THE BELOVED ONE

SEPERTI APA HATI AYRAA



SEPERTI APA HATI AYRAA

"Aku juga mencintaimu Ayraa, baru kali ini aku merasakan cinta yang sesungguhnya." ucap Danish yang selama ini hanya berhubungan dengan Ponco cinta sesama jenis.     

"Aku juga Kak, baru kali ini merasakan cinta hanya pada Kak Danish." ucap Ayraa dengan jujur.     

"Ayraa." panggil Danish dengan suara lirih.     

"Ya Kak Danish." sahut Ayraa dengan hati yang berdebar-debar.     

"Apa kamu mau menjadi kekasihku Ayraa?" tanya Danish dengan serius.     

Ayraa terdiam hatinya masih bimbang walau tak bisa di pungkiri hatinya sangat bahagia.     

"Bagaimana ya Kak, aku masih takut kalau Ayah tahu aku pacaran." ucap Ayraa dengan jujur.     

"Tidak apa-apa Ayraa, kita lakukan hubungan kita dengan sembunyi-sembunyi agar semua orang tidak tahu hubungan kita yang sebenarnya." ucap Danish merasa beruntung karena hubungannya juga tidak akan tercium oleh Ponco.     

"Apa Kak Danish tidak apa-apa?" tanya Ayraa sedikit kasihan kalau Danish nanti tidak bisa bebas bertemu.     

"Tidak apa-apa Ayraa, asal kamu selalu ada untuk aku. Aku tidak akan apa-apa." ucap Danish masih menunggu jawaban Ayraa.     

"Bagaimana Ayraa, apa kamu mau menjadi kekasihku Ayraa?" tanya Danish lagi dengan hati yang berdebar-debar tak karuan.     

"Ya Kak, aku mau menjadi kekasih Kak Danish." ucap Ayraa dengan hati di penuhi kebahagiaan.     

"Terima kasih Ayraa, mulai sekarang kamu Jangan terlalu dekat dengan Chello, aku cemburu melihat kemesraan kalian berdua." ucap Danish menahan rasa cemburu dan rindunya pada Ayraa.     

"Kak Danish aku minta maaf, aku tidak bisa jauh-jauh dari Chello. Dengan adanya Chello aku bisa ke mana-mana karena Ayah sangat percaya dengan Chello." ucap Ayraa jujur apa adanya.     

"Jadi kamu lebih memilih Chello di banding permintaanku Ayraa? Apa kamu senang kalau aku cemburu terus melihat kamu dan Chello berduaan terus sedangkan aku tidak bisa?" ucap Danish dengan rasa cemburunya yang sudah tidak bisa di tahannya.     

"Tapi Kak Danish, aku sama Chello tidak ada apa-apa Kak. Aku hanya menganggap Chello sebagai saudara dan sahabat." ucap Ayraa mulai sedikit tahu kalau Danish laki-laki posesif.     

"Ayraa...aku benar-benar cemburu melihatmu dengan Chello Ayraa." ucap Danish dengan rasa putus asa.     

"Ya Kak, tapi rasa cemburu Kak Danish sangat tidak beralasan Kak. Apa yang Kak Danish takutkan? tidak ada kan Kak? karena aku dan Chello hanya sekedar sahabat." ucap Ayraa berusaha memberikan pengertian pada Danish yang harusnya lebih dewasa.     

Setelan Ayraa memberikan penjelasan tidak ada lagi jawaban dari Danish. Dan Ayraa sudah bisa mengambil kesimpulan kalau Danish masih belum bisa menerima persahabatan antara dirinya dengan Chello.     

***     

"Ayraa!!" panggil Anna yang sudah menunggu di depan kantor perusahaan Danish.     

Ayraa turun dari motor Chello.     

"Di jemput tidak nanti Ay?" tanya Chello duduk di atas motor dengan gagahnya.     

Anna menatap Chello tak berkedip.     

"Tidak usah Chell, atau nanti aku kabari kalau pulang. Tapi bukannya kamu masih ambil kelas?" tanya Ayraa tidak menyadari kalau Danish sudah datang dan melihat dirinya yang sedang bicara serius dengan Chello.     

"Oke.. telepon saja kalau kamu ingin di jemput." ucap Chello kemudian meninggalkan Ayraa dan Anna.     

"Ayraa, Chello semakin tampan ya?" ucap Anna pengagum berat Chello.     

"Ya lah, namanya foto model ya harus tampan." ucap Ayraa selalu jadi mak comblang pengagum Chello.     

