PULANG KE SUKU ARZZA
PULANG KE SUKU ARZZA
"Tidak bisa begitu Gas? bagaimana kalau Chello jatuh cinta pada Ayraa, terus Khabir datang dengan putranya? Apa kamu tidak kasihan pada Chello?" tanya Raka tidak ingin membuat putranya kecewa.
"Tidak apa-apa Ayah, kalau memang nanti Khabir datang bersama putranya aku akan mundur dari pertunanganku dengan Ayraa." ucap Chello sudah bertekad bulat ingin membuat Ayraa jatuh cinta padanya sambil menunggu kedatangan Khabir yang bisa saja tidak akan datang.
"Kita akan tetap menjalankan pertunangan mereka Ka, karena aku yakin Khabir tidak akan datang karena sudah sekian lama putranya juga tidak pernah ke sini, bahkan Khabir pun juga sudah tidak ke sini lagi." ucap Bagas berharap Khabir dan putranya tidak akan pernah datang dalam kehidupan putrinya Ayraa.
"Ayah izinkan aku bicara sebentar dengan Chello." tiba-tiba Ayraa bangun dari duduknya dan menarik tangan Chello pergi dari ruang keluarga.
"Chello! apa yang kamu katakan pada Ayah Kenapa kita harus bertunangan? bukannya kita sudah sepakat tidak ada pertunangan diantara kita?" tanya Ayraa tidak mengerti dengan jalan pikiran Chello.
"Jangan marah dulu Ayraa, dengarkan aku...di awal aku sudah berniat tidak akan bertunangan denganmu.Tapi saat aku mendengar kamu juga dijodohkan dengan anak Khabir seorang pedalaman, aku tidak bisa membiarkan hal itu. Apa kamu mau dijodohkan dengan orang pedalaman?" tanya Chello pada Ayraa dengan tatapan penuh.
Ayraa terdiam berpikir sejenak dengan apa yang dikatakan Chello yang ada benarnya juga. Kalau dia tidak bertunangan dengan Chello kemungkinan dia akan bertunangan dengan seorang yang tidak dikenalnya sama sekali yaitu anak Khabir seorang pedalaman.
"Baiklah kita akan bertunangan, tapi bagaimana dengan hubunganku dengan Kak Danish? Aku tidak ingin mengecewakan hati kak Danish." ucap Ayraa memikirkan posisi Danish antara dia dan Chello.
"Kamu jangan kuatir kita nanti akan bicara dengan Pak Danis kalau pertunangan kita hanya pura-pura. Setelah masalah kamu dan Kak Danish selesai dan disetujui oleh Ayah aku juga pasti akan mundur." ucap Chello berusaha yang terbaik untuk Ayraa.
"Baiklah aku percaya padamu, terima kasih karena kamu selalu mengerti perasaanku. Besok kita akan ke rumah Kak Danish ya." ucap Ayraa tidak ingin Danish salah paham atas pertunangannya nanti dengan Chello.
"Iya... tapi agak sore kita ke sana ya? pagi besok aku masih ada urusan dengan teman-teman." ucap Chello dengan sebuah senyuman.
Ayraa menganggukan kepalanya kemudian kembali lagi ke ruang keluarga diikuti Chello yang berjalan di belakangnya.
"Bagaimana Ayraa? apa kamu setuju bertunangan dengan Chello? kalau kalian berdua sudah setuju minggu depan kita akan langsungkan acara pertunangan buat kalian." ucap Bagas menatap Chello dan Ayraa secara bergantian.
"Maaf Ayah, sebelumnya dari tadi aku diam saja berpikir panjang tentang pertunangan antara Chello dan Ayraa. Sebaiknya kita menunggu kedatangan Khabir untuk memastikan perjodohan mereka bisa dibatalkan atau tidak. Karena aku kuatir apa yang kita sudah janjikan pada Khabir akan mendapatkan hukuman dari Khabir jika kita melanggarnya, karena kita sangat tahu bagaimana saat Ayraa waktu kecil tidak memakai gelang kaki itu Ayraa sakit parah. Dan sekarang.. aku tidak ingin di saat Ayraa bertunangan dengan Chello hukuman itu akan datang pada Ayraa." ucap Nicky yang dari tadi diam memikirkan janjinya pada Khabir.
