AMBIKA SAHABAT KECIL DANISH
AMBIKA SAHABAT KECIL DANISH
"Apa kamu tidak mau Ayraa menemaniku Ayraa?" tanya Danish dengan tatapan sedih.
"Baiklah Kak, aku akan menemani Kak Danish." ucap Ayraa tidak ingin Danish bersedih.
Setelah mengunci pintu kamar, Ayraa kembali ke tempat Danish dan perlahan naik ke atas tempat tidur untuk menemani Danish.
Danis berbaring miring menatap penuh wajah Ayraa yang sudah berbaring disampingnya.
"Peluklah aku Ayraa, aku benar-benar sangat membutuhkan saat ini. Aku merasa takut saat aku meninggalkanmu, kamu tidak ada disampingku." ucap Danish dengan wajah sungguh-sungguh.
"Jangan bilang seperti itu lagi Kak, Kak Danish tidak akan apa-apa. Kak Danish akan bisa hidup secara normal, seperti orang yang sehat asal dengan rutin minum obat dan merubah semua pola hidup dan pola makan Kak Danish. Kak Danish akan panjang umur, kita akan bisa hidup bersama selamanya dan tidak akan terpisahkan." ucap Ayraa merasakan kesedihan apa yang dirasakan Danish.
"Terima kasih Ayraa, terima kasih atas semua perasaan cintamu yang begitu besar padaku." ucap Danish seraya memeluk tubuh Ayraa dengan memejamkan matanya.
"Sama-sama Kak, aku juga berterima kasih dengan cinta Kak Danish yang juga begitu besar padaku. Sekarang kita tidur ya Kak? biar besok pagi kita bisa bangun, dan kita akan jalan-jalan ke taman di rumah sakit ini biar Kak Danish sehat kembali." ucap Ayraa sambil mengusap wajah Danish jangan penuh cinta.
Danish tersenyum dan mengedipkan matanya mengiyakan ucapan Ayraa untuk segera tidur.
"Selamat malam Ayraa, mimpi indah ya? mimpikan aku, karena aku juga akan bermimpi tentangmu." ucap Danish mengecup pelan kening Ayraa.
"Selamat malam juga Kak Danish." ucap Ayraa membalas mengecup kening Danish dengan penuh perasaan.
Dengan memeluk Danish, Ayraa mengejamkan matanya.
Danis menatap lembut wajah Ayraa merasakan kerinduan yang sangat pada Ayraa. Ayraa adalah wanita pertamanya yang akan dicintainya seumur hidupnya makan nanti pada kematiannya.
***
Ayraa terbangun lebih pagi dari biasanya, di lihatnya Danish masih tertidur lelap dengan memeluknya.
"Kak Danish.. bangun Kak sudah pagi." panggil Ayraa seraya mengusap lembut dengan berulang-ulang.
"Hmm... apa sudah pagi Ayraa?" tanya Danish perlahan membuka matanya menatap wajah Ayraa yang sedang menatapnya.
"Iya Kak, sudah pagi kita harus jalan-jalan ke taman, biar udara pagi bisa menyegarkan pikiran dan hati kakak..menjadi lebih sehat." ucap Ayraa dengan sebuah senyuman.
Dengan dibantu Ayraa, Danish turun dari tempat tidurnya dan duduk di kursi roda.
"Kita akan ke taman sekarang ya Kak." ucap Ayraa membawa Danish keluar dari kamar dan berjalan menyusuri lorong rumah sakit menuju ke taman rumah sakit.
Tiba di taman rumah sakit Ayraa mengajak Danish duduk di depan kolam taman dan melihat ikan-ikan koi yang sedang berkeliaran kesana kemari.
"Tidak ingin berjalan sebentar Kak? disini rerumputan masih berembun yang bisa menyegarkan telapak kaki Kak Danish." ucap Ayraa menatap wajah Danish.
Danish menganggukkan kepalanya, mengiyakan nasihat Ayraa.
Dengan pelan Danish bangun dari duduknya dan berjalan pelan-pelan bolak balik dari kolam ke tempat Ayraa duduk.
"Apa sudah cukup Aiyraa aku berjalan?" tanya Danish setelah beberapa lama berjalan bolak-balik dari kolam ke tempat Ayraa duduk.