"Ay...dari tadi kamu di lihat Pak Danish." ucap Anna sedikit curiga dengan tatapan Danish pada Ayraa yang terlihat cemburu.     

"Sudah biarkan saja, ini memang Perusahaan siapa sih? kenapa ada Pak Danish di sini?" tanya Ayrra dengan tatapan penuh curiga.     

"Aku juga tidak tahu, tapi kemarin yang memilih perusahaan ini Pak Danish sendiri." ucap Anna mulai curiga dengan sikap Danish pada Ayaraa.     

"Ya sudah, biarkan saja. Ayo kita masuk sudah jam delapan." ucap Ayraa berjalan ke ruang training.     

Di ruang training setelah ada penjelasan singkat dari karyawan perusahaan AILLEN Ayraa dan ke empat temannya di pisah dan di tempatkan di bagian yang berbeda-beda.     

Secara kebetulan Ayraa di tempatkan di ruangan pemilik perusahaan untuk di latih sebagai perusahaan.     

Setelah mendapat petunjuk di mana letak ruang pemilik perusahaan, Ayraa segera berjalan cepat agar tidak terlambat untuk menerima pelajaran pertama.     

Tiba di depan pintu ruang kantor pemilik perusahaan, Ayraa membuang nafas berat dan mengetuk pintu dengan pelan.     

Dengan langkah berat, Ayraa masuk ke dalam dan melihat sosok yang sangat di kenalnya.     

"DANISH AILLEN"     

"Kak Danish?" panggil Ayraa dengan pikiran sedikit bingung.     

"Selamat datang untuk training selama satu bulan di perusahaan AILLEN." ucap Danish tanpa ada senyuman karena rasa cemburunya yang masih belum hilang.     

"Terima kasih Pak Danish." sahut Ayraa berusaha untuk profesional.     

"Drrrrt... Drrrt... Drrrrt"     

Ponsel Danish berulang-ulang berbunyi, dengan segera Ayraa mengambilnya dan di berikannya pada Danish.     

"Ada telepon Pak, silakan!" ucap Ayraa berusaha tenang karena ada nama BEBEIB di layar ponsel Danish.     

"Ya Bieb." ucap Danish sambil melihat ke wajah Ayraa yang terlihat tenang sambil membaca buku yang di bawanya.     

"Bagaimana sayang, sudah mulai untuk memberi training pada mereka?" tanya Ponco dengan suara di sela-sela batuknya.     

"Sudah Bieb, keadaan kamu bagaimana? apa kamu sudah sehat?" tanya Danish tak lepas pandangannya dari wajah Ayraa yang masih terlihat tenang.     

"Masih seperti ini terus sayang." jawab Ponco putus asa dengan keadaannya.     

"Ya sudah, kalau ada waktu ke dokter ya." ucap Danish dengan suara agak di keraskan.     

Ayraa menghela nafas panjang, berusaha lebih sabar dan tidak terlalu memasukkan hati kata-kata Danish yang jelas-jelas ingin menyakiti hatinya.     

Setelah menerima telepon dari Ponco, Danish menatap wajah Ayraa sejenak.     

"Sepertinya kamu tidak mencintaiku Ayraa? kamu tidak pernah menghubungi rasa cemburumu padaku." ucap Danish dalam hati.     

"Ayraa, kemarilah... tugas kamu di awal bisa membaca berkas-berkas ini dan kamu pilah khusus untuk yang meminta kerja sama saja." ucap Danish sangat kecewa dengan sikap Ayraa yang tidak bertanya apa-apa tentang statusnya sudah punya pacar belum. Kalaupun sudah pernah tahu kalau Danish sudah punya kekasih tapi itu tidak menjadi gangguan bagi Ayraa.     

Danish semakin pusing memikirkannya, bagaimana hati Ayraa yang sebenarnya.     

"Ya Pak, akan saya kerjakan sekarang." ucap Ayraa tanpa melihat ke wajah Danish yang sedang menatapnya.     

"Waktumu hanya lima belas menit saja." ucap Danish dengan perasaan kecewa.     

"Lima belas menit saja Pak?" tanya Ayraa tidak percaya, Bagaimana bisa dengan berkas sebanyak itu hanya lima belas menit saja waktu yang di berikan padanya.     

"Baik Pak, akan saya kerjakan." ucap Ayraa tanpa putus asa mengerjakan semua tugas Danish dengan sungguh-sungguh.     

Danish menatap wajah Ayraa dengan hati sakit. Sungguh hatinya telah kalah dengan hatinya Ayraa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.