Kakak Po, Aku Sedang Membaca Buku
Kakak Po, Aku Sedang Membaca Buku
Xuanyuan Pofan memeluk Liuli Guoguo, dia meraba perut kecil Liuli Guoguo dengan telapak tangan besarnya. Karena Liuli Guoguo memanyunkan bibirnya dan terus berkata kalau perutnya sakit. Jadi Xuanyuan Pofan pun membantu mengelus perut kecilnya.
Hanya saja, ketika belum lama perutnya dielus, Liuli Guoguo menyadari ada yang tidak beres. Sebab, kepala besar pria itu sedang menghukum telinga kecilnya dengan menyesapnya beberapa kali. Sampai kepala kecil Liuli Guoguo jadi ikut miring.
Liuli Guoguo mengerutkan kening dan mendorong kepala besar Xuanyuan Pofan, lalu mengusap telinganya yang basah karena dijilati oleh pria itu. Dia membuka bibir merah mudanya, "Kakak Po, aku sedang membaca buku."
Kamu menciumku terlalu menggunakan tenaga, apa ini bagus! Aku ini sedang membaca buku, bukan sedang pusing! batinnya. Ucapan terakhir ini hanya berani diucapkan Liuli Guoguo di dalam hatinya, tapi di luarnya terlihat begitu sungkan.
Jari panjang Xuanyuan Pofan yang mengenakan cincin sihir mengelus wajah mungil Liuli Guoguo. Lalu, tiba-tiba dia menekan wajah mungil itu ke tengah hingga membuat mulut Liuli Guoguo maju seperti moncong bebek. Setelah itu dia berkata sambil sedikit tersenyum, "Lihatlah ini, ini bukanlah buku yang serius. Jadi, aku tentu saja juga bisa melakukan hal yang tidak serius, hehe."
Wajah Liuli Guoguo langsung memerah, dan merasa kalau makna dalam ucapan Xuanyuan Pofan ini terlalu dalam. Membuatnya tanpa sadar teringat kembali dengan dirinya yang bersembunyi di dalam selimut untuk melihat buku-buku yang memalukan itu, dan kemudian ketangkap basah oleh Xuanyuan Pofan.
Liuli Guoguo langsung mengambil buku di tangannya, dan meninju dada Xuanyuan Pofan. Dengan wajah kecil yang merah, dia lalu berkata dengan galaknya, "Kamulah yang suka melihat buku yang tidak serius! Semua bukuku sangat serius kok!"
Seiring bertambahnya usia Liuli Guoguo, entah mengapa Xuanyuan Pofan semakin suka menggodanya. Bahkan menggodanya ke arah yang tidak baik itu.
"Serius? Serius tapi kamu bisa tertawa sampai seperti itu?" tanya Xuanyuan Pofan sambil tersenyum.
Liuli Guoguo yang memanyunkan bibirnya karena marah hanya bisa meninju dada Xuanyuan Pofan, lalu mengambil buku yang ditaruh di lantai. Setelah itu dia menepuk debu yang sebenarnya tidak ada, kemudian menaruhnya ke depan Xuanyuan Pofan.
"Kalau kamu tidak percaya, bacalah sendiri! Benar-benar buku yang serius! Contohnya saja ayam keluarga Zhang hilang. Tokohnya mengira kalau keluarga lain mencuri ayamnya. Tapi setelah mencari di seluruh kandang ayam, dia masih tidak menemukannya. Dia pun kembali ke rumah dengan terus bergumam kelelahan, lalu dia malah menemukan anjing yang dipeliharanya memuntahkan bulu ayam."
"Selain itu, ada lagi kisah dari Li Er dan Wang Si. Mereka berdua bertengkar hanya demi pohon yang bisa saat digoyangkan menghasilkan koin uang. Li Er bilang kalau pohon uang itu miliknya. Tapi Wang Si malah bilang kalau itu seharusnya miliknya. Pada akhirnya, suara yang berat terdengar."
""Aku bukan milik siapapun. Aku milik diriku sendiri." Li Er dan Wang Si pun melihat ke kiri, ke kanan, ke atas dan ke bawah. Tapi selain mereka berdua, mereka tidak melihat siapapun di sana. Lalu Li Er dan Wang Si sudah kencing di celana, kemudian pingsan ketakutan."
"Ada lagi, kisah mengenai ibu lima keluarga Zhang... Um...!" Ucapan yang terus terlontar belum juga selesai diucapkannya. Namun tiba-tiba mulut kecil Liuli Guoguo sudah dilahap oleh pria yang dipeluknya. Buku di tangannya ditepuk sampai lepas dari tangan Liuli Guoguo dengan mudahnya, dan begitu saja dilempar keluar dari jendela, lalu mendarat di kios mie matahari di pinggir jalan.
Bisnis bos kios itu tidak terlalu baik. Perut bos kios mie itu sudah kerucukan, karena tidak satu mangkok pun terjual hari ini. Dengan perasaan sedih dan kesepian, dia pun hanya bisa memasak semangkuk mie Yang Chun untuknya sendiri.
Tapi, siapa juga yang menyangka, mie yang baru saja dikeluarkan dari panci dan baru saja dibumbui itu. Tiba-tiba dimasuki sebuah buku sebesar telapak tangan yang dilempar keluar dari sebuah kereta kuda, hingga akhirnya mendarat di mangkuknya.