Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Buntut Kecil yang Bergoyang di Kegelapan (1)



Buntut Kecil yang Bergoyang di Kegelapan (1)

"Dan murid-murid ini …." Nangong Xu mulai berbicara seraya menatap Lu Wei Jie dan yang lain.     

"Kalian boleh membawa mereka kembali." Long Qi berkata singkat.     

"Terima Kasih." Nangong Xu merasa sangat malu dan ia bergegas menghampiri para murid itu kemudian ia berkali-kali meminta maaf pada Rong Heng dan Long Qi, meyakinkan mereka bahwa ia akan menangani masalah ini dengan serius dan akhirnya ia tergesa-gesa pergi.     

Setelah menunggu hingga Nangong Xu dan yang lain pergi, Fan Jin akhirnya mengembuskan napas lega Ia masih merasa sedikit canggung tetapi ia memberanikan diri dan berkata, "Nangong Xu selalu jujur dan apa adanya. Ia pasti akan melaporkan masalah ini pada ayahku dan insiden ini akan ditangani dengan tepat."     

Fan Jin merasa sangat beruntung saat itu. Mengapa murid-murid bodoh seperti mereka memutuskan untuk masuk ke Akademi Angin Semilir? Mereka hanya membuat nama Akademi Angin Semilir menjadi buruk.     

Long Qi tidak mengatakan apa-apa lagi mengenai hal ini tetapi menoleh ke arah Jun Wu Xie     

"Apakah Nona muda memiliki instruksi lain untuk anak buahmu?"     

Jun Wu Xie mengangguk pelan dan berkata, "Setelah ini, bawa beberapa orang ke Akademi Angin Semilir."     

"Ya!" Long Qi ragu sejenak sebelum ia berkata, "Apakah Nona Muda sudah mempertimbangkan untuk pindah akademi? Akademi Angin Semilir mungkin bukan pilihan terbaik."     

Fan Jin yang berdiri di sebelah mereka benar-benar ingin mengubur kepalanya ke dalam tanah saat itu.     

"Tidak perlu." Jun Wu Xie menjawab singkat. Lagipula, alasan sesungguhnya ia pergi ke Akademi Angin Semilir bukan untuk menuntut ilmu.     

Masalah itu untuk sementara waktu tidak dihiraukan. Luka-luka yang dialami oleh Prajurit Rui Lin tidak abadi dan dengan sedikit perawatan, mereka akan dapat bergerak bebas. Mereka telah mendapatkan Rumput Roh Air yang mereka cari dan karena tumbuhan itu belum diproses, rerumputan itu tak akan bertahan lama. Long Qi dan kelompoknya tak dapat berada di Hutan Pertempuran Roh lebih lama lagi dan mereka segera memulai perjalanan pulang mereka.     

Setelah dengan enggan mengucapkan salam perpisahan pada Jun Wu Xie, Long Qi memimpin kelompoknya kembali ke Kerajaan Qi. Ketika ia pergi, ia berjanji untuk datang menemui Jun Wu Xie lagi ketika Prajurit Rui Lin mengunjungi Akademi Angin Semilir.     

Setelah mengamati Long Qi dan kelompoknya menghilang di kejauhan, Jun Wu Xie akhirnya memutar pandangannya setelah beberapa saat. Melihat Long Qi telah mengingatkan dirinya dengan Paman Jing, membuatnya merasa seakan ia masih tinggal di Istana Lin, dan tak pernah meninggalkannya.     

"Apa yang kita lakukan sekarang? Lanjutkan?" Qiao Chu bertanya, tangannya ditangkupkan di belakang kepalanya.     

"Ya." Jun Wu Xie menenangkan diri. Ia masih memiliki jalan panjang yang menantinya, jalan menuju ke kekuatan dan kekuasaan, jalan yang akhirnya akan menuntunnya pulang.     

Dan Jun Wu Xie dan timnya berangkat untuk meneruskan Perburuan Roh mereka.     

Dengan kehadiran karakter-karakter ini, Binatang Roh di Hutan Pertempuran Roh agak canggung.     

Dengan Perburuan Roh yang hampir berakhir, mereka tak memiliki banyak waktu tersisa untuk berburu Binatang Roh.     

Ketika itu hari sudah senja dan para murid kembali dari perburuan seru mereka dan duduk membentuk lingkaran di tepi Danau Bulan Roh.     

Jun Wu Xie menggigit daging kering itu perlahan dan memandang matahari yang terbenam, dan tak ada seorang pun yang tahu apa yang dipikirkannya.     

Tiba-tiba ia merasa sebuah tatapan terpaku padanya. Ia memutar kepalanya untuk melihat ke arah datangnya tatapan itu dan menangkap sepintas sebuah sosok kecil berlari, di antara pepohonan tak jauh dari mereka.     

Bayangan yang melintas itu tak terlalu cepat dan dengan cahaya temaram senja, ia tak dapat melihatnya dengan jelas.     

"Ada apa?" Qiao Chu menjulurkan kepalanya untuk bertanya.     

Jun Wu Xie memicingkan matanya, tetapi ia tak merasakan sebuah bahaya. "Sesuatu ada di dekat kita."     

Sosok yang menyerupai bayangan itu mungil, dan sepertinya bukan manusia.     

"Seekor Binatang Roh? Danau Bulan Roh adalah tempat di mana Binatang Roh datang untuk minum. Dengan kita duduk tepinya, banyak Binatang Roh yang mungkin mengasah taring mereka." Qiao Chu berkata sambil tertawa licik.     

"Kau harus tidur di dekat danau malam ini. Ketika kita bangun esok hari, Kakak Hua dapat mengambil tulangmu dan bermain-main dengannya. Tulangmu sangat kuat, mungkin bisa digunakan sebagai peralatan." Fei Yan berkata, menyeringai jahat pada Qiao Chu.     

Qiao Chu cemberut dan menggeser tulang ekornya untuk mendekat ke Hua Yao.     

"Tulang kecilku belum tumbuh sempurna, ketika tinggi badanku di atas seratus, aku akan memberikan tulang-tulangku pada Kakak Hua."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.