KECURIGAAN BAGAS
KECURIGAAN BAGAS
Ayraa terdiam, tidak bisa menjawab pertanyaan Danish karena bagi dirinya membantah ucapan orang tua pantang bagi dirinya
"Jangan pikirkan itu sekarang ya Kak, kita kan belum tahu apa yang akan terjadi nanti. Yang penting kita akan berusaha sebaik mungkin." ucap Ayraa berusaha menenangkan hati Danish.
"Aku tidak bisa membayangkan seandainya ayahmu tidak merestui hubungan kita." ucap Danish dengan tatapan sedih.
"Kita kan belum memberitahu Ayah kak, jadi Jangan berpikir seperti itu dulu siapa tahu dengan Kak Danish nanti menjelaskan pada Ayah.. Ayah akan merestui hubungan kita seperti Bunda. Sekarang Kak Danish istirahat yang banyak biar cepat sehat dan bisa menemui ayah." ucap Ayraa dengan tersenyum.
"Aku usahakan besok ke rumahmu Ayraa untuk bicara dengan ayah kamu, aku tidak akan menunggu terlalu lama." ucap Danish yang sungguh-sungguh dengan hubungannya.
"Sekarang aku pulang dulu ya Kak, nanti kalau aku sudah di rumah..aku akan telepon Kakak biar Kakak tidak merasa kesepian." ucap Ayraa mengusap wajah dan mengecup kening Danish dengan penuh perasaan.
"Hati-hati nanti di jalan Ayraa." ucap Danish dengan berat hati melepas kepergian Ayraa yang akan pulang.
"Kakak juga jaga diri baik-baik, jangan tidur malam-malam biar besok pagi sehat kembali." ucap Ayraa seraya bangun dari duduknya kemudian pergi keluar dari kamar Danish.
Setelah Ayraa pulang, Danish kembali berbaring dan berusaha untuk memejamkan matanya. Hati Danish gelisah tidak bisa membayangkan seandainya keluarga Ayraa tahu kalau dirinya pernah berhubungan dengan seorang laki-laki.
Semakin Danish ingin memejamkan matanya kegelisahan itu semakin menyelimutinya.
"Ya Tuhan.. berilah aku kesempatan untuk menata hidupku dengan mencintai Ayraa sepenuh hati, bukakan hati kedua orangtua Ayraa agar bisa menerima aku apa adanya, dan menerima masa laluku yang kelam." ucap Danish dalam hati seraya memejamkan matanya.
***
Di rumah...
Ayraa masuk ke dalam rumah dengan perasaan sedikit takut kalau Ayahnya akan marah padanya.
Di ruang tengah Ayraa melihat Ayahnya sedang menonton televisi dengan Bundanya.
"Dari mana Ayraa? kenapa pulang terlambat? Apa ada kegiatan di kampus?" tanya Bagas menatap wajah Ayraa yang terlihat lelah.
"Iya Ayah, ada kegiatan sedikit di kampus tadi, makanya aku sedikit terlambat." jawab Ayraa dengan perasaan bersalah karena sudah berbohong pada Ayahnya untuk pertama kalinya.
"Tapi tadi Chello bilang kalau mencarimu di kampus tidak ada setelah jam kuliah terakhir kamu?" tanya Bagas dengan tatapan penuh selidik.
"Aku tadi ada di belakang kampus Ayah, ada kegiatan dengan teman-teman, mungkin Chello tidak melihat ke belakang kampus." jawab Ayraa dengan kebohongannya yang kedua.
"Ya sudah Ayraa...ganti pakaian dulu dan istirahatlah di kamar, bunda akan membuatkan susu untukmu." ucap Nicky menyudahi pertanyaan Bagas pada Ayraa.
Ayraa mengambil nafas panjang kemudian berlalu dari hadapan Ayahnya kemudian masuk ke dalam kamarnya untuk segera berganti pakaian.
Setelah selesai berganti pakaian Ayraa menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur dan memejamkan matanya. Pikiran dan hati Ayraa menjadi gelisah menyesali kebohongannya pada Ayahnya.
"Apa yang kamu pikirkan Ayraa? tanya Nicky yang tiba-tiba sudah masuk kedalam kamarnya dengan membawa segelas susu untuk dirinya.
