Legenda Futian

Tak Tertandingi



Tak Tertandingi

"Ini benar-benar gila!"      

Para kultivator menatap ke arah Ji Wudao. Apa yang dimaksud olehnya ketika dia mengatakan bahwa dia tidak ingin mengalahkan Donghuang Diyuan?     

Seolah-olah dia mengatakan bahwa dia bisa mengalahkan Donghuang Diyuan dalam pertempuran kapan pun dia mau.     

Apakah sang penerus Kaisar Surgawi dari Dunia Langit memiliki kemampuan semenakjubkan itu?      

Ekspresi Donghuang Diyuan tidak berubah; dia tidak akan terpengaruh oleh kata-katanya. Segel Seribu Tangan melanjutkan serangannya terhadap Segel Kaisar Surgawi hingga ada puluhan juta tangan yang bergerak mendekat secara bersamaan. Dalam sekejap, sebuah retakan muncul pada huruf 'kaisar' yang terukir pada segel tersebut, serta pada gulungan raksasa yang bertuliskan huruf 'kaisar' di sana.     

Tiba-tiba, ruang hampa bergetar hebat, dan disertai dengan suara ledakan yang keras, Segel Kaisar Surgawi dan Segel Seribu Tangan itu hancur berkeping-keping.      

Keduanya kini memandang satu sama lain. Dua penerus sosok Kaisar Agung ini memiliki penampilan yang luar biasa. Donghuang Diyuan memiliki Naga dan Phoenix Leluhur yang menjaganya di kedua sisinya, sementara Ji Wudao tampak seperti reinkarnasi dari Kaisar Surgawi.     

Pada saat ini, seberkas Cahaya Buddha yang suci tampak mengelilingi Donghuang Diyuan. Cahaya tersebut begitu lembut dan tidak mengandung keinginan membunuh di dalamnya, bergerak menuju Ji Wudao, yang menunjukkan keterkejutan setelah merasakannya. Sebuah tanda samar yang bersinar bersama garis ilahi tampaknya telah muncul di antara alisnya.      

"Enam Kemampuan Super Buddha," ujar Ji Wudao pada dirinya sendiri. Dia kemudian memandang Donghuang Diyuan dan berkata, "Puteri boleh melihat apa pun yang ingin kau lihat."      

Di dalam Cahaya Buddha tersebut, gambaran yang tak terhitung jumlahnya bermunculan di hadapan Donghuang Diyuan. Gambaran-gambaran itu memproyeksikan kisah hidup Ji Wudao.     

Dia menatap ke depan, dan gambaran yang tak terhitung jumlahnya itu muncul di matanya. Kini dia mengetahui tentang perjalanan kultivasi Ji Wudao, dimana dia memulai hidupnya sebagai orang biasa, tanpa ada bakat yang luar biasa di Dunia Langit dan memulai semuanya dari bawah. Dia telah melalui banyak krisis yang mengancam jiwanya dan pertarungan antara hidup dan mati. Gambaran-gambaran itu sangat brutal dan kejam, seolah-olah dia baru saja keluar dari medan perang dengan banyak kerangka yang mengelilingi kakinya.     

Dia menjalani ujian yang sangat keras selama menjalani proses seleksi di Dunia Langit. Dia berhasil membunuh semua lawannya dan menjadi penerus dari Dunia Langit. Pada saat itu, dia telah memiliki bakat yang tak tertandingi dan menjadi sosok yang baru.      

Di setiap gambaran, Donghuang Diyuan menyaksikan Ji Wudao berlatih di Prefektur Ilahi, di tempat-tempat terlarang di Dunia Iblis, di Western Heaven sebagai sosok tanpa nama, dan bahkan di Dunia Empty Divine, Dunia Manusia, Dunia Kegelapan, serta Dunia Asal. Seolah-olah dia telah meninggalkan jejaknya di setiap tempat di muka bumi.     

"Apakah Puteri Diyuan sudah menemukannya?" Ji Wudao bertanya sambil menatap Donghuang Diyuan. Tatapan matanya terlihat cerah, dan cahaya suci mengalir di sekujur tubuhnya. Dia telah menjadi satu kesatuan dengan langit dan bumi, seolah-olah dia sudah menjadi sosok yang sempurna dan tidak memiliki titik lemah.      

