Istri Liar Kaisar Jahat

Reruntuhan, Harta Peninggalan (11)



Reruntuhan, Harta Peninggalan (11)

Slish!     

Pria berjubah hitam menarik tangannya sambil menatap dingin pada kultivator itu sementara sinar dingin menyelimuti topeng hitamnya.     

Bibirnya ditekan dengan lembut tapi dia sama sekali tidak mengatakan apa-apa.     

Mata Tetua Mei langsung melebar ketika menatap pria berjubah hitam yang membunuh orang lain tanpa tanda-tanda belas kasih. Suaranya bergetar saat bertanya, "Apa yang kamu lakukan? Apa kamu kesini untuk harta peninggalan juga?"     

Inilah satu-satunya hal yang bisa dipikirkan Tetua Mei!     

Jika bukan demi harta peninggalan, mengapa dia akan membunuh orang dengan kejam? Dan untuk Gu Ruoyun… itu sangat mustahil. Tetua Mei sungguh tidak percaya bahwa wanita ini mempunyai hubungan dengan seorang pria yang sangat kuat seperti itu. Jika mereka saling mengenal, dia pasti tak perlu menjilat pada Tuan Muda Kedua dari Lembah Angin.     

Pria berjubah hitam tetap diam.     

Dalam hati Tetua Mei, diamnya pria berjubah hitam sudah membuktikan pertanyaannya.     

Dia menggertakan gigi dan mengatakan, "Ayo menggabungkan kekuatan. Mungkin jika kita bekerja sama dan melawannya, bahkan jika tak ada gunanya. Itu lebih baik daripada duduk disini dan menunggu kematian kita."     

Sejujurnya, Tetua Mei tak ingin melawan pria berjubah hitam tetapi tampaknya dia tidak punya pilihan lain sekarang.     

Jika dia tidak membunuh si pria berjubah hitam, dia tak akan bisa mendapatkan harta peninggalan!     

"Serang."     

Suara Tetua Yun menjadi suram saat mengeluarkan perintah.     

Wush, wush, wush!     

Dalam sekejap, semua orang menarik senjata dan menghadap si pria berjubah hitam.     

BUM!     

Angin lebat bangkit dan jubah hitamnya menari dalam angin. Pria itu mengangkat mata kejamnya dan menatap kerumunan yang menyerangnya. Kemudian niat membunuh melintas dalam matanya.     

Tepat ketika kelompok itu akan menjangkau dirinya, kekuatan pria itu membludak bagaikan banjir. Mereka bahkan tak punya waktu untuk bereaksi sebelum tubuh mereka terhempas dengan keras. Darah keluar dari mulut dan wajah mereka menjadi luar biasa pucat.     

Jelas bahwa kekuatan pria berjubah hitam sudah melampaui imajinasi mereka.     

"Ini tidak bagus!" Ekspresi Tetua Mei berubah beberapa kali. Dia bergegas mundur ketika matanya dipenuhi sinar mengerikan. "Tetua Yun, pria ini terlalu kuat. Kita tidak setara dengannya kecuali kalau Suhu Sekte ada disini. Dengan begitu kita akan punya peluang untuk melawannya!"     

Tetua Yun tidak menjawab. Dia memandang pria berjubah hitam di depannya dan berpikir sejenak sebelum mengatakan, "Tetua Mei, menyerah saja atas harta peninggalan ini."     

"Apa?"     

Ekspresi Tetua Mei menjadi pucat. Tujuan mereka kesini adalah demi harta peninggalan. Kini, setelah menyerahkan banyak hal, inikah hasil yang mereka dapat? Bagaimana mungkin dia menerimanya?     

"Tidak, aku tak ingin menyerah! Aku harus mendapatkan harta peninggalan itu!"     

Matanya berubah merah ketika berteriak dengan gila.     

"Tetua Mei!" Tetua Yun buru-buru menarik Tetua Mei kebelakang dan mengerutkan keningnya yang berbentuk pohon willow. "Harta peninggalan itu memang sangat penting, tapi pada akhirnya, itu tidak sepenting nyawa kita. Dan juga, untuk anggota Sekte Pesona yang tersisa, kita juga harus melepaskan mereka! Selama masih ada harapan, kita tidak perlu mengkhawatirkan kegagalan. Kita akan punya kesempatan untuk membalaskan dendam nanti!"     

Menyerah atas anggota Sekte Pesona yang tersisa?     

Tetua Mei menatap Tetua Yun dengan bingung. Apa dia mengatakan bahwa mereka berdua harus melarikan diri dan meninggalkan anggota Sekte Pesona yang lain?     

Bagaimana Tetua Yun bisa mengatakan hal semacam itu?     

Seketika, sensasi dingin bangkit dalam hati Tetua Mei.     

Meski dia adalah jenis orang yang sangat agresif, dia bukanlah sejenis orang yang akan mengabaikan nyawa anggota Sekte Pesona! Akan tetapi, Tetua Yun lebih jahat dari dirinya. Tak peduli berapa banyak anggota Sekte Pesona yang ada disana, di matanya, mereka hanyalah benda yang bisa ditinggalkan kapan saja!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.