Legenda Futian

Dikalahkan?



Dikalahkan?

Ye Futian dan Ji Wudao tidak lagi melancarkan serangan, dan Donghuang Diyuan juga berdiri di sana. Tidak ada lagi aura yang menyerang mereka.      

Mereka mendongak untuk mengamati dunia kecil ini. Aura yang tak terbatas terus menerus mengalir ke dalam tubuh wanita berbaju putih itu dan menjadi bagian dari dirinya. Dunia kecil ini bergetar hebat, disertai dengan suara gemuruh yang menggelegar. Dunia kecil ini mulai runtuh.      

Retakan yang tak terhitung jumlahnya bermunculan di permukaan dinding batu di sekitar dunia kecil ini, bersamaan dengan cahaya yang terpancar keluar dari retakan-retakan tersebut, sehingga menyebabkan semua retakan itu terus membesar. *Boom* Dunia kecil ini mulai hancur, dan bongkahan-bongkahan batu yang ada di sana dihancurkan tanpa henti.      

Tubuh Ye Futian dan yang lainnya merinding saat dunia kecil ini hancur berantakan. Semuanya tampak berada di ambang kehancuran, tanpa terkecuali.      

Namun, wanita berbaju putih itu tetap tidak bergerak dari tempatnya, melayang di tengah-tengah Matriks Ilahi. Tubuhnya bermandikan cahaya suci para dewa, yang membuat penampilannya tampak menakjubkan.      

"Gagal," ujar Donghuang Diyuan. Ye Futian tidak dapat menggantikan posisi wanita itu untuk mendapatkan aura para dewa di dunia kecil ini. Dia tidak tahu apakah Ye Futian terganggu oleh kehadiran Ji Wudao. Jika Ji Wudao tidak muncul, apakah Ye Futian akan berhasil menjalankan rencana mereka?      

Namun, meskipun mereka gagal, area ini akan hancur, yang menunjukkan bahwa mereka seharusnya bisa keluar dari sini sekarang. Tapi apa yang akan dilakukan oleh wanita berbaju putih ini? Apakah dia akan terus menyerang mereka?      

Dunia kecil ini terus mengalami keruntuhan. Ye Futian menatap wanita berbaju putih itu, dan tidak ada yang tahu apa yang sedang dia pikirkan saat ini.      

Pada saat ini, di luar Zona Terlarang Para Dewa, banyak orang melihat gunung-gunung di seberang ngarai itu runtuh. Gempa bumi yang dahsyat mengguncang permukaan tanah, dan area tempat mereka berada bergetar hebat, sehingga mereka tidak bisa menahan ekspresi terkejut di wajah masing-masing.      

"Apa yang sedang terjadi?" Semua orang saling bertanya satu sama lain, dan menebak-nebak apa yang akan terjadi.      

"Itu adalah area di dalam Zona Terlarang para Dewa," ujar seseorang. "Mungkinkah seseorang berhasil mendapatkan sesuatu di dalam sana?"      

Berbagai macam dugaan bermunculan di dalam benak semua orang, dan semua orang menyaksikan peristiwa ini dengan seksama. Puteri dari Prefektur Ilahi, Donghuang Diyuan, telah masuk ke dalam sana, yang kemudian diikuti oleh Ye Futian, pemimpin dari Istana Kekaisaran Ziwei. Mereka adalah kultivator-kultivator jenius yang paling menonjol di dunia ini. Mungkin ada peluang bagi mereka untuk berhasil memecahkan rahasia di balik Zona Terlarang Para Dewa dan mendapatkan warisan para dewa di dalamnya.      

Tepat seperti dugaan mereka, area itu meledak dan hancur berantakan. Setelah itu, mereka melihat beberapa sosok melesat ke atas langit dan muncul jauh di atas cakrawala. Tatapan mata semua orang menajam ketika mereka melihat siapa orang-orang ini. Mereka semua telah mengeluarkan aura Jalur Agung yang tak tertandingi.      

"Donghuang Diyuan."      

"Ye Futian."      

"Ji Wudao juga berada di sana. Kapan dia memasuki Zona Terlarang Para Dewa?" seseorang berkomentar ketika mereka melihat sosok lainnya, yaitu Ji Wudao, penerus dari Dunia Langit. Dia juga merupakan sosok yang tak tertandingi, kultivator jenius yang berdiri di puncak dunia.      

Rupanya dia juga berada di sana, dan para kultivator di bagian luar sepertinya tidak tahu kapan dia masuk ke dalam Zona Terlarang Para Dewa.      

"Itu adalah..."      

