Reruntuhan, Harta Peninggalan (12)
Reruntuhan, Harta Peninggalan (12)
Tetua Yun jauh lebih tenang dibanding Tetua Mei, dia juga lebih mudah menyesuaikan diri dengan keadaan! Kemudian dia menggenggam tangan Tetua Mei tanpa memberinya kesempatan mempertimbangkan dan menarik piringan bertanda dari lengan bajunya!
"Ini… apakah ini piringan transportasi? Apa Suhu Sekte memberinya padamu?"
Mata Tetua Mei dipenuhi keterkejutan ketika melihatnya, seolah-olah tak pernah menyangka Suhu Sekte akan memberikan benda berharga seperti itu pada Tetua Yun.
Tetua Yun tidak memberinya kesempatan untuk pertimbangan lebih lanjut. Ada suara letupan ketika kedua wanita yang berdiri di depan pria berjubah hitam, mendadak lenyap dalam kepulan asap.
Mata pria berjubah hitam menjadi semakin dingin ketika tubuhnya memancarkan aura jahat.
Setelah jeda yang panjang, dia mengalihkan pandangan pada orang-orang yang tertinggal…
Kedua tetua dari Sekte Pesona cukup beruntuk bisa melarikan diri, tetapi orang lain jelas tidak beruntung seperti mereka! Selanjutnya, setelah sejumlah besar kutukan dan amarah yang mereka lampiaskan kepada Gu Ruoyun, pria berjubah hitam itu benar-benar marah. Dia menyerang mereka tanpa henti, menargetkan kerentanan mereka seolah-olah ingin membunuh mereka dalam sekejap!
Segera, semua orang jatuh dalam genangan darah. Gu Ruoyun dan ketiga orang dari Lembah Angin adalah orang yang tersisa hidup-hidup dalam reruntuhan.
"Tuan, hati-hati."
Feng Yi dan Feng Wu dengan cepat menarik Feng Yuqing ke belakang sambil menatap waspada pada pria berjubah hitam.
Mereka merasa setelah pria berjubah hitam selesai dengan orang lain, itu akan segera menjadi giliran mereka…
Akan tetapi, pria berjubah hitam tidak bereaksi sama-sekali. Dia memunggungi mereka ketika jubah hitamnya yang berlumuran darah berkibar di depan mereka, bagaikan malam kejam yang memancarkan aura yang mengesankan.
"Apa kamu Gu Shengxiao?"
Gu Ruoyun bertanya pelan sambil memandangi punggung pria tersebut.
Punggung pria itu menjadi kaku ketika mendengar pertanyaan itu. Namun, dia tidak berbalik untuk menatap Gu Ruoyun. "Bukan," terdengar jawaban acuh-tak acuh darinya.
"Aku tak tahu mengapa kamu tak ingin melihatku tetapi kamu seharusnya tahu bahwa Ayah merindukanmu." Gu Ruoyun mengabaikan jawabannya dan terus berbicara, "Selain itu, aku sudah bertemu dengan ayah dan kami menunggumu dan ibu. Tak peduli apapun alasanmu, aku ingin kita saling mengenal. Tak peduli betapa kesulitan dirimu, kita bisa menyelesaikannya bersama. Bukankah itu arti keluarga?"
Itu benar, pria ini pasti adalah Gu Shengxiao.
Hanya Gu Shengxiao dan ayahnya yang bisa memberinya perasaan bahwa dia bisa mengandalkan mereka.
"Kakak, kamu pernah menyembunyikan identitasmu dan melindungiku untuk mencegah Sekte Roh menyebabkan masalah padaku. Aku sudah memikirkannya sejenak dan aku tak bisa memikirkan orang lain yang bisa membela diriku seperti dirimu."
Gu Ruoyun perlahan mendekat pada pria itu ketika suaranya menjadi semakin lembut, "Sejak kita kecil, kamu selalu melindungiku. Kamu sama sekali tak pernah membiarkanku menolongmu jadi kali ini aku ingin menolongmu, kakak. Tak peduli apapun itu, kamu bisa memberitahuku. Kita bisa menghadapinya bersama-sama, bagaimana?"
Pria berjubah hitam merendahkan kelopak matanya, menyembunyikan perasaan sulit di matanya.
Dia sangat ingin berbalik dan menarik Gu Ruoyun kedalam pelukan tapi meski begitu, dia memaksa perasaannya kembali.
"Kamu benar-benar salah orang. Aku hanya tak bisa menahan tindakan orang-orang ini. Aku tidak mengenalmu."
"Benarkah?"
Gu Ruoyun menghentikan langkah saat matanya dipenuhi kekecewaan. "Kakak, kamu mungkin masih tidak ingin mengakui diriku tetapi tak masalah, aku bisa menunggu. Aku akan menunggu sampai kamu bersedia melepaskan topeng itu."