Kompetisi (1)
Kompetisi (1)
Tepat ketika Murong Qian menjadi bersemangat memikirkan tentang kematian Gu Ruoyun, tatapannya langsung menjadi kaku dan kejutan di matanya menjadi kemarahan. Kemudian dia memelototi sosok anggun itu.
"Bagaimana mungkin? Bagaimana dia masih hidup?"
Sosok itu menghampiri mereka dengan tenang di bawah sinar matahari.
Ini membuat hati Murong Qian membara dengan amarah sehingga memancar dari tubuhnya tanpa terkendali.
"Dia masih hidup!"
Aku membenci wanita itu!
Bagaimana mungkin Murong Qian tidak merasa benci?
Menurut pandangannya, dia hanya akan memiliki peluang mendapatkan Qianbei Ye ketika wanita ini mati!
Wen Ya tersenyum acuh tak acuh, "Lihat, sudah kukatakan Gu Ruoyun tidak akan mati dengan begitu mudah. Kini, akankah kamu mempercayai apa yang kukatakan?"
Pada saat itu, Murong Qian tak bisa lagi mendengar apa yang Wen Ya katakan. Dia terus melotot marah pada Gu Ruoyun saat api kemarahan membara di dalam hatinya. Dia merasakan dorongan besar untuk berjalan menuju wanita itu dan mencabik-cabiknya!
Akan tetapi, dia sangat tahu bahwa Orde Rahasia adalah penyelenggara penilaian ini.
Di dunia ini, satu-satunya orang yang tak boleh dia lawan adalan anggota Orde Rahasia!
Karena itu, tak peduli seberapa marah dirinya, dia tak punya pilihan selain menunjukkan pengendalian diri.
"Sudah waktunya. Mereka yang harus kembali sudah kembali. Dan untuk yang lainnya, aku hanya bisa bersimpati pada keadaan yang tidak menguntungkan mereka." Utusan Kiri berjalan menuju kerumunan dari depan. Lalu dia melangkah ke panggung tinggi dan menyapukan pandangan pada kerumunan. Kemudian dia melanjutkan, "Kalian semua boleh pulang dan beristirahat malam ini. Kita akan melanjutkan kompetisinya besok."
"Baik, Raja Utusan Kiri."
Orang-orang yang lolos penilaian sangat bersyukur saat menggabungkan telapak tangan dengan hormat dan menjawab.
...
Senja.
Sinar bulan itu jernih, bagaikan air yang tenang dan memikat.
Utusan Kiri sedang duduk di penginapan dan dengan pelan mengambil cangkir teh sebelum menekan bibir dengan hati-hati untuk mencicipinya.
Teh itu terlalu panas, dia meletakkan cangkir teh itu kembali.
TOK!
TOK, TOK, TOK!
Seseorang mengetuk pintu, membuatnya mengerutkan kening sambil mengatakan, "Masuk."
Saat dia berbicara, pintu itu terbuka.
Dia melihat Wen Ya, yang memakai jubah kuning terang, memasuki ruangan.
"Wen Ya?" Utusan Kiri terkejut. Dia bangkit dan hatinya menegang. "Apa yang kamu lakukan disini? Apa terjadi sesuatu pada Yue'er?"
Wen Ya tersenyum dan berjalan pelan ke dalam ruangan. Kemudian duduk dengan anggun dan menuangkan secangkir teh untuk dirinya sendiri.
"Raja Utusan Kiri, aku datang untuk meminta bantuanmu."
"Apa?"
Utusan Kiri mengerutkan kening, "Apa kamu membicarakan tentang masalah mengenai kompetisi? Aku bisa membantumu memperoleh tempat tiga teratas jadi kamu bisa tenang."
"Bukan begitu," Wen Ya menggelengkan kepala. "Aku ingin kamu membantuku mengatasi seseorang."
"Wen Ya," Ekspresi Utusan Kiri menjadi dingin ketika menjawab, "Kamu mengetahui peraturan Orde Rahasia. Jika kamu memiliki dendam terhadap seseorang dalam kompetisi, kamu harus mengatasinya sendiri. Aku sama sekali tak bisa membantumu. Sebagai pembuat keputusan, aku tidak bisa memihak sekarang. Aku benar-benar tidak bisa membantumu melawan seseorang."
Mata Wen Ya menyala-nyala dan tertawa dengan anggun, "Raja Utusan Kiri, apa kamu tak menginginkan Yue'er lagi?"
"Apa maksudmu?"
Ekspresi Utusan Kiri menjadi sangat dingin, "Wen Ya, apa kamu mengancamku?"
"Ini bukan ancaman." Secercah sinar melintas di mata Wen Ya. "Aku hanya ingin memperingatkan dirimu, Raja Utusan Kiri, bahwa wanita yang bernama Gu Ruoyun adalah adik dari Gu Shengxiao!"