Rose Ingin Menikah Dengan Laki-Laki Miskin
Rose Ingin Menikah Dengan Laki-Laki Miskin
Rasanya sulit sekali untuk menentukan sikap kalau ia sama sekali tidak mengetahui apa yang menyebabkan Rose seperti ini. Sikap Rose hari ini benar-benar aneh dan menggangu pikiran Rune.
"Leon... aku akan melupakanmu. Aku sudah memutuskan bahwa aku akan menikah dengan laki-laki miskin dan sederhana. Karena kau tahu...? Kekayaan dan keturunan itu bukan segalanya..."
Kata-kata Rose di tengah isak tangisnya membuat Rune tertegun.
Apa tadi katanya? Rose akan menikah dengan laki-laki miskin dan sederhana? Siapa? Apakah Rose sedang dekat dengan laki-laki lain?
Astaga...
Menikah?
Tunggu dulu. Kalau Rose ingin menikah dengan lelaki lain, lalu bagaimana dengan Rune? Bukankah Rose memberinya waktu setahun untuk menjadi kekasih pura-puranya? Mengapa tiba-tiba sekarang ia hendak menikah dengan orang lain?
Siapa laki-laki miskin dan sederhana itu?
Rune telah tinggal bersama dengan Rose selama hampir sebulan dan semuanya terasa sangat menyenangkan. Mereka bisa saling mengenal dan sejauh ini, Rune tidak pernah melihat Rose berhubungan atau bicara dengan laki-laki lain.
Tunggu dulu. Apakah yang dia maksud itu adalah... Rune?
Laki-laki itu menatap Rose dengan sepasang mata membulat. Ia tidak mau berharap. Tetapi ia tak dapat menahan diri untuk berharap. Ia sangat menyukai gadis ini. Bahkan, bisa dibilang, ia mengalami cinta pada pandangan pertama saat ia melihat Rose di kafe di East Village pada malam itu.
Ketika Rose berputar dan melihat ke arahnya, semua terjadi bagaikan film yang diputar dengan gerak lambat. Saat itu, tiba-tiba saja ia tahu dan yakin bahwa gadis inilah yang telah ia tunggu-tunggu seumur hidupnya.
Ia tidak pernah tertarik dengan dengan wanita mana pun, tidak peduli secantik dan sepandai apa pun mereka. Tetapi, begitu ia melihat Rose, dan kemudian berinteraksi dengannya.. rasanya semua begitu tepat dan pas.
Setelah ia dan Rose tinggal bersama dan menghabiskan sangat banyak waktu bersama, perasaannya kepada gadis itu menjadi semakin kuat dan tidak terbendung lagi.
Jadi.. kalau memang Rose tadi sedang membicarakan dirinya, sebagai laki-laki miskin dan sederhana yang ingin ia nikahi, apa pun alasannya, Rune merasa begitu bahagia.
Ia tidak peduli jika Rose dulu pernah menjalin hubungan dengan laki-laki yang bernama Leon. Entah itu hubungan cinta yang sudah berakhir, ataupun perasaan Rose hanya berlangsung satu arah, Rune tidak mau ambil pusing. Baginya, itu semua tidak penting.
Yang penting adalah, Rose mau menikah dengannya. Rune yakin, kalau diberi kesempatan, ia akan dapat membuat Rose jatuh cinta kepadanya.
Eh.. tunggu dulu. Kenapa dia menjadi ge-er begini, sih? Belum tentu yang Rose maksudkan itu adalah dia.
Rune menelan ludah dan menegur dirinya sendiri. Saat ini ia harus memikirkan Rose yang jelas-jelas sedang bersedih. Bukankah tadi ia sedang berusaha mencari tahu apa gerangan yang membuat Rose demikian sedih dan sampai minum champagne begitu banyak?
Sebagai calon suami yang baik, ia harus dapat menjaga istrinya. Karena itu Rune harus mengajak Rose bicara dan mengetahui isi hatinya.
"Rose, Sayang... kau tadi bilang bahwa kau tidak sanggup berpura-pura lagi. Kau benar, kau jangan berpura-pura. Itu melelahkan. Saat ini, kau terbuka saja. Apakah kau mencintai Leon?" tanya Rune dengan suara lembut.