"Oh Bunda... tidak ada Bunda, aku hanya sangat lelah saja terlalu banyak kegiatan di kampus." jawab Ayraa seraya bangun dari tidurnya.
"Katakan pada Bunda, ada masalah apa? kenapa kamu pulang terlambat? Apa kamu menemui Danish sayang?" tanya Nicky dengan tatapan dan suara yang lembut.
"Iya Bunda... tadi aku pulang kuliah mampir sebentar ke rumah Kak Danish, ingin tahu keadaannya karena sudah seminggu kan tidak ada main ke sini. Ternyata kak Danish lagi sakit, jadi aku menjaganya sebentar di sana." Jawab Ayraa berusaha jujur pada Bundanya.
"Memang Danish sakit apa sayang? dan sekarang apakah Danish sudah baik-baik saja?" tanya Nicky berusaha lebih bijaksana.
"Masih belum terlalu sehat Bunda, tapi Kak Danish sakitnya karena terlalu banyak berpikir tentang hubungan kita Bunda, Kak Danish ingin bertemu dengan Ayah ingin memberitahu dan meminta restu hubungan kita Bunda." ucap Ayraa dengan pikiran semakin kacau.
"Kamu jangan terlalu banyak berpikir sayang, biarkan saja Danish yang akan mencari jalan keluar untuk memberitahu Ayah, dan kalaupun nanti Ayah tidak setuju atau melarang hubungan kalian, biarkan Danish yang akan berusaha untuk mempertahankan hubungan kalian berdua. Danish adalah seorang laki-laki yang harus bisa mempertahankan hubungannya bagaimanapun juga. Dan kamu cukup hanya berdoa dan setia pada Danish karena apa, karena kamu adalah seorang wanita. Sebelum kamu menjadi istri Danish kamu hanya bisa menunggu dan berusaha mengambil hati Ayah agar bisa merestui hubungan kalian." ucap Nicky memberi nasehat pada Ayraa agar tidak menyakiti hati orang tua.
"Kenapa aku juga tidak bisa mempertahankan hubunganku dengan Kak Danish Bunda? bukankah cinta itu harus saling berkorban dan saling mendukung satu sama lain?" tanya Ayraa tak mengerti dengan maksud Bundanya.
"Maksud Bunda, bukan seperti itu Ayraa. Dengarkan Bunda, seandainya Ayah tidak setuju nanti.. apa kamu akan meninggalkan Ayah dan Bunda demi cinta kamu sayang? Itu yang Bunda maksud, jangan sampai apa yang kamu lakukan demi cinta kamu, tapi kamu akan kehilangan orang tua kamu. Karena itu akan menjadi suatu penyesalan di masa depan kamu. Doa dan restu orang tua itu ada di atas segalanya sayang. Bunda tidak melarang kamu untuk mempertahankan cinta kalian berdua, tapi jangan sampai menyakiti hati orang tua." ucap Nicky sambil mengusap wajah Ayraa dengan penuh kasih sayang.
"Ya Bunda, aku mengerti maksud Bunda. Aku tidak akan menyakiti hati Ayah dan Bunda." ucap Ayraa menggenggam tangan Bundanya.
"Bunda percaya pada kamu sayang." ucap Nicky dengan tersenyum.
"Kalian berdua membicarakan apa? apa ada yang kalian sembunyikan dari Ayah?" tanya Bagas yang tiba-tiba sudah berada di pintu kamar.
Nicky dan Ayraa saling pandang dan berusaha untuk tenang.
"Ini Mas...Ayraa, ada sedikit masalah di kampusnya jadi Ayraa minta pendapat sama Bunda bagaimana untuk mencari jalan keluarnya itu saja." jawab Nicky memberi alasan pada suaminya agar tidak merasa curiga.
"Yakin kalau hanya masalah kampus saja? karena aku lihat wajah Ayraa terlihat sangat sedih. Apa bukan karena ada hubungan dengan seorang laki-laki?" tanya Bagas yang sudah bisa melihat dengan sangat jelas bagaimana wajah orang sedih karena cinta.
"Apa sih Mas, jangan curiga seperti itu. Ayraa masih wajar-wajar saja kok, tidak menyimpang seperti anak-anak remaja yang sekarang, yang sudah berani melakukan hal-hal seperti itu." ucap Nicky membela Ayraa.