Tantangan (1)
Tantangan (1)
Tetua Tianren mengerutkan kening.
Meski dia benar-benar mengagumi gadis kecil itu, bukan berarti dia punya kekuatan untuk mengarahkan Hewan Sakral Orde Rahasia! Lagipula, Hewan Sakral punya perangai yang sangat buruk. Dia hanya akan bertingkah lebih lembut di depan Nona Sakral.
Ketua Klan tersenyum tenang sambil menjawab, "Bagaimana kita akan tahu jika kita tidak mencobanya? Dia adalah putrinya Yu'er dan kekuatannya pasti akan melampaui Yu'er, jadi aku sangat percaya padanya! Dan lagi, Tetua Tianren, demi ujian gadis kecil, kamu tidak boleh membiarkan orang lain tahu tentang identasnya sebagai putri Nona Sakral. Kamu juga tidak boleh memberinya perlakukan istimewa! Kalau tidak, semua orang di Orde Rahasia akan mengetahui ciri khusus dari identitasnya. Ini akan mengorbankan ujiannya."
"Aku mengerti," Tetua Tianren menghela nafas dalam-dalam dan berkata, "Aku akan melakukan seperti yang dikatakan, Ketua Klan. Apakah dia mendapat hak untuk bertemu dengan Hewan Sakral akan bergantung pada apakah dia bisa lulus ujian dengan lancar."
Bagaimanapun juga, Hewan Sakral itu punya perangai yang buruk. Jika mereka sembarangan membawa Gu Ruoyun untuk bertemu dengannya, dia akan sangat marah!
Oleh sebab itu, Ketua Klan memutuskan untuk mengujinya terlebih dahulu. Hanya ketika dia lulus ujian maka dia akan bisa bertemu dengan Hewan Sakral.
"Baiklah, kamu boleh kembali." Ketua Klan mengayunkan tangan dan berbicara acuh tak acuh. "Saat Gu Ruoyun memasuki Orde Rahasia, tidak perlu membawanya padaku jika seandainya orang lain tanpa sengaja mengetahuinya. Aku ingin menyaksikan secara pribadi seberapa kuat kemampuan gadis kecil ini! Aku sangat percaya padanya."
Ketua Klan menampakkan senyuman di wajahnya dan ucapannya dipenuhi kehangatan.
Tentu saja, dia punya harapan tinggi terhadap Gu Ruoyun. Selain itu, seseorang harus selalu menjaga bakat di dalam keluarga, benarkan? Bagaimanapun Dongfang Yu adalah muridnya. Secara alami, dia akan berharap bahwa putrinya akan berhasil menjinakkan Hewan Sakral tersebut!
...
Pada cahaya pertama di hari berikutnya. Dua murid yang sama sedang menjaga di depan gerbang gunung Orde Rahasia. Mereka berdua sedikit bersemangat karena Tetua Tianren yang biasanya tertutup, muncul dan tampak sedang menunggu seseorang.
Akan tetapi, itu tidak menghentikan kedua murid itu berusaha mencari cara untuk menjadi teman Tetua Tianren. Lagipula, sangat jarang orang punya kesempatan bertemu dengan salah-satu tetua Orde Rahasia. Jika mereka bisa mendapat bantuan Tetua Tianren, mungkin mereka bisa meninggalkan gerbang gunung ini dan tidak akan lagi berjaga disini.
Akan tetapi, Tetua Tianren, tetap sibuk. Matanya terus melihat ke bawah gunung dan tidak mendengar apapun yang dibicarakan oleh kedua orang tersebut. Dia hanya menganggukkan kepala tak peduli dan mengucapkan sembarang kata pada kedua orang tersebut.
Meskipun demikian, kata-kata itu sangat menyentuh kedua murid dan mereka merasakan keinginan besar untuk bergegas ke arahnya, membungkuk dan menjilat kakinya.
Awalnya, Tetua Tianren mempertimbangkan mengutus orang lain untuk menyambut Gu Ruoyun, tapi dia takut ada orang bodoh lain yang akan membuat Gu Ruoyun marah lagi. Karena itu, setelah mempertimbankannya sejenak, akhirnya dia memutuskan bahwa lebih aman kalau dia menyambutnya secara pribadi.
Bagaimanapun juga, sebagai pemenang penilaian, wajar apabila dia menyambut gadis kecil itu secara pribadi. Itu juga tidak akan mengungkapkan identitasnya.
Tepat ketika Tetua Tianren menunggu dengan cemas, akhirnya beberapa sosok tiba dengan sangat pelan. Matanya menyala saat bergegas ke depan untuk menyambut mereka.
Pada saat yang sama, kedua murid yang juga melihat Gu Ruoyun yang mendatangi mereka dan mengerutkan kening.
Apa yang dilakukan orang-orang ini disini? Mungkinkah mereka bersumpah tidak akan menyerah pada Orde Rahasia? Selain itu, Tetua Tianren masih ada disini sekarang, jika kami tanpa sengaja membiarkan orang ini memasuki Orde Rahasia, tetua pasti akan menghukum kami karena kesalahan kami mengatur tugas!