Ia harus tahu siapa Leon itu.
Rose mengangguk dan air matanya kembali membanjir. "Aku mencintaimu... dan aku ingin yang terbaik untukmu."
Melihat kesedihan Rose yang begitu mendalam, hati Rune seolah terasa tercabik-cabik. Ia dapat melihat betapa dalamnya perasaan Rose kepada laki-laki yang dipanggilnya Leon itu. Di satu sisi, Rune memang merasa cemburu, tetapi di sisi lain ia merasa sangat kasihan melihat Rose tampak begitu sedih.
"Kalau kau mencintai Leon... kenapa kau tidak kembali kepadanya?" tanya Rune dengan lembut. Walaupun ia sangat menyukai Rose, bahkan mungkin ia sudah jatuh cinta kepada Rose, rasanya ia akan lebih suka jika ia mundur dan membiarkan Rose kembali kepada Leon jika hal itu akan membuatnya bahagia.
Melihat Rose tampak begini sedih, rasanya seolah Rune sendiri yang mengalami patah hati.
Rose menggeleng sendu. "Aku tidak bisa kembali kepadamu karena... karena kau lebih mementingkan kekayaan dan status..."
Rune tertegun mendengar pernyataan Rose. Apakah Leon berasal dari kalangan berada yang jauh lebih kaya dan terpandang dari keluarga Rose dan menganggap bahwa gadis itu tidak pantas untuknya?
Kalau benar demikian, maka Leon itu sungguh brengsek!
Rasanya Rune ingin memberinya pelajaran dengan menunjukkan bahwa dirinya, yang merupakan anak bungsu dari salah satu keluarga terkaya di dunia, tidak memandang status dan kekayaan keluarga Rose.
Ia tidak dapat membayangkan ada keluarga lain yang lebih berkuasa dan kaya dari keluarganya. Jadi, Rune akan menjadi orang yang tepat untuk memberi pelajaran bagi laki-laki seperti Leon yang hanya memandang status dan kekayaan seseorang.
"Kalau Leon lebih mementingkan status dan kekayaan, maka kau harus menunjukkan kepadanya bahwa-"
Belum sempat Rune menyelesaikan kata-katanya, Rose telah menyela ucapan Rune.
"Aku akan menunjukkan kepadanya bahwa status dan kekayaan itu TIDAK PENTING. Aku akan menunjukkan bahwa aku bahagia dan dengan laki-laki miskin dan sederhana. Semakin miskin semakin baik."
Rune cegukan mendengar kata-kata Rose. Astaga. Rose justru akan melakukan hal sebaliknya dari apa yang ia pikirkan.
Tadinya, ia hendak menyarankan kepada Rose agar memberi pelajaran kepada Leon yang gila status dan harta itu dengan mencari lelaki yang jauh lebih kaya dan berkuasa, seperti dirinya.
Namun, yang ada di pikiran Rose justru sebaliknya. Gadis itu ingin menunjukkan kepada Leon bahwa ia akan bahagia dengan seorang laki-laki miskin.
Kalau begitu, ini artinya, kalau Rune ingin mendapatkan Rose, ia justru tidak boleh mengaku sebagai anak bungsu keluarga Schneider yang kaya raya itu. Rose sedang mencari laki-laki miskin. Ia bahkan bersedia menikah dengan laki-laki miskin itu.
Tanpa sadar, Rune memijat keningnya. Semua yang terjadi malam ini terasa begitu membingungkan.
Apakah ini artinya.. ia harus tetap mempertahankan penyamaran sebagai orang miskin agar tetap dapat bersama Rose?
Ia menatap gadis yang sedang menangis itu dan menelan ludah.
Baiklah. Apa yang Rose inginkan, Rose akan dapatkan. Sebenarnya bagi Rune sama sekali tidak sulit untuk tetap berpura-pura sebagai orang miskin.
Toh, selama ini Rose sudah menduga bahwa ia adalah pemuda miskin yang bekerja serabutan dengan para peneliti dan kebetulan saja memiliki kakak yang menikah dengan seorang lelaki kaya.