THE BELOVED ONE

TINGGAL DI RUMAH CHELLO



TINGGAL DI RUMAH CHELLO

"Kamu sudah tahu sekarang kan Jessi, kalau Armand sangat serius denganmu. Kamu pasti akan bahagia hidup bersama dengan Armand." ucap Chello dengan hati bahagia.     

Jessi menganggukkan kepalanya, mengiyakan ucapan Chello yang selalu benar.     

"Begini, aku kesini memberitahu kamu kalau besok lusa aku pergi ke Bali. Aku mau kamu ikut denganku selama satu Minggu saja, kita harus mencari pembantu sekaligus yang bisa merawat Cahaya. Tapi aku tidak memaksamu, karena kamu sudah ada Armand sekarang." ucap Chello dengan serius.     

"Bukannya kamu sudah berjanji pada Paman Kim, sebelum aku menikah...aku masih menjadi tanggung jawab kamu. Jadi selama aku belum menikah aku akan bersamamu. Tapi aku minta izin padamu, saat Armand pergi ke Singapura aku akan menemaninya. Aku akan menjaga Armand di sana. Aku sudah membicarakan hal ini dengan Armand semalam." ucap Jessi sambil memberikan botol susu Cahaya pada Chello.     

"Wah.. ternyata kalian berdua sudah sama-sama serius ya. Aku ikut bahagia melihat kalian berdua bahagia." ucap Chello dengan tersenyum.     

"Aku juga ingin melihat kamu bahagia Chell, semoga kebahagiaan kamu adalah Ayraa." ucap Jessi dengan tulus.     

"Jangan bilang seperti itu, masih ada Mas Danish. Tidak baik bilang seperti itu, doakan saja aku selalu bahagia. Itu sudah cukup." ucap Chello dengan serius.     

"Ya Chell, maafkan aku." ucap Jessi merasa menyesal.     

"Lupakan saja, aku tidak marah kok. Aku hanya merasa kasihan Mas Danish saja. Mas Danish punya hak untuk berharap bisa hidup lebih lama lagi." ucap Chello dengan suara pelan.     

"Kamu benar Chell, semua manusia yang sakit punya harapan untuk bisa bahagia dan hidup lebih lama bersama dengan orang yang di cintainya." ucap Armand yang dari tadi diam.     

"Armand, aku jadi teringat akan dirimu. Maafkan aku." ucap Jessi menggenggam tangan Armand.     

"Tidak apa-apa Jess." ucap Armand dengan tersenyum.     

"Baiklah, aku pulang sekarang agar kalian berdua punya banyak waktu untuk melepas rindu. Karena besok lusa, pagi-pagi sekali aku akan menjemput Jessi." ucap Chello minta izin pulang.     

"Oh Ya...Jess, aku akan membawa Cahaya ikut denganku. Aku sudah menceritakan semuanya tentang kamu dan Cahaya. Aku ingin Ayah dan Bunda melihat cucunya." ucap Chello dengan dengan senyum terkulum.     

"Apa kamu tidak ingin mengenalkan aku pada Ayah dan Bunda kamu juga?" tanya Jessi dengan tatapan penuh harap.     

"Baiklah, kamu boleh ikut. Armand juga boleh ikut kalau mau." ucap Chello menatap ke arah Armand.     

"Tapi Jessi tidak mengajakku, Chell." ucap Armand dengan suara pelan.     

Jessi menoleh Armand sambil menepuk keningnya.     

"Ya Tuhan, kenapa aku melupakan calon suamiku." ucap Jessi kemudian segera berjongkok di hadapan Armand.     

"Armand, apa kamu mau ikut ke rumah Chello?" tanya Jessi dengan sebuah senyuman.     

"Dengan senang hati Nyonya Armand." sahut Armand dengan kebahagiaan penuh.     

"Armand, besok lusa kamu juga boleh ikut ke Bali. Kita bisa tinggal bertiga di sana." ucap Jessi dengan antusias.     

"Chello! apa kamu tidak keberatan kalau Armand juga ikut kita ke sana?" tanya Jessi dengan tatapan penuh harap.     

"Boleh, tapi kamu harus bilang kalau Armand adalah sepupu kamu. Karena kita akan tinggal satu perumahan dengan Ayraa. Aku menceritakan rencana kita saat di rumahku nanti." ucap Chello sambil menggendong Cahaya keluar menuju mobil.     

Dengan tersenyum bahagia Jessi mendorong kursi roda Armand mengikuti Chello yang berjalan lebih dulu di depan.     

