Merapikan Riasan Agar Terlihat Cantik Sekali
Merapikan Riasan Agar Terlihat Cantik Sekali
Liuli Guoguo pun menghela napas lega untuk Pao Baobao. Dia kemudian memberikan jempol yang sangat besar di dalam hatinya untuk guru Li. Jika saja tadi guru Li mengiyakan permohonan dari Pao Meiqing, dirinya jelas akan maju sambil menegakkan dadanya untuk membela Xiao Bao. Dasar Pao Meiqing ini! benar-benar menjengkelkan sekali! batinnya.
Pao Meiqing merasa kalau dirinya sudah menangis cukup lama, tapi masih saja tidak membuat guru Li yang galak itu kasihan padanya. Dia pun berhenti menangis lagi, lalu melotot ke Pao Baobao dan diam-diam mencubit pundak Pao Baobao. Baru setelah itu, dia bangkit dari bangkunya dan berjalan pergi ke luar kelas untuk menerima hukumannya.
Pao Baobao menarik napas sedalam-dalamnya, bahkan hampir saja dia berteriak kesakitan karena dicubit. Nonaku yang temperamennya buruk ini keterlaluan, deh! Apa begitu mengerikan dihukum berdiri?! Bukankah hanya berdiri saja di luar kelas, ya? Layakkah sampai menangis tersedu begitu? Kalau memang takut dihukum berdiri, harusnya cari cara untuk membuat dirinya tidak tidur dong. Dirinya sendiri tidak punya cara, malah melemparkan semua kesalahan padaku! Cih benar-benar sial sekali! batinnya.
Liuli Guoguo menoleh dan saling menatap dengan Pao Baobao. Ketika melihat bangku kosong Pao Meiqing yang ditinggalkannya karena dia pergi keluar untuk dihukum berdiri. Tiba-tiba ada ide bagus muncul dalam pikirannya, karena dia ingin pergi dan duduk di samping Pao Baobao, tepatnya di bangku Pao Meiqing yang kosong itu.
Karena, jika bisa pulang dan belajar bersama-sama dengan Pao Baobao di kelas, pasti itu sangat menyenangkan menurut Liuli Guoguo.
***
Dengan semua hal ini, tampak Pao Meiqing yang berwajah cantik dengan kulit putih lembutnya sekarang berada di luar kelas Jianjia, sungguh kasihan. Tapi, yang sangat mengherankan semua orang, padahal dia ini adalah salah satu murid terbaik dan teladan. Setiap tahunnya, dia selalu menduduki peringkat kedua di semua ujian kecil maupun ujian besar di kelas medium sekolah Lushan.
Di tahun ini, murid terbaik pun juga kena hukuman berdiri, sayang sekali, sungguh sayang sekali! batin semua orang yang melihat adegan ini.
Setelah suara rusa berkumandang dengan keras yang menandakan pelajaran telah berakhir. Lin cantik terlihat membawa alat musik tradisional Tiongkok, yaitu pipa, lalu melirik ke arah Li Jinyang. Wajahnya pun memerah karena malu, dan dia buru-buru pergi ke paviliun Hong Feng. Hari ini aku harus berhasil mendapatkan kakak Li Jinyang!!! batinnya.
Sedangkan Li Jinyang dalam hatinya hanya berkata, Lin cantik. Aku tidak akan mungkin pergi ke paviliun Hong Feng. Kamu menyerah saja dengan harapan dan perasaanmu itu.
Liuli Guoguo memanfaatkan kesempatan Pao Meiqing yang dihukum berdiri di luar kelas seperti ini. Kemudian dia langsung bangkit dari bangkunya, lalu berlari ke samping Pao Baobao, duduk di bangku Pao Meiqing dan berkata, "Xiao Bao, aku mau duduk sebentar bersamamu. Ini permen untukmu!"
Begitu Liuli Guoguo duduk di kursi Pao Meiqing, dia mengambil kantong camilan ringan yang tergantung di pinggangnya, lalu menaruhnya di atas meja. Kemudian dia mengambil satu permen dan menyerahkannya kepada Pao Baobao.
"Xiao Guo, lagi-lagi kamu mau makan permen! Kenapa aku merasa, setiap saat kamu selalu makan permen, ya? Aku bilangin ya, terlalu banyak makan permen itu tidak baik. Gigimu bisa rusak karena itu," bujuk Pao Baobao terhadap Liuli Guoguo. Tapi, tangan kecilnya juga segera mengambil permen yang diberikan oleh Liuli Guoguo. Dia lalu membuka bungkusnya dan langsung memasukkannya ke dalam mulut kecilnya.
"Kalau begitu kamu juga jangan makan itu. Cepat muntahkan!" kata Liuli Guoguo yang maju dan mencondongkan diri ke Pao Baobao. Posenya seolah ingin merebut permen yang ada di mulut Pao Baobao sekarang.
"Tidak mau," kata Pao Baobao dengan tertawa sambil mendorong Liuli Guoguo. Mereka pun bercanda dan ribut dengan riangnya. Padahal, seorang pemuda di samping mereka berdua, sekarang terlihat sedang dilema. Pergi atau tidak ya, masalah ini benar-benar memusingkan deh. Atau mungkin, aku tidak perlu harus memikirkan masalah tak berarti ini ya, batinnya.
Pada saat ini, Lin cantik sudah berada di paviliun Hong Feng atau biasa disebut dengan paviliun pohon maple merah. Karena saat ini akhir musim dingin, jadi dedaunan di pohon-pohon maple sekitar paviliun Hong Feng ini sudah tidak berwarna merah lagi, tapi berubah warna menjadi kuning. Pohon-pohon maple itu juga tampak bergelantungan seolah mau jatuh.
Lin cantik menaruh perlengkapan yang telah disiapkannya, yaitu kantong make-up di balik batu di paviliun itu. Dia lalu mengeluarkan cermin dari sakunya, mengeluarkan berbagai alat make-up dan bedak tabur dari kantong itu, dan mulai merapikan riasan di wajahnya. Kakak Li Jinyang, pasti sekarang masih ragu dan dalam dilema. Aku harus segera merapikan riasanku agar terlihat cantik sambil menunggu kakak Li Jinyang datang! batinnya.