"Sudah cukup Kak, Kak Danish istirahat saja dulu." ucap Ayraa membantu Danish untuk duduk di kursi roda kembali.
Setelah Danish kembali duduk di kursi roda dan duduk di samping Ayraa, Ayraa memberikan sebotol air minuman pada Danish.
"Minumlah Kak." ucap Ayraa seraya menyeka keringat yang ada di kening Danish.
Segera Danish meneguk air yang di berikan pada Ayraa padanya.
"Danish." tiba-tiba ada suara wanita yang memanggil Danish dari arah belakang.
Danish dan Ayraa menoleh ke belakang melihat siapa yang datang dengan memanggil nama Danish.
"Ambika?" sahut Danish dengan tatapan tak percaya melihat Ambika sahabat kecilnya ada di hadapannya.
"Iya...aku Ambika Danish." jawab ambika seraya mendekati Danish dan memeluk Danish dengan sangat erat tanpa memperdulikan Ayraa yang ada di samping Danish.
Danish menjadi serba salah di hadapan Ayraa dengan pelukan Ambika yang sangat erat.
"Ambika, tolong lepaskan pelukanmu." ucap Danish menjadi tidak enak pada Ayraa.
"Aku terlalu merindukanmu Danish, sudah berapa tahun kita tidak pernah bertemu? dan sekarang kita bertemu kamu terlihat sangat tampan. Tapi aku tidak percaya kalau kamu saat ini sakit. Aku baru saja tahu dari Icha kalau kamu di rawat di sini." ucap Ambika dengan tatapan penuh kerinduan.
"Kamu kenapa ada di sini? bukannya kamu ada di Malaysia?" tanya Danish seraya menggenggam tangan Ayraa agar Ayraa tidak salah paham.
"Iya..aku sudah sebulan ini kerja di sini. Aku seorang dokter disini. Saat aku mendengar dari Icha kalau kamu sakit, aku segera mencarimu dan sekarang baru ada waktu menemuimu." jawab Ambika dengan tatapan tak berkedip menatap wajah Danish.
Danish hanya bisa terdiam mendengar cerita Ambika yang sekarang menjadi seorang Dokter di rumah sakit kota.
"Oh ya, Ambika...kenalkan ini Ayraa calon istriku." ucap Danish mengenalkan Ayraa pada Ambika sebagai calon istrinya.
Ambika menatap wajah Danish tak percaya kemudian beralih menatap wajah Ayraa dengan tatapan tak senang.
"Apa Danish dia calon istrimu?" tanya Ambika lagi dengan perasaan tak percaya kalau Danish yang sangat dicintainya yang juga sayang padanya telah mencintai wanita lain.
"Iya...dia calon istriku Ayraa dari Bandung dan sekarang sedang libur kuliah karena itu Ayraa menemaniku disini." jawab Danish dengan jujur.
"Ayraa..kenalkan dia Ambika sahabat kecilku, teman saat bermain." ucap Danish pada Ayraa dengan tak melepas genggaman tangannya.
Ayraa tersenyum, menganggukkan kepalanya pada Ambika namun Ambika mengalihkan pandangannya pada Danish tanpa memperdulikan Ayraa.
"Sekarang keadaanmu bagaimana Danish? Apa sudah baikan? kalau kamu mau, biar aku yang merawatmu agar kesehatanmu lebih baik di bawah pengawasanku." ucap Ambika menawarkan dirinya untuk menjaga Danish.
"Tidak perlu Ambika, aku sudah di tangani dokter dan sudah mendapatkan obat juga. Apalagi ada Ayraa di sini. Jadi keadaanku akan baik-baik saja." jawab Danish tidak ingin melukai hati Ayraa dengan sikap Ambika yang sangat manja padanya.
"Tapi Danish kalau kamu ditangani dengan Dokter yang tepat, kamu akan lebih baik lagi. Aku bisa menjagamu setiap hari dan akan mengawasi dengan baik. Kamu pasti akan lebih baik lagi nantinya." sahut Ambika masih mempertahankan keinginannya.
"Terima kasih Ambika, tapi aku tidak memerlukan yang lainnya selain Ayraa yang menjagaku dan merawatku." ucap Danish semakin merasa tidak enak pada Ayraa yang dari tadi hanya diam saja