Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Diam-diam Ingin Dipertahankan (2)



Diam-diam Ingin Dipertahankan (2)

Ye Sha batuk pelan dari samping yang memberi sinyal pada Ye Jie untuk menurut. Tidak terbiasa berinteraksi dengan orang lain, setengah sisi wajah Ye Jie memerah ketika dia melangkah dengan kaki perak kecilnya, lonceng berdenting saat dia berjalan ke hadapan Jun Wu Xie.     

"Ye Jie di sini …." Dia menjawab dengan suara lemah.     

"Serahkan Tikus Neraka kepadaku." Jun Wu Xie berkata sambil mengulurkan tangannya ke arah Ye Jie. Ye Jie kemudian dengan cepat menyerahkan Tikus Neraka ke tangan Jun Wu Xie hampir tanpa ragu sedikit pun.     

Memeluk sebuah kacang kastanye di dadanya, Tikus Neraka masih mendengkur ketika tertusuk oleh ujung jari Jun Wu Xie. Tikus itu kemudian berdiri dengan grogi di telapak tangan Jun Wu Xie, cakar kecilnya masih menggenggam kacang kastanye dengan erat.     

Itu adalah hadiah yang baru saja berhasil dia rebut dari bawah kaki Tuan Mbek Mbek dan kaki Kelinci Darah!     

"Ciitt?" Tikus Neraka memandang Jun Wu Xie dengan bingung.     

Jun Wu Xie mengelus perutnya yang mungil dan dia menemukan sensasi berbulu lembut di bawah jari-jarinya yang sangat menarik.     

"Lemparkan." Kata Jun Wu Xie.     

Tikus Neraka mengerjapkan matanya dan menoleh untuk melihat Ye Jie. Ketika melihat Ye Jie menganggukkan kepalanya, tikus itu akhirnya melepaskan kacang kastanye itu dari cakarnya dan setelah dengan hati-hati meletakkannya di telapak tangan Jun Wu Xie, ia membuka mulut kecilnya dan memasukkan cakarnya ke dalam mulutnya!     

Setelah itu, Lei Chen menatap dengan mata membelalak dan rahangnya hampir jatuh ketika dia melihat Tikus Neraka berukuran kecil mengeluarkan mutiara bercahaya seukuran telur dari dalam mulutnya!     

"Ciiitttt!" Tikus Neraka memegang mutiara bercahaya di depan mata Jun Wu Xie.     

Namun Jun Wu Xie masih menggelengkan kepalanya.     

Tikus Neraka menjejalkan mutiara bercahaya itu kembali ke dalam mulutnya dan kemudian mengeluarkan sepotong batu giok yang indah keluar dari mulutnya. Mata Tuan Kecil yang berdiri di samping langsung menyala!     

"Ciiiittttt!!"     

Menggelengkan kepala.     

Artefak ajaib.     

"Ciiiittttt!!"     

Menggelengkan kepala.     

Setelah melihat hal-hal yang dikeluarkan Tikus Neraka dari mulutnya semakin lama semakin menakjubkan, Jun Wu Xie kemudian hanya menunjuk ke takhta naga emas berkilauan yang dia duduki.     

Tikus Neraka segera mengerti apa maksud Jun Wu Xie saat mengeluarkan sebatang emas dari dalam mulutnya dengan penuh gaya!     

Jun Wu Xie menganggukkan kepalanya puas.     

"Teruskan."     

Maka, Tikus Neraka kemudian melompat dari telapak tangan Jun Wu Xie dan berdiri di atas takhta naga saat itu mengeluarkan batangan emas padat dari mulutnya terus menerus ….     

Hanya dalam sekejap mata, batangan emas yang menumpuk di kaki Jun Wu Xie sudah menutupi pergelangan kakinya.     

Mata Lei Chen tertuju pada adegan di depannya, sudah tertegun jauh melampaui kata-kata.     

[Tuhanku!]     

[Mungkinkah tikus gendut yang menjadi harta karun legendaris tak berbatas?!]     

Suara dentingan yang nyaring terus terdengar di ruangan seraya Tikus Neraka terus memuntahkan emas batangan dari mulutnya. Seluruh lantai aula utama segera dipenuhi dengan emas batangan yang berserakan di seluruh tempat.     

Melihat begitu banyak emas batangan, terlalu luar biasa untuk dipercaya.     

Dan Tikus Neraka sepertinya tidak melambat sedikit pun.     

Itu tidak berhenti hingga emas batangan memenuhi setiap sudut di aula utama dan hampir meluber melewati ambang batas pintu dan Jun Wu Xie akhirnya berkata, "Baik. Cukup untuk saat ini."     

Tikus Neraka segera menutup mulutnya dan bergerak terhuyung-huyung kembali ke tangan Jun Wu Xie untuk memegang kacang kastanye yang tampak berantakan itu seraya dengan gembira kembali ke bahu Ye Jie.     

Bersikap seolah ….     

Semua emas batangan yang tak terhitung jumlahnya di lantai, bahkan tidak sedikit pun lebih berharga daripada kacang kastanye kecil yang sudah dikerikiti hingga hancur, yang semuanya diliputi dengan lubang dan bekas gigitan kecil.     

"Ambil ini dulu untuk menangani kebutuhan mendesak. Jika tidak cukup, pergi saja ke Ye Jie. Dia akan punya cukup." Jun Wu Xie berkata dengan murah hati.     

Mata Lei Chen sudah hampir dibutakan oleh lautan emas berkilauan cemerlang tepat di depannya dengan rahangnya masih di lantai, tidak dapat memulihkan dirinya.     

Ini adalah pertama kalinya dia mengetahui, Yang Mulia mereka sebenarnya … sangat kaya tak terbayangkan!     

[Tikus gemuk itu, benar-benar bukan kantung harta karun tak berdasar?]     

Qu Ling Yue menahan senyum ketika dia memandang Jun Wu Xie, matanya dipenuhi dengan kekaguman dan hormat, seperti tidak peduli apa pun jenis perbuatan yang menghancurkan bumi yang dilakukan Jun Wu Xie, itu seperti yang seharusnya bagi Qu Ling Yue, karena … Jun Wu Xie di dalam hatinya, begitu mahakuasa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.