Saat ini, semua orang melihat ke arah tertentu, dan satu sosok berbaju putih tampak berdiri di seberang tiga kultivator jenius tersebut. Dia terlihat seperti seorang peri yang keluar dari dalam lukisan. Dia seperti bukan berasal dari dunia ini. Temperamennya benar-benar tidak ada duanya.      

"Siapa dia?" Hati semua kultivator berdebar kencang dan mereka bisa merasakan bahwa aura pada sosok itu sangatlah menakutkan. Donghuang Diyuan dan dua sosok lainnya menatapnya dengan sangat waspada. Tiga jenius tingkat atas ini secara mengejutkan bersikap waspada terhadap wanita berbaju putih itu.      

Mungkinkah dia adalah salah satu dari dewa-dewa kuno? Apakah dia adalah seorang dewa kuno dari dalam Zona Terlarang Para Dewa?      

Aura kuat yang terpancar darinya mirip dengan aura para dewa itu sendiri, yang memicu perubahan di sekitar mereka. Tekanan yang dikeluarkan dari kekuatan itu menimpa para kultivator ini dan membuat mereka merasa seolah-olah ada tekanan mengerikan yang memaksa mereka untuk bersujud saat ini.      

"Puteri, berhati-hatilah," ujar Ji Wudao pada Donghuang Diyuan sebelum dia menghilang dalam sekejap. Setelah dia merasakan aura mengerikan yang terpancar dari wanita berbaju putih itu, dia tahu bahwa mustahil baginya untuk mewujudkan apa yang ingin dia lakukan. Dia hanya bisa mencari peluang lainnya di masa depan.      

Ye Futian memandang Ji Wudao, yang baru saja pergi, dan berpikir bahwa dia memang pria yang tegas, seseorang yang mampu meraih pencapaian-pencapaian yang luar biasa di dunia ini. Dia mungkin akan menjadi lawan paling kuat bagi Ye Futian di masa depan, seorang pesaing di jalur menuju Kaisar Agung.      

"Apa sebenarnya hubungan di antara Puteri dan Dunia Langit?" Ye Futian bertanya pada Donghuang Diyuan. Dia merasa sedikit penasaran, dan dia hampir bisa memastikan bahwa pasti ada hubungan khusus antara Dunia Langit dan Donghuang Diyuan. Jika tidak, Ji Wudao tidak akan memperlakukan Donghuang Diyuan dengan cara seperti itu.      

Donghuang Diyuan tidak memberikan tanggapan; dia bahkan tidak menatap Ye Futian. Sepertinya dia telah kembali ke sikapnya yang dingin dan sombong seperti sebelumnya.      

Pada saat ini, wanita berbaju putih itu membuka matanya yang indah dan memandang mereka berdua. Keinginan bertarung yang menyelimuti tubuhnya sangat mengerikan, menyebar di area yang luas. Tekanan yang dipancarkan begitu besar sehingga para kultivator yang berada di sekitarnya merasa sesak napas.      

Kedua matanya kini tampak lebih jernih dan cerah, memancarkan seberkas cahaya yang terang. Sudah jelas, rencana para dewa kuno kini telah berhasil. Wanita berbaju putih itu menunjukkan tanda-tanda kecerdasan, dan hari ini, setelah bertahun-tahun lamanya, akhirnya dia telah dilahirkan kembali.      

Tatapan matanya kini tertuju pada Donghuang Diyuan, dan hawa dingin yang samar terlintas di matanya. Pada saat ini, Donghuang Diyuan bisa merasakan hawa dingin di sekujur tubuhnya saat dia merasakan keinginan membunuh dari wanita berbaju putih itu.      

Namun, pada saat ini, Ye Futian mengambil satu langkah ke depan dan muncul di depan wanita berbaju putih itu, memunggungi Donghuang Diyuan di belakangnya. Banyak orang tercengang ketika mereka melihat pemandangan ini. Ye Futian dan Donghuang Diyuan dikenal sebagai musuh bebuyutan, jadi kenapa dia justru membantunya untuk menangkis serangan ini?      

"Pergilah!" Donghuang Diyuan berkata dengan nada dingin saat bayangan Naga Leluhur dan Phoenix Ilahi melayang ke udara hingga sebuah aura yang mengerikan terpancar dari sosoknya.      

"Puteri benar-benar sosok yang dingin. Tanpa memedulikan konflik yang kita miliki sebelumnya, apakah kau sudah melupakan semua yang terjadi di dalam reruntuhan beberapa saat yang lalu?" Ye Futian bertanya padanya. Kata-kata ini mengejutkan para kultivator yang mendengarnya di kejauhan.      

