PENOLAKAN BAGAS SECARA HALUS
PENOLAKAN BAGAS SECARA HALUS
"Pagi juga Kak, bagaimana keadaan Kak Danish pagi ini? sudah sehat benar kan?" tanya Ayraa yang sedang bersiap-siap ikut Bundanya ke rumah Chello.
"Sudah lumayan baik Aiyraa, Dan itu berkat doa kamu yang selalu baik-baik untukku." jawab Danish dengan sebuah senyuman.
"Pagi ini kamu mau kemana Ayraa?" tanya Danish yang berencana agak siangan akan ke rumah Ayraa untuk bertemu dengan Bagas Ayah Ayraa.
"Mau ke rumah Bunda Hana, ada arisan keluarga di rumah Bunda Hana, jadi Bunda mau membaca di sana." ucap Ayraa sambil berganti pakaian.
"Bunda Hana itu bukannya Bunda Chello ya Ayraa?" tanya Danish dengan nada sedikit cemburu.
"Iya Kak benar, Bunda Hana itu Bundanya Chello. Dan Bunda Hana itu sudah seperti saudara dan sahabat Ayah dan Bunda, karena itu aku dan Chello sangat dekat." jelas Ayraa tidak ingin membuat Danish cemburu.
"Oh begitu, tapi antara kamu dan Chello tidak ada ikatan apa-apa kan Ayraa? biasanya kalau orang tuanya sudah seperti saudara akan ada perjodohan di kedua anaknya." ucap Danish yang sering melihat kejadian seperti itu.
"Kalau soal itu aku tidak tahu Kak, karena selama ini Ayah dan Bunda juga tidak pernah membahas hubunganku dengan Chello, kita sudah berteman lama dengan sangat baik dan Chello bagiku adalah seperti kakak dan sahabat." Jawab Ayraa dengan jujur.
"Syukurlah kalau kamu tidak ada hubungan apa-apa dengan Chello, karena aku menguatirkan hal itu." jawab Danish jujur pula tentang perasaannya yang sedikit cemburu kalau Ayraa dekat dengan Chello.
"Menguatirkan tentang apa Kak?" tanya Ayraa dengan nada menggoda.
"Menguatirkan kalau kamu cinta sama Chello." jawab Danish dengan perasaan gemas karena Ayraa sedang menggodanya.
"Kak Danish nanti ke sini jam berapa apa?" tanya Ayraa mengalihkan pembicaraan.
"Mungkin agak siangan sedikit Ayraa jam sebelas, karena pagi ini aku mau melihat Ponco lagi. Keadaannya kemarin masih belum sehat, aku ingin memastikan Ponco baik-baik saja dan minum obatnya dengan teratur." jawab Danish tidak ingin membohongi Ayraa.
"Iya Kak..tidak apa-apa, bukannya pak Ponco juga sahabat Kak Danish yang harus kak Danish perhatikan juga, apalagi sekarang dalam keadaan sakit." ucap Ayraa tidak merasa terganggu dengan kedekatan Danish dan Ponco lagi.
"Terima kasih atas kepercayaan mu Ayraa, aku tidak akan menodai kepercayaan mu itu." ucap Danish dengan bersungguh-sungguh.
"Ya sudah Kak... Bunda sudah memanggilku, aku harus berangkat sekarang ke rumah Chello. Kak Danis hati-hati nanti ke rumah Pak Ponco ya? jangan lupa sarapan dulu biar Kak Danish juga tidak mudah sakit." ucap Ayraa penuh perhatian.
'Ayraa, aku akan menjaga kesehatanku, terima kasih sayang." ucap Danish seraya menutup panggilannya.
Selesai bicara dengan Ayraa, Danish bersiap-siap ke rumah Ponco untuk mengetahui keadaannya saja sekaligus langsung pergi ke rumah Ayraa.
Di Apartemen Ponco, Danish tidak terlalu lama dan langsung segera pulang karena keadaan Ponco sudah sedikit lebih baik.
Dengan perasaan lega Danish pulang dari rumah Ponco dan menjalankan mobilnya ke arah rumah Ayraa.
Tiba di rumah Ayraa tampak terlihat sepi dan itu membuat Danish sedikit ragu untuk masuk ke dalam rumah Ayraa.
Dengan memberanikan diri Danish mengetuk pintu rumah Ayraa sedikit agak keras.
Tidak lama kemudian tampak wajah Bagas Ayah Ayraa yang membukakan pintu. Wajah Bagas sangat terkejut saat melihat wajah Danish yang kemarin sempat dilihatnya dengan Dosennya Ayraa yaitu Pak Ponco. Namun Bagas menyimpannya dalam hati ingin tahu maksud kedatangan Danish yang kemarin sedang bersama Pak Ponco.
