Istri Kecilku Sudah Dewasa

Pelayan Wanita



Pelayan Wanita

Duo Yilong tidak menganggap masalah sepele seperti menjebak rakyat kecil dan warga pasar ini sebagai sebuah masalah yang penting. Bahkan, dia sendiri tidak ingat dengan nama Nie Chun'e. Sebab, Nie Chun'e di mata Duo Yilong hanyalah batu lompatan yang bisa membuat putrinya maju dengan cepat.     

Dia seorang yang bahkan tidak peduli dengan darah gajah. Jadi mana mungkin peduli dengan air mata seekor semut.     

Namun, Duo Yilong sama sekali tidak menyangka dan tidak berani menyangka. Sepuluh tahun kemudian, putri dari semut kecil yang dijebaknya itu bisa kenal dan berteman dengan singa yang terhormat dan mulia. Lalu di belakang singa kecil itu, ada serigala dan macan tutul yang dengan mudah menyelidiki kebenaran waktu itu.     

"Kakak Xuanyuan Poxi kurus, kamu harus menghukum Duo Meimei dan Duo Yilong! Jika bukan karena ulah mereka, Bibi Nie Chun'e pasti dari dulu sudah menjadi koki istana kerajaan. Duo gemuk bilang, menjadi koki istana kerajaan adalah impian dan harapan terbesar dalam hidup Bibi Nie Chun'e."      

"Tapi, impiannya ini begitu saja dirusak oleh orang-orang jahat. Sepuluh tahun! Sepuluh tahun di bawah bayang-bayang kegelapan, bibi Nie Chun'e harus hidup dengan ejekan dan cemoohan orang lain kepadanya."      

"Hidup dalam fitnah yang menyakitkan. Aku benar-benar tidak bisa membayangkan selama sepuluh tahun ini, seberapa sedih, seberapa sakit dan seberapa tidak senangnya bibi Nie Chun'e dalam menjalani hidupnya."     

Saat mengatakan sampai sini, Liuli Guoguo membayangkan kejadian yang mungkin akan terjadi. Alis indahnya langsung naik dan dia mengerutkan kening.      

Xuanyuan Pofan yang melihat ini langsung ikut sedih. Dia ingin si kucing kecilnya ini bisa selalu bahagia, rileks dan riang setiap saat, serta tidak akan membiarkannya sedih sedikitpun. Jadi, tanpa menunggu reaksi dari Xuanyuan Poxi, mata elang Xuanyuan Pofan pun telah memancarkan cahaya dingin.     

***     

Keesokan harinya,      

Raja menerima sebuah surat keputusan dari Xuanyuan Poxi dan mahkamah agung. Di surat keputusan itu tertulis kalau koki utama Duo Meimei telah menjebak Nie Chun'e tahun itu, dan Duo Yilong melindunginya. Mereka meminta Raja untuk menyetujui mencabut jabatan Duo Meimei sebagai koki utama, dan meminta Duo Meimei untuk bersujud meminta maaf pada Nie Chun'e.     

Raja tanpa berpikir panjang langsung menyetujui permintaan keputusan ini. Hanya saja, saat dia mengalihkan matanya ke surat keputusan untuk Duo Yilong, dia merasa agak dilema. Dia pun langsung mengerutkan keningnya dan menaikkan alis tuanya.      

Xuanyuan Poxi dan mahkamah agung memiliki keputusan yang sama. Jadi, isi dari surat keputusan dari dua pihak ini sama, yaitu meminta Raja untuk menyerahkan Duo Yilong kepada departemen pengadilan untuk diberikan hukuman berupa dipukul seratus kali dengan bambu dan didenda dengan uang gajinya selama tiga tahun.     

"Eh? Xuanyuan Poxi ini benar-benar deh. Duo Yilong sudah tua. Aneh sekali jika dia akan baik-baik saja kalau dipukul dengan bambu sampai seratus kali. Dia cukup dihukum dengan membayar denda menggunakan tiga tahun gajinya saja."     

Raja mencoret tulisan memukul dengan bambu sebanyak seratus kali dengan tinta. Lalu memberi cap kerajaan di surat keputusan yang dikirimkan oleh Xuanyuan Poxi dan mahkamah agung.     

Setelah menyetujui surat keputusan hukuman ini, tanpa menoleh dia langsung meletakkan surat itu ke sisi lain, dan melanjutkan memeriksa surat keputusan yang lain.     

Pelayan Wan yang sedari tadi berada di samping Raja, membungkuk kepada Raja saat melihat seorang pengawal membawa seorang pelayan istana membawakan teh gandum dari dapur.      

Dia pun berkata, "Raja, dapur telah mengantarkan teh gandum untuk anda. Minumlah dulu untuk menghangatkan tubuh anda. Ini juga tidak akan memengaruhi anda dalam menyetujui surat keputusan."     

Raja melambaikan tangan tuanya, lalu pengawal pun mengerti maksudnya. Dia mengambil nampan mahoni warna ungu dari tangan pelayan istana itu, lalu melangkah dengan mantap ke depan pelayan Wan.     

Pelayan Wan kemudian memegang teh hangat di nampan mahoni warna ungu itu dengan kedua tangannya, lalu menyerahkan ke depan Raja.     

Raja meletakkan surat keputusan yang ada di tangannya, lalu menerima secangkir teh yang disodorkan oleh pelayan Wan kepadanya. Hanya saja, baru saja meneguk teh itu, dia mengangkat matanya dan tanpa sengaja melirik kepada pelayan wanita yang berdiri tidak jauh darinya.     

Walaupun pelayan dari dapur istana itu menundukkan kepalanya dan tidak berani melihat ke depan. Tapi dia masih saja merasakan tatapan mata Raja yang sedang menatapnya. Dia pun merapatkan bibirnya yang diolesi lipstik rasa anggrek air.     

Raja mengambil penutup tehnya dan menggosoknya ke tepi cangkir, meniup teh gandum yang masih panas itu, kemudian memandang pelayan wanita yang tidak jauh darinya. Dia lalu bertanya, "Kenapa sebelumnya aku belum pernah melihatmu?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.