Titipan
Titipan
"Masak buat aku?"
Astro menggumam mengiyakan, "Tapi aku mau tidur dulu sebentar. Aku ngantuk banget."
Aku tidak bodoh. Dia hampir selalu mengendarai mobil ke manapun, bahkan saat pergi ke kota sebelah. Dengan koper di sisinya, sudah jelas bahwa dia pergi tanpa mengendarai mobil.
Kemungkinan yang paling masuk akal adalah dia pergi dengan kereta karena jarak proyeknya yang mungkin terlalu melelahkan jika harus membawa mobil, atau mungkin saja dia bepergian dengan pesawat. Dengan fakta bahwa dia belum tidur sejak semalam, aku menduga dia masih menyelesaikan pekerjaan selama perjalanan, tapi aku tak akan bertanya. Aku akan menunggunya yang memberitahuku lebih dulu.
"Mau masak apa?" aku bertanya.
"Rahasia."
Aku mulai menyendok bubur di hadapanku dan kami makan dalam diam. Astro memberiku satu butir vitamin miliknya setelah selesai sarapan, lalu kami membereskan perkakas bekas makan ke wastafel dan mencucinya bersama.
Aku meninggalkannya di dapur untuk menyiapkan barang yang akan kubawa ke rumahnya. Laptop dan empat berkas data toko kain yang belum kuselesaikan, kumasukkan ke dalam ransel. Aku akan menunggu Astro tidur dengan menyelesaikan perkerjaanku.
Aku merapikan rambut yang sudah kering dan mengepangnya asal saja, lalu memakai kemeja lengan panjang di atas kaos yang sudah kupakai sejak tadi. Aku keluar kamar sambil memakai jam tangan untuk menghampiri Astro di dapur, tapi dia tak ada di sana. Aku beralih ke ruang tamu dan menemukan Astro yang sedang berbincang dengan Opa, dengan Oma berada di antara mereka.
"Faza boleh ikut ke rumah Astro?" aku bertanya pada Opa.
Opa mengangguk perlahan, "Jangan merepotkan ya."
"Iya, Opa." ujarku sambil mencium tangan Opa dan Oma bergantian.
Astro memberi salam yang sama setelah aku selesai. Kami berangkat ke rumahnya diantar Pak Said menggunakan mobil. Jarak rumah kami dekat, lima belas menit kemudian kami sudah berada di depan rumah bercat putih gading yang sudah familier denganku lima tahun ini.
"Makasih ya, Pak. Nanti tolong anter Opa check up ke rumah sakit." ujarku saat menutup pintu mobil.
"Siap, Mbak Faza."
"Nanti ga usah jemput ya, Pak. Astro aja yang nganter Faza pulang." ujar Astro sambil mengeluarkan koper.
"Baik, Den. Saya pulang dulu kalau gitu."
Kami memasuki rumah setelah Pak Said pergi. Astro membuka pintu dan kami mendapati Mbok Lela sedang mengepel lantai.
"Pagi, Den, Mbak Faza." sapa Mbok Lela.
Aku hanya tersenyum untuk membalas sapaannya.
"Titipan dari mas Ray ada di dapur ya, Den."
"Makasih, Mbok. Lantai atas udah dipel, Mbok?" Astro bertanya.
"Udah, Den. Kayaknya udah kering juga."
"Kita ke atas aja kalau gitu. Nanti tolong anter air sama cemilan ya, Mbok."
"Iya, Den."
Aku mengikuti Astro menaiki tangga dan langsung menghempaskan diri di sofa. Sedangkan Astro beranjak ke kamar dengan membawa koper bersamanya.
"Aku mandi dulu ya." ujarnya sebelum menutup pintu.
Aku hanya mengangguk. Aku menaruh ransel di meja dan menghampiri balkon. Aku suka berada di sini karena wajahku akan dibelai angin semilir yang lembut. Sejuk sekali.
Aku kembali ke ruang tengah setelah cukup lama berdiam diri di balkon, lalu mengeluarkan laptop dan berkas-berkas. Aku duduk di karpet dan menghadap laptop di meja karena terasa lebih nyaman. Tak lama, Mbok Lela datang membawa minuman dan dua toples camilan.
"Makasih, Mbok." ujarku sambil membuka toples berisi keripik untuk menemaniku bekerja.