Namun, dalam pengalaman yang dia lalui, Ji Wudao pasti tidak bisa dianggap sebagai sosok yang sempurna; orang-orang bahkan mungkin menganggapnya sebagai sosok yang kejam dan haus darah. Dia telah melewati banyak situasi antara hidup dan mati, namun dia selalu berhasil keluar dengan selamat. Dia sangat pintar dan tahu kapan harus berjuang untuk bertahan hidup. Meskipun dia telah mengunjungi semua tempat tersebut, tidak ada seorang pun dari dunia-dunia itu yang pernah mendengar namanya, dan sangat sedikit yang mengingat keberadaannya.      

Ditambah lagi, sepertinya dia sudah bisa menebak apa yang ingin ditemukan oleh Donghuang Diyuan darinya.     

Donghuang Diyuan menatap tajam ke arah Ji Wudao. Hal-hal yang dia lihat saat ini sepertinya hanya apa yang diizinkan oleh Ji Wudao untuk dia lihat. Semua gambaran ini tidak memiliki apa yang dia cari.      

Bagaimana caranya Ji Wudao bisa mencapai transformasinya dan menjadi seperti sekarang ini?     

Melihat pengalaman yang telah dia lalui, meskipun hidupnya penuh dengan bahaya, namun semua itu tidak cukup untuk memicu transformasinya hingga saat ini. Masih ada hal penting yang terlewatkan, misalnya warisan yang sangat menguntungkan atau mungkin hal-hal lainnya!     

Donghuang Diyuan tidak dapat menemukan hal-hal ini maupun titik lemah apa pun; seolah-olah dia adalah sosok yang sempurna.      

*Boom* Donghuang Diyuan memberi perintah dari dalam pikirannya, dan tiba-tiba, Naga dan Phoenix Leluhur yang berada di atas langit mulai bergerak, seolah-olah mereka telah dibangkitkan sebagai Naga dan Phoenix Leluhur yang sesungguhnya. Sebuah kekuatan ilahi yang menakjubkan menyebar dan menyelimuti seluruh tempat.     

Pada saat itu juga, semua orang yang hadir di sana bisa merasakan sebuah tekanan mengerikan yang semakin mendekat dan mendongak untuk melihat dua monster legendaris yang ada di atas langit itu berputar-putar di atas kepala Donghuang Diyuan dan Ji Wudao. Pada saat yang bersamaan, aliran kekuatan dalam jumlah besar dikeluarkan dari sosok Donghuang Diyuan.     

Donghuang Diyuan melompat ke udara hingga dia berdiri di antara Naga dan Phoenix Leluhur tersebut. Pada saat ini, dia tampak seperti seorang dewi yang agung dan tangguh.     

"Dia memanfaatkan kekuatan Naga dan Phoenix Leluhur." Hati para kultivator kembali terguncang. Donghuang Diyuan selama ini telah diberkati oleh kekuatan Phoenix Leluhur, dan dia bahkan dianggap sebagai perwujudan dari Phoenix Ilahi. Setelah mewarisi reruntuhan Naga, dia juga diberkati oleh Naga Leluhur dan mewarisi roh naga dalam dirinya.     

Dengan adanya kekuatan Naga dan Phoenix yang bersemayam di dalam tubuhnya, Donghuang Diyuan kini telah melampaui tingkatannya semula.      

Jika Ji Wudao tidak memiliki senjata rahasia, dia pasti akan dikalahkan olehnya.      

Donghuang Diyuan saat ini berada di tingkat setengah dewa.      

"Kenapa kau begitu berambisi, Yang Mulia?" Ji Wudao bertanya pada Donghuang Diyuan. "Aku bersedia untuk berkompromi jika kau bersikeras untuk merebut reruntuhan Istana Langit Kuno. Berkultivasilah denganku di Istana Kekaisaran Surgawi, dan di masa depan, kita berdua bisa menjadi pemimpin dari Istana Langit." Kata-katanya itu mengejutkan para kultivator di langit yang lebih rendah.      

Berani-beraninya Ji Wudao membuat permintaan seperti ini?      

