Kakak Po, Di Mana Bukuku!
Kakak Po, Di Mana Bukuku!
Lalu, detik berikutnya, terdengar teriakan seseorang, entah siapa di pinggir jalan, "Wow! Itu adalah buku yang dilempar keluar oleh istri Raja Huayou!"
Saat tirai kereta dibuka, mereka melihat wajah samping Raja Huayou, dan mereka sama sekali tidak meragukan penilaian serta tebakan diri mereka sendiri.Ternyata itu Raja Huayou. Kalau begitu, sisi wajah gadis kecil yang memeluk dekapannya dengan intim itu, yang saat ini sedang memakai baju merah muda itu, pasti adalah istri Raja Huayou.
Begitu orang itu melontarkan ucapannya ini, berdatanganlah orang-orang dari segala penjuru arah, ke jalan tempat buku itu dibuang di depan kios mie itu. Bahkan terlihat orang-orang dengan pakaian macam apa saja ada.
Ada seorang nona dari keluarga kaya yang mendengar ini. Mata indahnya membelalak terkejut dan dia buru-buru menyuruh dua pelayan di belakangnya, "Kalian cepat pergi sana! Cepat rebut buku itu untukku. Siapa yang berhasil mendapatkan buku itu, aku akan memberi hadiah sebesar sepuluh ribu koin emas!"
Lalu, dua sosok yang secepat angin langsung melewatinya. Buku yang direbut dengan gilanya oleh sekelompok orang itu, seperti tengah direbut oleh kawanan harimau dan serigala.
"Sepuluh ribu koin emas, aku datang!!!"
Para pelanggan dari toko anggur, toko teh, toko catur, serta toko tari mendengar suara ini. Maka, satu persatu dari mereka pun segera ikut menyerbu keramaian itu. Beberapa pelanggan yang memiliki ilmu bela diri pun dengan mudahnya melompat masuk melewati pagar.
Bos pemilik kios mie itu sampai tercengang. Sudut bibirnya berkedut, lalu dia membelalakkan matanya, kemudian membelalakkannya lagi dan lagi. Setelah itu dia menelan ludahnya dan wajahnya tampak sepucat kertas. Sebuah perasaan takut yang besar pun merangkak masuk ke dalam hatinya.
Namun, tidak butuh lama, sebuah ide cemerlang muncul. Bos kios mie itu pun langsung berteriak dengan suara keras, "Waahhh! Buku itu dulunya pernah masuk ke dalam kios mie ku! Ada bekas nafas Nyonya kecil di ibu kota. Kios mie ku juga dipenuhi dengan napas Nyonya kecil!"
Begitu ucapan ini terlontar, beberapa saat kemudian, sekelompok orang yang tadinya tidak berhasil merebut buku itu langsung pergi menuju kios mie itu. Pada akhirnya, satu persatu sudut dari buku itu dirobek oleh orang-orang, lalu dimasukkan dan disimpan dengan sapu tangan, yang dilipat sehelai demi sehelai, lalu membawanya pulang dengan gembira.
Mie Yang Chun milik bos kios mie itu pun bisa hanya dalam waktu tidak sampai satu dupa saja, kini telah habis terjual. Apalagi tidak hanya hari ini, bahkan hari-hari selanjutnya, bisnisnya berjalan dengan sangat baik.
***
Suara roda berputar terus berlanjut, kereta kuda dengan cepat menyusuri jalan sampai ke kedalaman kediaman Raja Huayou. Saat itu, barulah Xuanyuan Pofan mau melepaskan mulut kecil Liuli Guoguo, lalu memasang lagi tali tipis pengait yang menutupi dada dan perut Liuli Guoguo.
Liuli Guoguo melemparkan beberapa kali tinjunya kepada Xuanyuan Pofan. Dia yang seperti memiliki bibir sosis yang berwarna merah sekali, mulai menundukkan kepala dan ingin terus membaca buku ceritanya. Namun, saat dia mencarinya lama sekali, dia tidak juga menemukan bukunya yang berharga itu.
"Kakak Po, di mana bukuku!" Liuli Guoguo memanyunkan bibirnya dengan marah. Dia tidak tahu kalau buku cerita yang membuatnya terus tertawa itu telah dirobek sampai hancur, dan sekarang ada di tangan banyak warga ibu kota.
Xuanyuan Pofan agak menaikkan kelopak matanya, lalu mencubit wajah kecil Liuli Guoguo. "Jika kamu suka membacanya, nanti aku akan menemanimu keluar dari kediaman untuk membelikanmu banyak buku seperti itu."
Sebab, buku-buku di ruang perpustakaan kediaman Raja Huayou semuanya buku yang serius, tidak ada buku-buku cerita seperti itu.
"Cih!" Liuli Guoguo hanya bergumam, lalu memalingkan wajahnya. Kemudian dia mengelus bibirnya yang merah dan bengkak itu. Sebab, dia benar-benar tidak mau memedulikan Xuanyuan Pofan lagi.
Xuanyuan Pofan menaikkan alis tampannya, lalu mendapatkan sebuah rencana untuk membujuk si kucing kecilnya agar tidak marah.