"Bunda tenang saja tidak akan terjadi apa-apa pada Ayraa, karena Khabir sendiri tidak ada kabar lagi sampai sekarang." ucap Bagas berusaha menenangkan hati Nicky.
"Aku sudah mengatakan apa yang aku rasakan." ucap Nicky sudah berusaha mengatakan apa yang dia takutkan.
"Baiklah minggu depan kita langsungkan pertunangan Ayraa dan Chello. Kita adakan secara keluarga saja, karena memang ini hanya untuk intern keluarga kita saja." ucap Bagas pada semua yang ada di ruang keluarga.
***
"Bagaimana Pon? kamu baik-baik saja kan? kita akan berangkat pagi ini ke Bali dengan tujuan ke pulau Arzza." ucap Danish bersiap-siap packing menyiapkan pakaian yang akan di bawanya ke Pulau Arzza.
"Danish kalau kamu pulang ke sana bagaimana dengan perusahaanmu yang ada di sini? apa kamu menyerahkan begitu saja ada orang yang tidak kamu kenal baik?" tanya Ponco merasa kuatir kalau Perusahaan Danish mengalami gulung tikar.
"Tidak akan...aku sudah menyerahkan pada orang yang benar-benar bisa aku percaya, dan lagi aku pasti akan memantau perkembangannya." jawab Danish dengan pikiran yang tak lepas dari Ayraa.
"Syukurlah kalau perusahaan kamu akan baik-baik saja dan bagaimana dengan Ayraa? Apa kamu benar-benar bisa melupakan Ayraa saat nanti kita tinggal di pulau Arzza?" tanya Ponco memastikan perasaan Danis pada Ayraa.
"Aku juga tidak tahu bagaimana aku bisa melewati hari-hariku saat tiba di sana tanpa adanya Ayraa." jawab Danish dengan rasa putus asa.
"Saranku sebaiknya kamu bicara dulu dengan Ayraa sebelum kita berangkat ke pulau Arzza, karena yang pasti kamu dan Ayraa akan sama-sama terluka." ucap Ponco menyesalkan Danish yang harus pergi meninggalkan Ayraa.
"Tidak Pon, kalau aku bicara dulu sama Ayraa itu akan membuat hatiku dan Ayraa semakin terluka. Lebih baik seperti ini, Ayraa akan membenciku dan akan lebih mudah untuk melupakan aku." jawab Danish dengan tatapan yang hampa.
"Dan kamu sendiri bagaimana? Apa kamu bisa melupakan Atasi?" tanya Ponco dengan serius.
"Aku tidak akan bisa melupakan Ayraa Pon. Sampai kapanpun bahkan mungkin sampai pada kematian yang mungkin akan menjemputku." jawab Danish merasakan rasa sakit yang begitu sangat dalam.
"Aku sangat sedih akan cinta kalian berdua Danish. Bagaimana aku bisa membantu kalian berdua agar bisa bersatu kembali." ucap Ponco ikut merasakan kesedihan yang dialami Danish.
"Tidak ada lagi yang bisa kita lakukan Pon, selain kita pasrah dengan takdir kita yang sudah ditetapkan oleh Tuhan. Sudahlah Pon, jangan bicarakan ini lagi.. hal ini akan membuatku semakin terluka. Kita berangkat saja sekarang ke bandara." ucap Danish sambil membawa kopernya dan keluar dari Apartemen di ikuti Ponco di sampingnya.
Berdua dengan naik taxi pergi ke Bandara dengan tujuan ke pulau Bali tepatnya ke pulau Arzza di mana kedua orang tuanya tinggal.
Sampai di Pulau Arzza Danish sebagai putra kepala suku Arzza di sambut rakyat suku Arzza dengan sangat meriah.
"Selamat datang putraku Ayah sangat merindukanmu." sambut Khabir atas kedatangan putra pertamanya yang bernama Danish Aillen.
"Terima kasih Ayah, kenalkan ini sahabatku namanya Ponco dia lagi sakit. Ponco akan tinggal di sini menemani aku." ucap Danish mengenalkan Ponco pada Ayahnya Khabir.