Lin Ruoxin Mencari Mati (5)
Lin Ruoxin Mencari Mati (5)
Tetapi lantas kenapa? Sudah biasa bagi seorang pria untuk memiliki sebanyak mungkin wanita yang mereka sukai, tetapi seorang wanita harus setia pada satu pria selamanya!
Berkenaan dengan ini, pria itu lanjut mengatakan, "Wanita seperti itu tidak pantas untuk hidup di dunia ini! Namun, aku sedang bersuasana hati baik hari ini jadi aku akan mengajarimu sesuatu. Pria adalah seperti langit dan baja! Jika kau menikah, kau harus menghormati pria seperti seorang dewa! Bukankah ada pepatah, bersandarlah dengan suamimu setelah menikah, dan bersandarlah pada anak-anakmu jika suamimu mati? Tidak hanya kau memerintah priamu, kau juga tidak setia padanya! Mengapa kau tidak pergi dan mati!"
Pria itu tidak terbiasa dengan seorang wanita yang meletakkan pria di bawah kakinya!
Sebagai sasaran dari kemarahan orang-orang, lengan Yun Luofeng terlipat di dadanya sedari tadi, sementara senyum tipis menggantung di sudut bibirnya.
"Kau mengatakan bahwa aku menggodamu?"
Pemuda itu menelan seteguk ludah dan berkata dengan lantang, "Iya memang, kau menggodaku tadi. Jika bukan karena Nona datang tepat pada waktunya, aku khawatir kesucianku tidak akan ada lagi!"
"Mana buktinya?" Tanya Yun Luofeng, sambil tersenyum.
"Pakaianku adalah buktinya!" Ekspresi pemuda itu agak pucat. "Kau telah merobek pakaianku hingga sedemikian rupa, jangan katakan padaku kau masih ingin menyangkal tindakanmu?"
Bagaimanapun, jika pemuda itu terjepit pada pernyataannya mengenai wanita ini, Yun Luofeng tidak akan bisa membersihkan namanya bahkan jika dia melompat ke dalam sungai kuning sekalipun!
Lin Ruoxin mengerutkan alisnya dengan ringan dan menatap Yun Luofeng. "Jika kau benar-benar melakukan ini, akui saja. Aku akan memberikanmu kesempatan untuk membuka lembaran baru."
Kata-kata Lin Ruoxin menginspirasikan kekaguman seolah-olah dia menegakkan keadilan dan karena Lin Ruoxin-lah, memberikan bantuan pada Yun Luofeng agar dia bisa tetap hidup.
Bum!
Setelah Lin Ruoxin selesai berbicara, sebuah aura tak berperasaan tiba-tiba menyerangnya dari belakang. Setelah itu, kaki Lin Ruoxin seperti dihantam oleh sesuatu lalu dia berlutut di tanah dengan keras.
"Jadi ternyata kau sadar dengan kesalahanmu, dan kau berlutut di hadapanku untuk minta maaf?" Yun Luofeng melihat pada Lin Ruoxin yang sedang berlutut di tanah. "Namun, aku tidak akan menerima permintaan maafmu!"
Ekspresi Lin Ruoxin sedikit pucat dan dan tepat pada saat dia mendongakkan kepalanya, sesosok jubah hitam melintasinya dan berjalan ke arah Yun Luofeng tanpa berkonsultasi dengan siapa pun.
Tubuh Lin Ruoxin menegang sementara wajahnya yang cerah dan elegan mengandung kepahitan. Dari awal, pria ini tidak pernah menatap Lin Ruoxin di matanya ….
"Apa yang terjadi?" Yun Xiao dengan dingin melihat ke kerumunan yang berkumpul di dalam tendanya saat ekspresinya menjadi semakin suram.
Ketika Yun Xiao tiba, orang lain yang pergi untuk membantai binatang buas spiritual juga bergegas kembali. Mereka juga tidak menyadari apa yang telah terjadi karena mereka tidak bisa memahami keadaan dari situasi ini.
"Kau telah tiba tepat pada waktunya. Wanitamu mencoba untuk menggoda seorang pria dari Kediamanku. Mengenai masalah ini, kau harus memberikanku alasan!" Ekspresi Lin Yuan berubah menjadi serius saat dia berbicara dengan dingin.
Yun Xiao melirik sekilas pemuda dengan pakaian yang berantakan itu sebelum tatapannya beralih ke arah Yun Luofeng.
"Aku memintamu untuk memperkosaku!"
Meminta untuk diperkosa? Semua orang tertegun di tempat, terlihat seperti telah disambar oleh petir. Apa ini? Sebenarnya ada seseorang yang ingin diperkosa?
"Mengapa kau tidak memperkosaku? Aku ingin diperkosa olehmu!"
Apa yang Yun Xiao katakan adalah kata-kata tulusnya. Dia memang ingin Yun Luofeng memperkosanya! Oleh karena itu, seluruh wajahnya dipenuhi dengan rasa tulus ketika menatap Yun Luofeng saat ini.
Ekspresi Lin Ruoxin menegang saat tubuhnya dengan ringan gemetar. Mengapa? Setelah mendengar mengenai tindakan tidak bermoral yang Yun Luofeng telah perbuat, mengapa Yun Xiao masih memaafkannya?
Sayangnya, Yun Xiao tidak memperhatikan tatapan orang lain saat dia berbicara tanpa melepaskan pandangannya pada Yun Luofeng. "Aku tahu bagaimana menghangatkan tempat tidurmu, memasak untukmu, dan aku penurut. Mengapa kau tidak memperkosaku?"