Kekacauan di Kerajaan pt.2
Kekacauan di Kerajaan pt.2
Egara dan Corea yang semula berdiri tepat di belakang sang Raja, segera melangkah mundur karena terkejut sekaligus menghindari api yang semakin menghangatkan suasana.
Egara kembali mencoba untuk merasakan energy di sekitarnya. Kali ini atmosfer dalam KErajaan dipenuhi oleh energy dan kekuatan dari Raja Wedden.
Masih dalam keadaan diam dan hening, tiba-tiba saja Raja Wedden menyabetkan pedang apinya pada seluruh prajurit yang berada di hadapananya.
Egara dan Corea terkejut, namun mereka tidak dapat menahan sang Raja yang sedang dalam emosi tidak stabil.
Seluruh prajurit terkesiap, mereka terpukul mundur dan semakin tidak berani untuk mengucapkan sepatah katapun.
Raja Wedden lalu mengedarkan pandangannya sejenak, lalu kemudian ia memaksimalkan energinya dan memindai seluruh ruangan dengan sihir guna menetralisirnya dari energy lain.
Egara semula hanya diam. Dia hanya berpikir kalau sang Raja sedang ingin kembali menstabilkan keadaan Kerajaan setelah sebelumnya sempat kehilangan kekuatan.
Detik berikutnya, Egara dibuat terdiam setelah kedua manik matanya menangkap pandangan dari sosok putri Leidy yang berdiri di balik guci besar berlapis emas berukir naga yang berada tidak jauh dari barisan para prajurit.
Jelas terlihat oleh Egara kalau wanita berambut coklat itu tengah menatap lekat sang Raja, namun dia segera menyunggingkan senyum saat menyadari kalau Egara sedang menatapnya dari kejauhan.
Egara segera berjalan menuju sosok itu, namun dia hanya mendapati kekosongan dibalik guci besar itu.
"Egara!" teriak Raa Wedden mengejutkan. "Beri mereka semua pelajaran!"
Egara tidak dapat menolak perintah sang Raja, dia segera menyetujui dan mengambil alih pimpinan para prajurit yang masih berbaris dalam diam.
Corea mendampingi Raja Wedden yang kembali berpatroi ke seluruh ruangan di Kerajaan. Cane dengan didampingi beberapa prajurit yang tidak terlibat dalam perselisihan berdarah, menghampiri Raja dan ikut serta dalam pemeriksaan seluruh sudut kerajaan.
Raja Wedden yang telah kembali dapat menggunakan sihirnya, segera melakukan rekayasa cuaca agar kekacauan tidak semakin parah. Dia sempat terheran-heran dengan bangunan kokoh Kerajaan yang dengan mudahnya menampung banyak air hujan serta bocor dan menjadi sangat rapuh dalam waktu singkat.
"Ini bukan hujan biasa, Raja. Apa kau dapat merasakan energy lain disekitarmu?" tanya Cane.
"Aku hanya menduga tentang hal ini. Sayangnya, aku kehilangan kemampuan sihirku saat kekacauan tadi terjadi," jawab Raja penuh sesal.
"Apa Egara ada mengatakan sesuatu padamu?" tanya Cane lagi.
"Egara? Ada apa dengannya?"
"Ah tidak. Dia memiliki kemampuan untuk merasakan energy yang lain, tidakkah dia mengatakan sesuatu padamu tentang hal ini?" ucap Cane lagi.
Raja Wedden terdiam, dia mencoba untuk mengingat Egara. Tidak ada mengatakan apapun, juga tidak ada sikap yang membuatnya merasa aneh, piker Wedden.
Raja Wedden yang kembali mendapatkan kekuatannya segera menghentikan hujan dan kembali memasang pagar sihir pelindung untk wilayah Selatan. Disaat seperti ini, dia terpikir sekaligus membayangkan mengenai keadaan dari wilayah lain. Mungkinkah mereka mengalami hal yang sama?
"Raja!" teriak Egara yang bergegas menghampiri Raja Wedden.
"Maaf mengganggumu. Aku baru saja mendapat bayangan yang terlintas di kepalaku mengenai energy yang lain yang berasal dari wilayah TImur." Egara cukup terengah.
"Timur?" Corea dan Cane juga bertanya-tanya.
"Jika boleh jujur, sebenarnya aku merasa semuanya bersumber di wilayah yang dekat dengan kita. Namun penglihatanku tadi sungguh sangat jelas, sangat jarang aku salah mengenai hal sejelas ini sebelumnya," jelas Egara.