Donghuang Diyuan mengamati langit di bawahnya, tetapi dia tidak mengatakan apa pun. Naga Leluhur meraung, dan dalam sekejap, langit bergetar hebat. Raungan Naga itu menyebabkan gelombang kejut yang dihasilkan menyapu banyak kultivator di langit yang lebih rendah, dan mereka merasa seolah-olah akan hancur berkeping-keping. Beberapa kultivator mengerang kesakitan dan memuntahkan darah. Terdapat jejak-jejak darah di sudut mulut mereka, dan wajah mereka terlihat sangat pucat.      

Raungan ini bahkan tidak ditujukan pada mereka, melainkan Ji Wudao.      

Meski begitu, mereka tidak bisa menghadapi serangan tersebut.     

Adapun Ji Wudao, seberkas cahaya suci yang menyilaukan tampak menerangi tubuhnya, dan dia melayang jauh di atas tangga langit. Sebuah kekuatan yang sangat dahsyat menyelimuti Istana Langit Kuno, dan cahaya suci menyelimuti tubuh Ji Wudao serta memenuhi langit.     

Saat ini, tubuh Ji Wudao bermandikan cahaya suci. Seolah-olah Pemimpin Istana Langit Kuno telah turun ke muka bumi.      

"Istana Langit Kuno!"     

Banyak orang mendongak untuk memandang ke arah langit, dimana di atas tangga langit, sebuah istana telah muncul di sana. Kemungkinan besar itu adalah reruntuhan dari Istana Langit Kuno.     

Bertahun-tahun yang lalu, pemimpin dari Legiun Deva, yang merupakan legiun terkuat dari Delapan Legiun, telah memegang kendali atas Istana Langit Kuno. Apakah dia juga diberi gelar sebagai Kaisar Surgawi?     

Pemimpin Istana Langit Kuno mungkin saja adalah pemimpin dari Delapan Legiun dan dianggap sebagai sosok nomor satu dari Jalur Surgawi.      

Apakah Ji Wudao telah mewarisi aura dari Pemimpin Istana Langit Kuno?      

Naga dan Phoenix Leluhur menerjang ke bawah, dan dalam sekejap, bayangan Naga dan Phoenix Leluhur melesat menuju Ji Wudao. Kekuatan yang tak terbayangkan terkandung di dalam Naga Leluhur, sementara tubuh Phoenix Leluhur tampak bermandikan kobaran api ilahi yang membakar langit dan menghanguskan segalanya hingga menjadi abu saat dia menyerang Ji Wudao.      

Saat melihat serangan yang semengerikan itu, bahkan sosok-sosok yang mendekati dewa bisa measakan jantung mereka berdegup kencang.       

"Kekuatan serangan ini sudah berada di tingkat kultivasiku," ujar Kaisar Pedang Tertinggi sambil mengangkat kepalanya untuk melihat pertempuran yang sedang berlangsung di atas langit. Serangan yang dikeluarkan oleh Donghuang Diyuan, yang telah dikombinasikan dengan kekuatan dari Naga dan Phoenix Leluhur itu kini telah mencapai tingkat setengah dewa.      

Dia sudah berada di batasan Plane-nya, dan dia hanya membutuhkan satu langkah lagi untuk bisa menjadi sosok yang mendekati dewa. Dengan tambahan kekuatan dari Naga dan Phoenix Leluhur, siapa pun bisa membayangkan betapa mengerikannya serangan itu.     

Akankah Ji Wudao mampu menahannya?      

Tubuh Ji Wudao tampak bermandikan cahaya suci dari Istana Langit Kuno, dan sebuah kekuatan yang dahsyat menyebar dari dalam tubuhnya. Di punggungnya, sosok Kaisar Surgawi itu tampaknya telah memadat. Saat dia berdiri di depan sang Kaisar Surgawi, dia mengangkat tangannya, dan tiba-tiba, seberkas cahaya suci terpancar dari atas langit. Sebilah pedang ilahi muncul di tangan Ji Wudao, dan sosok di belakangnya juga memegang sebilah pedang ilahi dengan kedua tangannya.     

Dengan munculnya pedang ilahi ini, banyak pedang milik para kultivator mulai berdentang dengan keras, seolah-olah ingin bertekuk lutut.     

Pedang milik Kaisar Agung Tertinggi juga menunjukkan reaksi yang sama, dan dia tampak tercengang saat menyadari bahwa ilmu pedangnya lebih lemah dari Ji Wudao.      

"Pedang Kaisar Surgawi!"      