"Jessi, gendong Cahaya. Aku akan membantu Armand duduk di mobil." ucap Chello menyerahkan Cahaya pada Jessi kemudian membantu Armand duduk di kursi depan.     

"Terima kasih Chell," Ucap Armand setelah Chello duduk disampingnya untuk menyetir.     

"Sama-sama Mand." ucap Chello kemudian menjalankan mobilnya menuju ke rumahnya.     

Tiba di rumah Chello, segera Chello keluar dari mobil dan membantu Armand duduk kembali di kursi rodanya.     

"Ayo, kita masuk." ucap Chello seraya mengambil alih Cahaya dari Jessi.     

"Bunda." panggil Chello saat tahu Bundanya membuka pintu.     

"Chello! apa bayi cantik ini Cahaya?" tanya Hana sambil mengambil alih Cahaya dan menciuminya dengan penuh kasih sayang.     

"Ya Bunda...dan ini sahabatku Jessi, ibu asuh Cahaya. Dan ini yang satu ini sahabatku Armand calon suami Jessi." ucap Chello dengan tersenyum.     

"Bunda senang bisa bertemu dengan kalian, ayo masuk ke dalam." ucap Hana sambil berjalan masuk ke ruang tengah.     

"Duduklah Nak, Bunda akan panggil Ayahnya Chello. Sebentar ya." ucap Hana kemudian berjalan masuk ke kamar untuk memanggil Raka.     

"Rumah kamu sangat nyaman Chell." ucap Jessi sambil melihat ke sekeliling ruangan.     

"Aku juga merasa seperti itu Jess, aku sangat nyaman tinggal di sini." ucap Armand merasa ketenangan berada di dalam rumah Chello.     

"Syukurlah kalau kalian merasa nyaman, di belakang rumah ini ada taman buatan kalian pasti menyukainya." ucap Chello duduk bersandar di sofa.     

"Hem..Hem.. kalau kalian mau. Kalian bisa tinggal di sini sebelum kalian berangkat ke Bali." ucap Raka dengan tersenyum menghampiri Chello, Jessi dan Armand.     

Segera Jessi berdiri dari tempatnya menyalami Raka, sedangkan Armand menganggukkan kepalanya.     

"Ayah sudah memberi izin kalian tinggal, kalau mau kalian bisa tinggal di sini. Kalian bisa tidur di kamar tamu dekat taman belakang. Besok malam aku akan mengantar kalian pulang agar bisa bersiap-siap untuk keberangkatan kita ke Bali." ucap Chello sambil tersenyum.     

"Oh...ya Chello, lanjutkan pembicaraan kalian. Ayah akan keluar sebentar." ucap Raka tersenyum pada Jessi dan Armand kemudian meninggalkan tempat.     

"Chello, boleh aku mengajak Armand ke taman belakang?" tanya Jessi penasaran dengan taman belakang.     

"Pergilah, aku juga akan menidurkan Cahaya dulu." ucap Chello bangun dari duduknya untuk mencari Bundanya yang sedang menjaga Cahaya.     

Jessi tersenyum, kemudian mendorong kursi roda Armand ke arah taman belakang yang sudah di tunjukkan Chello.     

Sampai di taman belakang, Jessi duduk di kursi kayu di samping Armand.     

"Apa kamu merasa capek Mand?" tanya Jessi menatap wajah Armand yang terlihat pucat.     

"Sedikit." ucap Armand merasakan nyeri lagi pada lututnya.     

"Apa lututmu nyeri lagi?" Tanya Jessi menatap penuh wajah Armand yang pucat.     

"Ya...dan aku tidak membawa obatku." ucap Armand sambil menahan rasa nyerinya.     

"Aku akan bertanya Chello siapa tahu Chello punya obat untuk menghilangkan rasa nyeri yang kamu rasakan." ucap Jessi seraya beranjak dari tempatnya, namun Armand menghentikannya.     

"Jangan sekarang, Chello masih menidurkan Cahaya. Bawa saja aku ke kamar, aku mau istirahat saja." ucap Armand sambil mengusap lututnya.     

"Baiklah, aku akan mengantarmu ke kamar. Kamu bisa istirahat di kamar agar rasa sakitmu berkurang." ucap Jessi membawa Armand ke kamar tamu yang tidak jauh dari taman.     

"Terima kasih Jess." ucap Armand dengan tersenyum sangat bahagia dengan perhatian Jessi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.