"Bukankah wanita itu telah tewas?" gumam sang Raja, mengingat sosok penyihir jahat yang menyusup sebagai wanita polos masuk ke dalam kerajaan.
"Kurasa … energy sisa dari kegelapan tidak hanya wanita itu, Raja.," kata Egara.
"Kurasa … bisa saja itu energy dari kekuatan lain, Raja. Contohnya energy dari para penjaga lautan ataupun hutan," ujar Corea menambahi.
"Benar. Bukankah semua hal di negeri ini memiliki energy? Sangat mungkin jika mereka sudah semakin kuat dan berani mengetes kemampuan Raja," imbuh Cane lagi.
Semuanya terdiam dalam waktu bersamaan.
"Raja, tidakkah kau berpikir kalau kerusuhan itu sangat mirip dengan kerusuhan di Timur? Aku tidak dapat memastikan, tapi jika kutimbang kurasa kekuatan dan energynya terasa sama besar," ujar Cane lagi mencoba menganalisa.
"Ah iya benar," ucap Corea. "Jika memang semua ini berasal dari sumber energy yang sama. Apakah ini artinya, sumber energy ini masih dalam keadaan yang baik-baik saja?" Tanya Corea. Ia segera mengerutkan dahi mencoba untuk menduga dimana sumber energy yang lain itu.
Egara tiba-tiba saja teringat mengenai Putri Leidy. Dia segera berpamit pada Raja dan mengatakan akan menyelesaikan tugasnya bersama dengan para prajurit yang sempat rusuh.
Corea merasa ada sesuatu yang ditutupi oleh Egara. Dia sempat menoleh serta emperhatikan langkah Egara untuk mengetahui kemana pria itu akan menuju.
"Berbelok ke kiri? Apakah itu ruang putri Leidy?' gumam Corea lirih.
"Raja, aku mohon ijin untuk kembali mengecek keadaan para pelayan yang mengalami kebocoran." Corea bergegas undur diri, Raja bahkan belum memberinya ijin, namun dia telah melangkah dengan cepat untuk pergi.
Raja Wedden kembali dengan kekuatannya. Energy yang lain masih terasa di sekitarnya, membuat sang Raja kembali mempertebal perlindungan. Raja juga mencoba untuk menerawang jauh semua wilayah yang berada dikejauhan.
Langit gelap mulai berangsur hilang beriringan dengan meredanya angina kencang yang memporak-porandakan halaman Kerajaan.
Raja Wedden lalu berjalan keluar. Dia semakin kesal setelah melihat penampakan Kerajaan dari luar. Sangt berantakan dan tidak layak untuk disebut sebagai rumah Raja.
Pikirannya kembali terarah pada rumah penduduk sekitar yang terkena dampak dari hujan badai yang baru saja terjadi. Setelah selesai dengan pelindung Kerajaan, Raja Wedden mengajak Cane untuk ikut serta dalam kunjungan ke seluruh perkampungan wilayah Selatan.
Raja baru memerintahkan semua pelayan untuk kembali merapikan lingkungan Kerajaan. Raja juga membawa banyak prajurit untuk membantunya selama perjalanan dan selama proses merapikan wilayah kekuasaan.
Kekacauan juga terjadi di beberapa perkampungan terdekat dengan Kerajaan. Seolah mereka hanya terkena cipratan dari keburukan yang menyerang Kerajaan.
"Apakah wilayah lain baik-baik saja?" tanya Cane yang selama perjalanan banyak diam.
"Kuharap begitu. Aku tidak merasakan adanya energy yang lain di wilayah lain," jawab Raja.
"Emm baiklah. Aku hanya tidak ingin Raja lupa kalau wilayah kekuasaan Raja tidak hanya wilayah Selatan, namun semua wilayah di Negeri Persei." Kalimat Cane yang sederhana itu berhasil membuat Raja Wedden menatapnya lekat.
Bukan marah, namun sang Raja benar-benar tersentil karena dia sempat lupa mengenai identitas dirinya untuk saat ini yang merupakan Raja Negeri Persei.
Raja Wedden lalu menatap Cane dan mengangguk samar. "Maka sebenarnya aku membutuhkan seorang pendamping yang selalu mengingatkan," ucapnya lirih diiringi senyum hangat.
***