Mbok Lela tersenyum dan kembali menuruni tangga. Tepat saat Astro keluar dari kamar dengan rambut masih basah, wajah yang terlihat lebih segar dan pakaian yang sudah diganti. Entah entah kenapa dadaku berdetak lebih kencang hanya dengan melihatnya dengan tampilan itu.
Astro merebahkan tubuh di sofa di belakangku, "Aku tidur di sini ya. Kamu lanjutin aja kerjaan kamu."
Aku mengangguk untuk mengiyakan dan tak menoleh walau hanya sedikit. Kuharap Astro tak menyadari aku baru saja bersikap salah tingkah. Aroma green tea dari rambutnya sama dengan aroma di rambutku. Ini mengganggu konsentrasi.
Aku mengambil napas dan menghembuskannya perlahan beberapa kali, lalu kembali ke laptop untuk mengerjakan berkas-berkasku. Berkas yang kukerjakan ini adalah data penjualan dan data keluar-masuk kain di empat toko yang berbeda. Pak Said membantuku mengambil berkas-berkas itu kemarin saat aku memutuskan akan menghabiskan libur sekolah di rumah. Seharusnya aku menyelesaikannya pagi ini dan ikut mengantar Opa ke rumah sakit untuk cek up, tapi kepulangan Astro yang tiba-tiba membuatku mengubah rencana.
Aku melirik jam di ujung laptop, pukul 12.37. Aku baru saja menyelesaikan pekerjaan dan merentangkan kedua tangan ke atas karena merasa pegal mengetik.
"Udah selesai?" aku mendengar suara Astro di belakangku. Aku menoleh padanya dan menemukannya masih terbaring di sofa, sedang menatapiku.
"Kamu udah bangun dari tadi?" aku bertanya karena sama sekali tak mendengarnya bersuara sebelum ini.
"Cuma setengah jam. Aku ga mau ganggu kamu kerja."
Aku tersenyum padanya yang begitu perhatian padaku, "Thank you."
Astro mengangguk, "Turun yuk. Aku udah janji mau masakin kamu."
Dia bangkit dari sofa dan mengajakku turun ke dapur. Aku mengikutinya saja. Rambutnya sudah kering sekarang, tapi masih menguarkan aroma green tea. Aroma itu menari di hidungku saat dia menuruni tangga mendahuluiku, yang membuatku mengerti. Mungkin seperti inilah yang dia alami saat menyadari aku mengganti sampo dan memakai sampo darinya di sekolah berbulan lalu.
"Kamu duduk aja. Ga usah bantu apa-apa." ujarnya saat melihatku membuntutinya ke kulkas.
"Baiklah, Tuan Astro." ujarku sambil melanjutkan langkah menuju meja makan dan duduk di salah satu kursinya. Sepertinya aku akan jadi penonton sekarang.
Astro mengeluarkan sebuah lobster yang besar dari kulkas yang sepertinya sudah mati dan sudah dibersihkan. Apakah itu yang disebut Mbok Lela sebagai titipan dari Ray saat kami masuk?
"Itu gede banget!"
Astro menggumam mengiyakan dan tersenyum lebar sekali, "Aku mau coba masak ini buat kamu."
"Kamu baru mau nyoba masak itu sekarang? Yakin berhasil?"
"We'll see (Kita liat nanti)." ujarnya dengan penuh percaya diri.
=======
Temukan nou di Facebook & Instagram : @NOUVELIEZTE
Untuk baca novel nou yang lain silakan ke : linktr.ee/nouveliezte
Novel ini TIDAK DICETAK.
Novel pertama nou yang berjudul "Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-" ini EKSKLUSIF & TAMAT di aplikasi WEBNOVE.L. Pertama kali dipublish online di WEBNOVE.L tanggal 2 Juli 2019 dan selesai tanggal 29 September 2020.
Kalau kalian baca part berkoin di chapter 74 [PROYEK] & seterusnya selain WEBNOVE.L, maka kalian sedang membaca di aplikasi/website/cetakan BAJAKAN dan nou ga ikhlas kalian baca di sana. Silakan kembali ke LINK RESMI : http://wbnv.in/a/7cfkmzx
Semoga readers sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Nou sangat menghargai kalian semua yang mendukung novel ini dengan nulis komentar & review, juga gift karena bikin nou semangat.
Terima kasiiiih buat kalian yang SHARE novel ini ke orang lain melalui sosmed yang kalian punya. Luv kalian, readers!
Regards,
-nou-