THE BELOVED ONE

AKU PASTI MERINDUKANMU



AKU PASTI MERINDUKANMU

"Kenapa kamu berubah pikiran tidak jadi ikut Mand? bukannya kamu masih merindukan Jessi?" tanya Chello saat mengantar Armand dan Jessi pulang.     

"Aku istirahat di rumah saja, aku tidak ingin merepotkan kalian berdua. Dan aku juga tidak ingin menggagalkan rencana kamu. Daripada nanti ketahuan dan masalah menjadi rumit." jawab Armand setelah mendengar semua cerita dari Jessi.     

"Lalu, bagaimana kalau kalian tidak bisa menahan rindu? kalian tahu kan rindu itu berat?" ucap Chello dengan nada menggoda.     

Wajah Armand seketika memerah kemudian tersenyum.     

"Seminggu tidak akan lama, dan lagi setelah itu aku dan Jessi akan hidup selamanya. Benar begitu Jess?" tanya Armand pada Jessi yang sedang mendengarkan saja.     

Jessi menganggukkan kepalanya dengan tersenyum.     

"Dan lagi, aku sudah bisa menahan rindu dari beberapa bulan yang lalu. Jadi kalau untuk satu Minggu saja, aku pasti bisa." ucap Jessi sambil menggenggam tangan Armand yang duduk di sampingnya.     

"Syukurlah kalau kalian berdua bisa menahannya. Jessi, besok pagi aku akan menjemputmu jam enam pagi ya. Ayah yang akan mengantar kita ke Bandara." ucap Chello dengan tenang.     

"Hm... malam ini aku akan mempersiapkan pakaianku." ucap Jessi seraya menganggukkan kepalanya lagi.     

"Kalian bisa menghabiskan malam ini sebelum besok pagi berpisah." ucap Chello dengan tersenyum kemudian menghentikan mobilnya setelah masuk ke halaman rumah Armand.     

Dengan segera Chello keluar dari mobil dan membantu Armand untuk duduk kembali di kursi rodanya.     

"Armand, Jessi, aku langsung pulang ya. Aku juga perlu mempersiapkan semuanya." ucap Chello setelah Armand dan Jessi keluar dari mobil.     

"Chello, jaga Cahaya dengan baik. Terutama malam hari selalu bangun minta susu." ucap Jessi sebelum Chello masuk ke dalam mobil.     

Chello menganggukkan kepalanya dan mengacungkan jempolnya kemudian masuk ke dalam mobil dan meninggalkan rumah Armand.     

Setelah Chello hilang dari pandangan, segera Jessi mendorong kursi roda Armand masuk ke dalam rumah dan membawanya ke kamar.     

"Sekarang kamu bisa istirahat, aku akan mempersiapkan pakaianku sebentar." ucap Jessi setelah berada di dalam kamar.     

"Bisa bantu aku untuk berbaring Jess?" ucap Armand dengan tersenyum.     

"Ya Tentu." sahut Jessi segera membantu Armand untuk berbaring di tempat tidur.     

"Apa ada yang kamu inginkan lagi Mand, apa kamu ingin minum?" tanya Jessi menatap penuh wajah Armand.     

"Tidak, kamu berkemas saja dulu aku akan menunggumu." ucap Armand membalas tatapan Jessi dengan tatapan lembut.     

"Aku tidak punya banyak pakaian, tidak memerlukan banyak waktu berkemas." ucap Jessi dengan tersenyum kemudian mengambil kopernya dan mengeluarkan pakaiannya yang ada di dalam almari dan memasukkannya ke dalam koper.     

Tidak memerlukan waktu lama, Jessi sudah memasukkan semua perlengkapannya yang diperlukannya.     

"Apa sudah selesai Jess?" tanya Armand setelah melihat Jessi sudah duduk di sampingnya.     

"Hm... tidak lama kan?" ucap Jessi dengan tersenyum.     

"Selama seminggu kita tidak akan bertemu. Aku pasti sangat merindukanmu." ucap Armand dengan tatapan penuh cinta.     

"Hanya satu Minggu saja. Saat kamu pergi meninggalkan aku, apa kamu merindukan aku Mand?" tanya Jessi seraya menggenggam tangan Armand.     

"Sangat merindukanmu. Sedikitpun aku tidak bisa melupakan wajah kamu. Aku lebih banyak sendiri melamunkan dirimu." sahut Armand dengan suara parau.     

"Kalau kamu merindukan aku, kenapa kamu tidak kembali menemuiku?" tanya Jessi dengan perasaan sedih.     