Apakah telah terjadi sesuatu di antara Ye Futian dan Donghuang Diyuan saat berada di dalam Zona Terlarang Para Dewa?      

Keduanya adalah keturunan dari Donghuang Agung dan Kaisar Ye Qing. Apakah mereka ternyata memiliki semacam hubungan terlarang?      

Sepertinya bukan itu masalahnya. Kultivator seperti mereka biasanya memiliki tekad yang teguh dan tak tergoyahkan, mustahil bagi keduanya untuk terpengaruh oleh emosi sederhana, seperti cinta. Kemungkinan besar, ini adalah upaya yang dilakukan oleh Ye Futian untuk memprovokasi Puteri Donghuang. Dia sangat berani dalam bertindak.      

Benar saja, untaian keinginan membunuh kini muncul dari tubuh Donghuang Diyuan, dan itu sangatlah mengerikan. Dia mengangkat tangannya saat naga sejati menerjang keluar dan menyerang ke arah Ye Futian.      

Ye Futian masih membelakangi Donghuang Diyuan, dan cahaya suci mengitari tubuhnya. Sebilah pedang ilahi muncul di belakangnya, dan bagian ujungnya langsung menembus telapak tangan dari naga tersebut. Ye Futian berkata, "Wanita memang dikenal sebagai makhluk yang kejam sejak dahulu kala."      

"Beraninya dia!" Ketika orang lain mendengar ejekan yang disampaikan Ye Futian, mereka jadi takut padanya. Sosok yang menjadi lawan bicaranya adalah puteri dari Prefektur Ilahi, dan dia berani berbicara dengannya dengan sikap yang kurang ajar.      

Namun, sudah tidak perlu diragukan lagi bahwa kemampuan Ye Futian memang sangat kuat, bahkan dia sudah bisa disejajarkan dengan Donghuang Diyuan.      

Pada saat ini, sebuah aura yang lebih kuat menyebar di udara dan menarik perhatian semua kultivator. Mereka melihat wanita berbaju putih itu bergerak, dan Donghuang Diyuan serta Ye Futian tidak ingin melanjutkan pertempuran di antara mereka berdua.      

Wanita berbaju putih itu maju selangkah dan muncul di depan Ye Futian dalam sekejap, namun Ye Futian tidak menghindar maupun mengelak. Dia tetap berdiri di tempatnya saat aura Kaisar Agung menimpa dirinya, yang membuat rambut abu-abu dan pakaiannya berkibar di udara. Seolah-olah dia akan dilahap oleh aura yang mengerikan itu.      

Namun di bawah tatapan terkejut dari semua orang yang menyaksikan pemandangan itu, Ye Futian tetap berdiri tak bergeming di tempatnya, dan tatapan matanya tertuju pada wanita berbaju putih itu.      

Bahkan Donghuang Diyuan, yang berdiri di belakang Ye Futian, bisa merasakan hatinya berdebar kencang. Dia menatap lurus ke bagian depan dan bertanya-tanya, apakah Ye Futian sudah gila?      

Jika wanita berbaju putih itu tiba-tiba mengeluarkan sebuah serangan fatal, bukankah Ye Futian akan menjemput ajalnya sendiri?      

Namun, dia terkejut saat mendapati bahwa wanita berbaju putih itu hanya berdiri di depan Ye Futian. Aura mengerikan itu masih dikeluarkan tanpa henti, namun wanita itu tidak menyerang Ye Futian.      

Ada sedikit keraguan yang tersirat di dalam mata wanita itu. Saat ini, jiwanya menjadi sedikit bingung, dan dia sepertinya sedang mengalami pergolakan batin.      

Pria berambut abu-abu di depannya itu terasa sangat tidak asing. Mereka seperti sudah saling kenal selama bertahun-tahun. Perasaan itu muncul dari dalam jiwanya, dan terukir di dalam benaknya.      

Dia bahkan memiliki firasat bahwa pria berambut abu-abu ini adalah bagian dari dirinya dan ada di dalam pikirannya.      

"Kau siapa?" Untuk pertama kalinya, wanita berbaju putih itu akhirnya berbicara; nada bicaranya terdengar sedikit dibuat-buat, bahkan sedikit kaku. Kedua matanya yang indah terpaku pada Ye Futian.      

"Aku adalah kau," ujar Ye Futian pada wanita berbaju putih itu. Apa yang dia katakan membuat tatapan mata Donghuang Diyuan menajam.      

Apakah Ye Futian ternyata berhasil menjalankan tugasnya?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.