kalian semua bisa bersikap santai begini tentang kehamilan Ibu, tapi Ibu sangat lega sekarang."     

"Tentu saja bagiku ini tidak aneh," Aleksis tertawa. "Umur itu kan cuma angka, Ibu. Apalagi untuk orang-orang dari kaum kita. Suamiku dan aku sendiri terpaut hampir satu abad dan kami baik-baik saja. Kupikir, adik bungsu kami hanya akan menjadi anak-anak untuk waktu yang singkat. Dalam sekejap mata, mereka akan tumbuh menjadi orang dewasa. Dua puluh tahun akan berlalu tanpa kita sadari. Dan ketika saat itu tiba, kita semua akan bisa menjadi teman sebagai sama-sama orang dewasa."     

Finland menghela napas. Aleksis benar. Finland selalu mengira anak-anaknya tumbuh terlalu cepat. Kini ia berharap dapat lebih menikmati waktunya bersama si kecil ini sebelum ia juga pergi meninggalan rumah seperti anak-anaknya yang sudah dewasa.     

Caspar melirik Finland dan tersenyum seolah berkata 'Aku bilang juga apa?'.     

Istrinya hanya mencubitnya sambil balas tersenyum. Wanita itu tampak lega dan lebih bahagia. Finland akhirnya dapat menikmati kehamilannya sepenuhnya.     

"Menurutku, sebentar lagi Rune akan juga punya kabar baik untuk kita, "Aleksis berdeham sebelum mereka mengakhiri percakapan. "Aku tidak akan melanggar kepercayaannya dengan membocorkan rahasianya sekarang. Tapi, aku bisa memberikan petunjuk bahwa nanti dia akan pulang dengan kabar baik. "     

"Kabar baik apa maksudmu? "Finland menjadi penasaran. Rune adalah anak bungsunya, sebelum si kecil ini lahir. Jadi, dia sangat tertarik untuk mengetahui apa yang terjadi dengan Rune.     

"Aku akan menunggu Rune memberi tahu Ayah dan Ibu sendiri. Aku tidak akan merusak kejutannya," Aleksis menggelengkan kepalanya dan menolak bicara lebih lanjut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.