"Bagaimana aku bisa menemui kamu, kalau aku tahu kamu tidak mencintaiku dan tidak ingin melihatku." ucap Armand menatap Jessi dengan tatapan penuh.     

"Hm...aku sangat menyakiti hatimu saat itu. Aku tidak tahu, kenapa aku begitu bodoh tidak bisa melihat cinta kamu yang begitu besar padaku." ucap Jessi mengecup punggung tangan Armand dengan penuh perasaan.     

"Lupakan semua itu Jess, yang terpenting sekarang kita sudah bersama lagi." ucap Armand tak lepas dari wajah Jessi.     

"Aku mencintaimu Mand." ucap Jessi dengan suara lembut.     

"Aku juga mencintaimu." sahut Armand memejamkan matanya sejenak kemudian menatap kedua mata Jessi dengan tatapan penuh rindu.     

"Jessi, tidurlah di sampingku. Aku ingin memelukmu." ucap Armand ingin tidur dalam pelukan Jessi.     

"Apa kamu sudah mengantuk Mand?" tanya Jessi seraya naik ke atas tempat tidur untuk memeluk Armand.     

"Aku belum mengantuk, aku hanya ingin kamu ke memelukku saja." ucap Armand dengan tersenyum.     

"Tapi kamu tidak melakukan apa-apa kan? ingat kita belum menikah. Kata Chello laki-laki yang baik adalah laki-laki yang bisa menjaga kehormatan wanitanya." ucap Jessi sudah berbaring di samping Armand.     

"Aku pasti menjaga kehormatanmu Jess, aku hanya ingin kamu memelukku saja. Bukannya kamu akan ke Bali bersama Chello selama satu minggu? aku ingin meyakinkan diriku saja, kalau kamu benar-benar mencintaiku. Tidak akan mencintai Chello lagi." ucap Armand menenggelamkan kepalanya dalam pelukan Jessi.     

"Kenapa kamu berpikir seperti itu Mand? apa kamu tidak percaya padaku?" tanya Jessi menatap penuh wajah Armand yang masih pucat.     

"Aku sangat percaya padamu, hanya saja..aku ingin tahu kenapa kamu baru bisa mencintaiku saat Chello menolakmu. Aku takut, aku hanya sebagai pelarian hatimu." ucap Armand dengan tatapan sedih.     

Jessi menghela nafas panjang, mungkin dari awal adalah kesalahannya.     

Dengan penuh kasih sayang Jessi membelai rambut kepala Armand, kemudian mengecupnya dengan penuh perasaan.     

"Maafkan aku, kalau telah menyakiti hatimu di masa lalu. Aku mencintaimu Mand, aku menyadari sepenuh hati kalau aku benar-benar mencintai kamu, bukan Chello. Kalau aku tidak mencintaimu, kenapa aku harus memilihmu? kenapa aku tidak memilih yang lainnya yang lebih sempurna. Kenapa aku ingin menikah denganmu jika tidak mencintaimu. Sekarang katakan padaku, apa kamu tidak merasakan cintaku ini?" tanya Jessi dengan tatapan penuh.     

Armand mengangkat wajahnya menatap sendu wajah Jessi.     

"Aku merasakan cintamu Jess, tapi aku takut kehilanganmu dengan keadaanku yang seperti ini." ucap Armand merasa rendah diri.     

"Aku semakin mencintaimu saat bertemu denganmu Mand. Aku tidak ingin meninggalkanmu walau hanya sehari saja. Tapi aku sangat berhutang budi pada Chello yang sudah menjagaku dengan baik selama ini. Aku ingin membantu Chello meraih cintanya, seperti halnya Chello membantuku meraih cintaku. Yaitu mendapatkan kamu." ucap Jessi menangkup wajah Armand dengan tatapan penuh cinta.     

"Aku pasti sangat merindukanmu Jess." ucap Armand dengan tatapan penuh kerinduan.     

"Aku juga pasti merindukanmu Mand, aku berjanji akan selalu menghubungimu, kita bisa video call setiap hari." ucap Jessi dengan tersenyum.     

"Aku memegang janjimu Jess, terutama hatimu jangan pernah berpaling." ucap Armand seraya menelusuri wajah cantik Jessi dengan tatapan matanya.     

"Aku tidak akan pernah berpaling darimu Mand, aku sangat mencintaimu." ucap Jessi kembali menangkup wajah Armand kemudian menautkan keningnya pada kening Armand.     

Armand memejamkan matanya, kemudian menyapu lembut bibir Jessi dengan penuh kelembutan.     

"Aku sangat mencintaimu Jessi, sangat mencintaimu." ucap Armand dengan suara lirih.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.