Ada yang Sudah Sadar
Ada yang Sudah Sadar
Ivy sudah pasrah dan memejamkan mata ketika ibunya sudah tiba di depan dia dalam mode demon, seakan itu adalah orang asing baginya yang tidak pernah melihat sang ibu dalam sosok seperti itu.
"Jangan bunuh dia! Dia sedang mengandung anakku! Jangan sakiti dia!" Mendadak ada suara lantang di dekat telinga Ivy.
Mendadak, muncul Danang keluar dari alam pribadi Ivy dan membentangkan dua tangan dia menjadi tameng bagi Ivy agar Andrea tidak bisa menjangkau gadis itu.
Segera saja Andrea menahan tangannya, terkejut karena menjumpai sosok yang sangat dia kenali, sahabat masa kecil dia, orang yang selalu menemani dia ketika dia dikucilkan banyak anak-anak karena dianggap aneh. Orang yang selalu membela dia ketika dia mendapatkan bullying dari anak-anak kampung.
Orang satu-satunya yang mau menjadi sahabat Andrea dari kecil semenjak Andrea mengasingkan diri bersama Oma dan Opa.
"Da....nang ...." Andrea dalam mode demon masih bisa mengenali sosok di depannya meski biasanya jika dia sudah diliputi angkara murka, dia takkan perduli siapapun di hadapan dia.
"Jangan sakiti dia! Dia sedang hamil! Dia mengandung anakku!" Danang sekali lagi berteriak lantang tanpa gentar pada sosok hitam di depannya, tanpa mengetahui bahwa itu adalah Andrea.
Terkejut untuk kedua kalinya, Andrea pun termangu dan ia pun mengubah penampilannya ke bentuk semula seperti Andrea biasanya.
"Andrea?" Danang kaget juga ternyata sosok di depan dia adalah orang yang dia kenal.
Kini Ivy yang ganti terkejut, tidak menyangka bahwa Danang bisa mengenali ibunya, padahal dia sudah memberikan hipnotis agar Danang melupakan siapapun di kehidupan lalunya dan hanya mengingat dirinya saja.
Tapi kenapa sekarang ....
Jika kembali beberapa waktu lalu di alam pribadi Ivy, ketika semua orang sibuk maju ke medan perang dan hanya menyisakan beberapa vampir manusia saja di sana, Danang di dekati salah satu vampir.
Bukan untuk digigit, namun diberikan sebuah informasi beserta disadarkan kembali ke alam pikir aslinya.
"Tuan, apakah kau sadar bahwa selama ini kau dihipnotis tingkat tinggi oleh Ivy?" Vampir itu bertanya ke Danang.
Danang menatap vampir perempuan muda itu dengan wajah bingung tertera jelas. "Hipnotis tingkat tinggi? Maksudmu?"
"Biarkan aku menyembuhkanmu dulu, Tuan." Vampir perempuan itu pun meletakkan telapak tangannya ke atas kepala Danang sembari matanya lekat tajam menautkan pandangan ke Danang.
Danang tidak bisa bergerak meski ingin. Ia hendak berontak dari vampir itu tapi tubuhnya mendadak tidak mematuhi perintah otaknya. Dia justru merasakan rasa sakit dan pusing luar biasa ketika telapak tangan vampir itu seperti menyalurkan rasa panas di kepalanya.
"A-aaarghhhh!" Danang berteriak, berharap ada yang menolongnya, tapi ternyata tak ada yang datang sama sekali.
Vampir itu terus menyalurkan tenaga aneh dari telapak tangannya dan kemudian telapak itu menjauh dari kepala Danang sementara lelaki itu terengah-engah dengan bulir peluh sudah memenuhi wajahnya. "Apakah sekarang kau sudah ingat semuanya?"
Danang menatap bingung pada vampir itu. "Aku ... aku di mana? Ini apa? Tempat apa ini?"
Kemudian, vampir itu secara telaten menceritakan kepada Danang apa saja yang sudah terjadi padanya.
"Aku ... aku suami Ivy?" Danang mengernyit tajam. Sama sekali tidak menduga. "Benarkah?"
"Bahkan Tuan sudah membuat Ivy hamil anak Tuan," sambung vampir itu.
Mata Danang membulat lebar mendengarnya. "Astaga! Astaga! Kenapa bisa-"
"Karena Ivy menggunakan sihir hipnotis kuat dia untuk mempengaruhi otak Tuan dan Tuan pun mengira dia istri Tuan."
