Diam-Diam Masuk Ke Dekapannya
Diam-Diam Masuk Ke Dekapannya
"Kakak Po-ku ini kenapa bisa begitu tampan sih?" Bibir Liuli Guoguo melengkung membentuk senyuman, dan tanpa sadar menghela napas. Lalu, dia tak bisa mengendalikan diri untuk kembali menyentuh dan membelai wajah Xuanyuan Pofan yang sangat tampan ini.
Mendengar ini, hati Xuanyuan Pofan langsung bergetar. Muncul senyum semanis madu di sudut bibirnya dan tanpa sadar bibirnya agak melengkung. Seiring dengan sentuhan dari gadis itu, jakun dari Xuanyuan Pofan yang masih berpura-pura tidur ini tanpa sadar bergerak naik turun di tenggorokannya.
Begitu menerima sentuhan dan belaian hangat dan lembut dari dua ujung jari kecil itu. Seluruh tubuhnya seolah ditiup oleh angin hangat, terasa geli, nyaman tapi membuatnya tak tahan.
Karena jakun Xuanyuan Pofan yang cukup besar di kalangan pria itu bergerak naik turun, dia pun sepertinya dengan mudah ketahuan oleh Liuli Guoguo. Lalu, muncul lesung pipi di wajah kecil Liuli Guoguo. Dia pun berkata dengan senyum dan suara yang manis, "Kakak Po hebat sekali ya. Tidur saja juga bisa menelan ludah ya."
Xuanyuan Pofan tercengang, Apa aku ketahuan? batinnya.
Saat Xuanyuan Pofan mengira si kucing kecilnya tahu kalau dia hanya pura-pura tidur sehingga sengaja mengucapkan kata-kata itu. Tiba-tiba, dia malah mendengar suara manis itu lagi, "Kakak Po, aku lambat sekali tumbuh dewasanya. Maaf ya, karena sudah menyusahkanmu."
Begitu ucapan manis ini terlontar, Xuanyuan Pofan hanya merasakan kelopak bibir yang lembut dan hangat mengecup pipinya. Hal itu pun membuat hatinya langsung bergetar.
"Kakak Po sudah tidur kalau begitu aku juga akan tidur. Kalau tidak, besok mataku akan jadi mata panda dan pasti jelek sekali," gumam Liuli Guoguo sambil memasukkan kembali tangan kecilnya ke dalam selimut.
Xuanyuan Pofan yang tak bisa menahan diri untuk menggerakkan jakunnya lagi ke atas dan ke bawah pun akhirnya merasa lega setelah terangsang barusan. Hatinya merasa hangat ketika mendengar ucapan gadis itu. Lalu, muncul senyum bahagia di sudut bibirnya. Kemudian, dia pun akhirnya juga bersiap untuk tidur dengan nyenyak.
Sayangnya, tiba-tiba dia merasakan 'bakcang' di sampingnya berbalik badan ke arahnya bergerak, lalu bergerak lagi dan lagi. Gerakannya ini bahkan sangat besar sekali. Setelah itu, tiba-tiba selimutnya dibuka, kemudian tubuh kecil yang empuk dan sangat lembut masuk ke dalam dekapannya.
Karena kakak Po sudah tidur, jadi rasa tak bisa mengendalikan dirinya dan keinginan melakukan hal itu padaku pasti sudah tidak ada. Kalau begitu, aku bisa merasakan pelukan hangat kakak Po ini tanpa menyusahkan dan menyulitkan kakak Po. Hehehe, Liuli Guoguo, kenapa kamu bisa sepintar ini sih? batin Liuli Guoguo.
Liuli Guoguo benar-benar menyadari ide cemerlangnya ini. Dia pun memuji dirinya sendiri dengan kagum di dalam hatinya atas kepandaiannya ini. Dia merasa pelukan Xuanyuan Pofan benar-benar nyaman dan hangat, jadi dia semakin mengencangkan pelukannya.
Setelah itu dia meletakkan lengan Xuanyuan Pofan ke pinggangnya, lalu meletakkan telapak tangannya ke atas perut kecilnya dan membuat pria yang 'tidur' itu jadi memeluknya. Kemudian, Liuli Guoguo pun bersiap untuk tidur dengan sangat nyenyak.
Xuanyuan Pofan tercengang. Gadis satu ini, huh! gumamnya dalam hati.
Aroma wangi gadis itu menyeruak ke ujung hidung Xuanyuan Pofan. Di depannya, kini dipenuhi dengan tubuh empuk gadis itu, membuat napasnya pun jadi berat. Dia pun buru-buru semakin memejamkan matanya, dan berusaha untuk segera tidur.
Aku benar-benar suka sekali dengan dekapan kakak Po! batin Liuli Guoguo.
Liuli Guoguo merasa sangat hangat dan nyaman sekali saat tidur dipeluk oleh Xuanyuan Pofan. Muncul lagi lesung pipi dan rona merah di pipinya yang lembut. Sudut bibirnya terangkat membentuk bulan sabit, matanya terpejam, dan dia bersiap untuk merasakan tidur yang nyenyak dan mimpi yang indah di dekapan pria itu. Tapi, tidak disangka…
Rasa kantuk langsung menyerang Liuli Guoguo dengan cepat. Baru saja memejamkan mata beberapa saat, dia sudah sangat mengantuk dan hampir saja memasuki alam mimpi. Tapi, dia tiba-tiba merasakan ada benda keras di antara kedua pahanya, apalagi benda besar itu semakin lama semakin membesar.