"Mencari siapa ya?" tanya Bagas mengamati wajah Danish dari bawah sampai ke atas.
"Mencari Ayraa Pak, saya adalah Dosen pengganti Ayraa." jawab Danish sedikit gugup dengan tatapan Bagas yang sangat tajam.
"Oh dosen Ayraa juga, silakan masuk Pak." ucap Bagas tanpa ada basa-basi.
Danish duduk dengan perasaan ragu, terselip rasa tidak nyaman dengan tatapan mata Bagas yang yang seolah-olah tidak senang padanya.
"Dengan bapak siapa kalau boleh tahu?" tanya Bagas walau tidak ada rasa senang di hatinya masih menjaga kesopanan dalam menerima tamu.
"Nama saya Danish pak, selain saya Dosen penggantinya Ayraa saya juga teman dekatnya Ayraa." jawab Danish berusaha untuk jujur tentang hubungannya dengan Ayraa.
"Teman dekat seperti apa ya pak?" tanya Bagas seraya memicingkan matanya menatap Danish.
"Begini Pak saya dan Ayraa telah menjalin hubungan serius. Saya mencintai Ayraa dan Ayraa mencintai saya." jawab Danish memberanikan diri mengungkapkan hubungannya dengan Ayraa.
Bagas sangat terkejut mendengar pengakuan Danish, karena selama ini ini Bagas tidak tahu tentang hubungan itu tidak ada cerita dari Ayraa ataupun dari istrinya.
"Apakah istri saya tahu tentang hubungan kalian?" tanya Bagas berusaha menenangkan diri.
"Kebetulan Bunda Ayraa sudah tahu Pak, jadi untuk memastikan hubungan saya dengan Ayraa saya datang ke sini untuk meminta restu pada Bapak tentang hubungan saya dengan Ayraa." jawab Danish dengan jantungnya yang berdetak sangat keras.
"Sebelumnya saya minta maaf karena mungkin Pak Danish tidak tahu kalau Ayraa selama ini tidak saya bolehkan untuk berhubungan dengan siapapun sebelum Ayraa menyelesaikan kuliahnya, apalagi sebenarnya Ayraa dari kecil sudah kita jodohkan dengan Chello anak sahabat kami." jelas Bagas tanpa ada basa-basi lagi karena yang dia tahu Danish bukan laki-laki yang normal dengan apa yang dia lihatnya kemarin.
Hati Danish tiba-tiba sangat terluka dengan semua ucapan Bagas.
"Maafkan saya pak, karena selama ini saat berhubungan dengan Ayraa, Ayraa tidak pernah menceritakan tentang perjodohannya dengan Chello. Apa Ayraa tahu tentang perjodohan ini?" tanya Danish memberanikan diri.
"Memang Ayraa belum tahu tentang perjodohan ini, karena kita memang belum memberitahunya. Baru nanti saat Ayraa ulang tahun kami akan memberitahunya kalau Ayraa akan kita jodohkan dengan Chello." jawab Bagas dengan terbuka dan jujur.
"Oh begitu ya Pak, jadi kalaupun Ayraa mencintai saya dan saya mencintainya, apa Pak Bagas masih tetap menjodohkan Ayraa dengan Chello?" tanya Dhanis lagi berusaha untuk mempertahankan Ayraa.
"Bagaimana ya Pak Danish, karena perjodohan ini kita sudah sepakati dari waktu saat Ayraa masih kecil, jadi saya tidak ingin mengecewakan sahabat saya. Untuk itu saya mohon Pak Danish cukup mengerti tentang keputusan saya." jawab Bagas tanpa mempedulikan perasaan Danish lagi.
"Jadi tidak ada kesempatan lagi buat saya untuk membuktikan kalau saya bersungguh-sungguh dengan Ayraa?" tanya Danis dengan tatapan memohon.
"Iya Pak Danish, maafkan saya...karena keputusan ini sudah keputusan kita berempat Demi anak-anak kita." jawab Bagas tidak ingin Ayraa jatuh ke tangan laki-laki yang tidak normal dan tidak bermoral.
"Baiklah Pak, kalau begitu saya permisi. Saya minta maaf atas kelancangan saya karena telah mencintai Ayraa." jawab Danish dengan hati yang hancur meninggalkan rumah Ayraa dan pergi ke tempatnya Ponco untuk melampiaskan kesedihannya.