"Ivy? Ivy yang ... Ivy anak Andrea, temanku?"
"Ya, benar. Dia putri dari Nyonya Andrea."
"Kau ... kenal Andrea?"
"Nyonya Andrea adalah orang yang menyelamatkan aku dari pengaruh darah vampirku."
"Hah?"
"Benar. Aku adalah bibi dari teman Tuan Muda Jovano, Naru. Aku pernah digigit vampir dan itu nyaris membuatku jadi vampir gila, tapi Nyonya Andrea menolongku dan aku membalas budinya dengan cara ini, menyelundup menjadi anak buah Ivy untuk membebaskan Tuan jika waktunya tepat."
Ternyata, vampir itu adalah bibi dari Naru yang memang pernah diselamatkan Andrea dari darah buas vampirnya. Dia pernah mendengar ketika Jovano berkeluh kesah kepada Naru mengenai Ivy, dan kemudian mengetahui bahwa salah satu sahabat Andrea menjadi tawanan Ivy di alam pribadinya.
Karena bibinya Naru ingin membalas budi pada Andrea, maka dia meminta ijin pada keluarganya untuk menyusup masuk menjadi anak buah Ivy dan akan melakukan apa yang dia sanggup di pusat kerajaan Ivy.
Ketika bibinya Naru tiba di alam pribadi Ivy, dia bersikap tidak mencolok dan mempelajari situasi. Dia menemukan betapa susahnya mendekati Ivy karena Ivy dikelilingi begitu banyak punggawa hebat berdarah iblis, itu jelas bukan tandingan dia.
Maka, ketika mereka semua pergi berperang, bibinya Naru pun melihat kesempatan ini. Meski dia tidak bisa berbuat apa-apa pada Ivy, setidaknya dia ingin menyelamatkan Danang yang dia percaya sebagai sahabat Andrea. Setidaknya dia berbuat sesuatu meski mungkin itu dianggap remeh.
Setelah mengembalikan kesadaran Danang dengan kekuatan yang dia miliki, dia meminta Danang untuk mencari kesempatan sendiri untuk selamat dari alam itu ketika ada celah.
Dan Danang yang masih termangu mendengar semua kisah dia di alam pribadi bersama Ivy, dia tercengang, sekaligus merasa bersalah.
Di saat Danang sedang merenung, tiba-tiba di mendapatkan gambaran situasi di luar alam pribadi melalui sebuah layar kabut di suatu sudut kerajaan, di sana dia melihar Ivy dikejar-kejar sosok hitam legam, hendak dibunuh.
Hati nurani Danang mencuat, tak tega melihat Ivy terluka, apalagi Ivy sedang mengandung anaknya, mana bisa dia diam saja?
Maka, tanpa disangka-sangka, dikarenakan keinginan kuat untuk segera keluar, keajaiban pun terjadi. Danang berhasil muncul di luar alam pribadi Ivy dan berada di antara Ivy dan Andrea.
Namun, yang tidak dia duga adalah sosok hitam legam itu ternyata Andrea! Dia tidak siap menerima fakta mengenai identitas Andrea.
Dari bibinya Naru, Danang hanya diberitahu bahwa Andrea memiliki kekuatan melebihi manusia, namun tidak seperti apa yang kini dia temui. Ia hanya membayangkan Andrea hanya mungkin bisa bergerak cepat, atau sekedar kuat berkelahi. Bukan macam sosok yang bisa mengganti rupa dirinya.
"A-Andrea! Jangan bunuh Ivy, dia sedang hamil! Dia hamil anakku!" Danang berteriak pada Andrea untuk membuat Andrea mengurungkan niatnya.
Andrea termangu. Putrinya sudah hamil! Hamil di usia semuda itu! Meski saat ini Ivy menggunakan sihir penampilan seperti gadis 20-an tahun, namun sebenarnya gadis itu masih belasan! Dan dia sedang hamil! Hamil dengan sahabat masa kecilnya!
Astaga! Permainan takdir macam apa ini?! Andrea masih membeku di tempatnya, berusaha untuk mencerna semuanya.
Sreettt! Ivy menepiskan Danang ke samping.
Craasss! Dan tongkat itu pun ditusukkan ke dada ibunya.
Danang dan Andrea sama-sama terkejut.