Kaisar Pedang Tertinggi menatap ke arah langit. Pedang ilahi itu lebih dari sekadar pedang—yaitu mengandung Aura Langit di dalamnya dan itu merupakan Pedang Kaisar Surgawi. Statusnya yang begitu tinggi menunjukkan bahwa segala sesuatu di dunia ini harus tunduk pada perintahnya.      

Benar saja, pada pedang ilahi itu, tertulis kata 'kaisar', yang berkilauan dengan cahaya suci dan memancarkan kekuatan yang begitu besar sehingga membuat semua makhluk hidup bertekuk lutut di hadapannya.      

Donghuang Diyuan memang telah mewarisi aura Naga Leluhur, tetapi Ji Wudao mewarisi aura dari Istana Langit Kuno. Orang-orang jelas tampak takjub saat memikirkan hal ini. Sebelumnya, tidak ada seorang pun yang pernah mendengar tentang penerus dari Dunia Langit—Ji Wudao—sebelumnya. Siapa yang tahu bahwa dia memiliki kemampuan yang sangat mengesankan dan luar biasa?     

"Tempat ini berada di bawah kekuasaan Istana Langit Kuno, dan Ji Wudao yang menggunakan kekuatan dari Istana Langit Kuno jelas memberikan keuntungan baginya. Menurutku Donghuang Diyuan akan kalah dalam pertarungan ini," ujar Kaisar Pedang Tertinggi sambil terus menyaksikan jalannya pertempuran. Pedang ilahi di tangan Ji Wudao bertabrakan dengan Naga dan Phoenix Leluhur tersebut, sehingga membuat langit berada di ambang kehancuran. Saat cahaya suci bersinar ke bawah, banyak kultivator di langit yang lebih rendah membentuk perisai pertahanan secara bersamaan.     

Naga Leluhur yang berukuran sangat besar dan Phoenix Ilahi itu masih bertabrakan dengan Pedang Kaisar Surgawi, dimana cahaya ilahi akan meledak setiap kali kedua serangan itu bersentuhan. Namun tidak lama kemudian, dua sosok itu pun terbelah. Mereka bukanlah tandingan bagi kekuatan dari Pedang Kaisar Surgawi.      

Saat ini, sebuah aura yang mengintimidasi terpancar dari belakang Donghuang Diyuan. Seorang kultivator tingkat tinggi dari Prefektur Ilahi telah melangkah ke depan, dan dia memancarkan kekuatan yang dahsyat.     

Pada saat yang bersamaan, White Almighty yang berada di tangga langit mendengus dan ikut melangkah ke depan. Dia mendarat di medan pertempuran, tepatnya di samping Ji Wudao. Mereka berdua hendak melindungi tuan muda mereka masing-masing.     

Donghuang Diyuan adalah putri semata wayang dari Donghuang Agung. Asal-usulnya saja sudah bisa memastikan bahwa dia akan memiliki status yang tinggi. Dengan bakat yang dia miliki, statusnya yang tinggi di Istana Kekaisaran Donghuang sudah tidak perlu diragukan lagi.     

Di sisi lain, Ji Wudao mendapatkan dukungan dari orang-orang di Istana Kekaisaran Surgawi melalui usahanya sendiri. Semua kultivator kuat di Dunia Langit dengan sukarela mendengarkan dan membantunya, termasuk Black Almighty serta White Almighty. Semua ini membuktikan bahwa Ji Wudao adalah sosok yang berkharisma.     

Suara-suara mengerikan yang dihasilkan dari semua tabrakan itu membuat langit berguncang dan pemukaan tanah hancur, menyebabkan hati para kultivator berdebar kencang. Mereka tidak begitu memahami apa yang sedang terjadi ketika kultivator-kultivator kuat mulai bermunculan dari tempat yang berbeda-beda, bergerak menuju tangga langit. Banyak dari mereka mengerutkan kening saat mereka menatap ke arah medan pertempuran. Ternyata orang-orang yang baru saja muncul itu semuanya adalah kultivator dari pasukan tingkat Kaisar Agung.      

Para kultivator ini telah menyaksikan jalannya pertempuran dengan sabar, namun sekarang, mereka tidak dapat menahan diri lagi. Mereka semua melesat menuju tangga langit. Sudah jelas, mereka juga sangat menginginkan reruntuhan Istana Langit Kuno!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.